Jatuh Bangun Bisnis Online

by - October 03, 2014

Ketika membaca liputan Mak @lusitris tentang Sukses Online Shop ala Mak Carra di Seminar Wirausaha Perempuan Berdaya Saing Tinggi yang diselenggarakan oleh Stilletto Book tanggal 6 September 2014 lalu di Kota Gudeg, Jogjakarta; saya jadi keinget kalo saya dan dua orang adik sepupu pernah menginisiasi upaya serupa olshop ini namun mandeg di tengah jalan.  

As a start, infrastruktur bisnis online hijab plus aksesoris ini sudah ada secara adik sepupu si owner background sekolahnya IT.  Web -berbayar- udah punya, buyer juga udah ada.  Tinggal promosinya yang masih perlu digenjot.  Makanya kalo kita lagi ngumpul bertiga, topik jual-menjual ini juga dibahas diseling update berita-berita terkini keluarga besar, hehehe.


From the photo session,what do you think ?

Waktu itu, salah satu yang kita anggap perlu diperbaiki supaya calon pembeli lebih tertarik dengan produk adalah tampilan produk yang dipajang di website kurang greget. Padahal kita sadar bener bahwa web site itu berfungsi sebagai etalase, 'kan ?  Dan selayaknya etalase yang kita lihat di pertokoan, harus dirancang semenarik mungkin.  Akhirnya kita sepakat untuk bikin foto yang lebih serius dibandingkan sebelumnya.  


Problem selanjutnya adalah siapa yang foto karena jika pakai jasa fotografer pastinya makan biaya walaupun tukang foto amatir sekalipun.  Karena diantara kita bertiga, saya dianggap punya ketrampilan jepret-jepret (hidungnya gede deh) dibandingkan yang lain, akhirnya sepakat jika foto session ini kita lakukan sendiri.  

Maka pada suatu akhir pekan, berkumpullah kami di rumah saya.  Selain sebagai juru potret, saya merangkap stylist baju plus pengarah gaya.  Tukang make-up nya salah seorang teman adik sepupu.  Modelnya ?  Sepupu saya yang satu lagi.  Proyek gotong-royong keluarga deh, judulnya.

Ternyata capek juga, sodara-sodara !  Kegiatan dimulai sekitar jam 10 pagi dimulai dengan pemilihan kostum, tipe kerudung yang mau difoto hingga matchingin aksesoris yang mau dipake.  Koleksi pernak-pernik saya yang tidak seberapa banyak itu pun akhirnya keluar semua !  Kebetulan saya suka aksesoris bertema etnis.  Walaupun ketika melihat hasil fotonya, itu aksesoris ada yang ga kelihatan-kelihatan amat.   Selesai menjelang sore hari (lap keringet (^_^).

Lokasi pemotretan di halaman belakang rumah.  Mikirnya simpel aja, perlu backgrond polos tapi gak punya backdrop hehehe.  Untungnya  cat dinding halaman belakang berwarna putih, dianggap cukup mewakili, walau belakangan dari artikel fotografi yang saya baca jika dinding kurang baik menjadi background karena sifatnya yang meredam cahaya.  Pantes, foto-fotonya kurang kelihatan "shiny" but anyway, hehehe.


Sneak peak karyanya Aci

Singkat cerita, bisnis online-nya mati suri.  Alasannya macam-macam; dari kita bertiga, dua masih jadi pegawai, satu orang aja yang murni berkarir di rumah.  Yang kerja, masih sibuk ngantor, begitu week-end sudah dihujani urusan rumah.  Yang ga gawe kantoran, kalo akhir pekan, punya aktivitas lain lagi.  Sounds familiar ?  Klise banget 'kan alasannya ? Tapi intinya, kami bertiga ngga fokus.  Ternyata ga ada tuh side business atau bisnis sampingan.  Walaupun ngakunya "sampingan" tetep aja perlu konsentrasi dan alokasi waktu khusus untuk dibina.  Itu pembelajaran yang saya peroleh.  Kalo punya pendapat lain, silahkan drop di kolom komentar.  Speak up, please...^_^

Dasar ga bisa diem, sekarang sepupu saya yang jadi model foto di atas, lagi banyak ide membuat aksesoris seperti bros atau headpin berbahan kain kombinasi dengan beads. Atraktif dikenakan untuk hijab atau busana.  Hasil karya Aci -begitu namanya- bisa diintip di Facebook atau follow Instagramnya di Acimoy.

Kesimpulan saya, bisnis -apapun itu- baik bisnis online atau off line; ggak gampang tapi bukan berarti tidak mungkin.  Hal itu sudah dibuktikan oleh 2 kawan dunmay saya; Carolina Ratri aka Carra dan Lusi dengan Ladakanya.

Nah, masih berani punya bisnis online ?



You May Also Like

12 comments

  1. semua tuh memang butuh konsistensi ya mbak

    ReplyDelete
  2. Bener mak. Gampang-gampang susah. Gampangnya pas ngehayal. Susahnya pas ngejalanin. Hehe. Butuh mental dan stamina kuat euy.. ^^v

    ReplyDelete
  3. Sebenernya bisa saja bisnis sampingan sukses asal diseriusi. Bukan mentang2 sampingan trus dikesampingkan. Punya bisnis sampingan tuh berarti harus punya cadangan tenaga ekstra. Ibaratnya, biasanya bisa istirahat jam 20.00 karena punya bisanis sampingan, bisa saja jam 2 pagi baru tidur untuk mengelola bisnis sampingannya. Yang salah adalah mind set yang berpikir bisnis sampingam jadi ngerjainnya kalau lagi longgar aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Butuh asupan tenaga seperti batere energizer atau lithium gitu, 'kali ya ? Biar tenaganya ON terus ^_^

      Delete
  4. Naaahhh, benar itu.
    Akhirnya aku sendiri sekarang harus mengamini, bahwa nggak ada itu bisnis sampingan. Ada juga bisnis paralel. Bisnis yang jalan paralel. Bareng. Bukan sampingan. Kalo sampingan kan ngerjainnya hanya di waktu-waktu 'samping', yang mana nggak pernah ada :))))
    Tapi bisnis paralel, gimana caranya agar jalan bareng dengan aktivitas utama, yang mana tergantung banget dengan kepinteran kita me-manage waktu :D

    Semangat Mak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Time management plus disiplin dengan To Do List yang sudah dibuat tampaknya bisa jadi way out ya, Mak ?
      *saling_menyemangati*

      Delete
  5. Katanya sih, kalau bisnis online itu harus nekat :)
    Lagi pengen punya toko online, tapi masih bingung bentuknya apa :D

    ReplyDelete

Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !