Pernahkah terpikirkan jika kita harus membeli udara untuk
bernafas ? Saat ini saja, khususnya bagi
kita yang tinggal di kota besar, memerlukan usaha ekstra jika ingin menghirup
udara segar bebas polusi, tujuannya jika bukan ke pinggir laut pastilah ke daerah
pegunungan. Artinya ada dana ekstra yang
di atas nama liburan kita sisihkan untuk “membeli” sebuah kesegaran. Denga sadar, kita juga rela menganggarkan
sekian rupiah dari bujet kita untuk membeli air kemasan untuk minum, masak
bahkan mandi dengan pertimbangan kesehatan.
Jauh sebelum adanya kesadaran aksi “Go Green” saat ini, di
awal tahun 70-an, Dr. Seuss telah mengilustrasikan betapa mengerikannya dampak eksploitas
alam yang disebabkan oleh keserakahan industri.
Adalah suatu kota bernama Thneedles. Kota yang bersih, menyenangkan, penduduknya
diliputi keriaan sepanjang tahun. Bahkan
bukan musim dingin pun, warga masih dapat melakukan aktivitas di atas salju
yang anehnya tidak meleleh walau di bawah sinar matahari. Sayangnya semua itu bukan hal alami.