Serunya Wisata Satu Hari di Cirebon
Saya lupa tepatnya kapan, namun di salah satu majalah wanita
terkemuka negeri ini pernah memuat artikel tentang Wisata Sehari di Cirebon. Bayar sekian rupiah sudah termasuk tiket
kereta api PP Jakarta-Cirebon, 2x makan [pagi dan siang] berikut ke beberapa
tempat wisata. Bagi saya yang no
problemo “jalan” tanpa ditemani pasukan [baca: suami & anak-anak], paket
seperti ini patut dicoba.
Jadi ketika teman-teman alumni SMA woro-woro kalo mereka
bakal ngadain perjalanan serupa di akhir Januari lalu, maka itu artinya sama
dengan pucuk dicinta ulam tiba. Setelah
dapet green light dari Suami Ganteng, langsung aja daftar sama panitia. Walaupun Cirebon pernah jadi tujuan liburan
keluarga beberapa tahun yang lalu, namun melancong ke sana dengan menggunakan si
ular besi plus teman perjalanan yang
berbeda pasti rasanya ga bakal sama.
Gambir di waktu Subuh, rame bo ! |
Dan perkiraan itu pun tidak meleset. Keriuhan sudah dimulai semenjak kaki menjejak
Stasiun Gambir. Meeting point di depan
Starbuck pukul 05:30 dan ditunggu hingga setengah jam sebelum keberangkatan, begitu
pesan panitia. Mengingat rumah paling
jauh, Bogor bo, maka pukul 4 empat pagi sudah meluncur di jalanan. Jalanan lengang bingits. Bogor – Gambil tidak sampai 60 menit. Tak lama Suami Ganteng memarkir mobil di pelataran Gambir, azan Subuh terdengar berkumandang.
Udah lama banget ga menginjak Gambir, terlebih pukul
segitu. Kirain sepi, gak tahunya, wuihh
rame pisan terutama di bagian dalam stasiun.
Entah itu yang baru tiba dengan kereta malam maupun yang hendak pergi
dengan kereta pagi seperti kami. Kedai ataupun
resto kecil sudah banyak juga yang membuka gerainya karena tidak sedikit orang
yang menunggu jadwal keretanya sambil mengisi perut.
Yang pergi tidak saja individu, banyak terlihat dari
kelompok-kelompok yang berkumpul. Setelah
diperhatikan seksama, tertanya tidak sedikit yang bepergian dalam grup terlihat
dari dress code yang dikenakan. Ada grup
yang isinya ibu-ibu saja, terlihat dari nuansa orange pada pakaiannya. Lalu kelompok pria dengan atribut kamera,
hmmm rupanya mau hunting foto.
Ketika jarum jam hampir 15 menit lagi menuju pukul 6 pagi, dan
teman panitia selesai membagikan karcis, kami pun bergegas menuju peron. Eits, rupanya rombongongan-rombongan yang
saya sebutkan tadi juga ikut bergerak. Oh,
ternyata banyak yang setujuan dengan kami, menaiki Cirebon Express.
Selama ini naik kereta hanya KRL alias commuter line, itupun
sesekali. Ga pernah naik kereta dengan
tujuan yang jauh, seperti orang-orang yang pada mudik. Jadi baru tahu kalo proses naik kereta itu ga
mirip dengan naik pesawat terbang. Tunjukkan
karcis pada petugas pemeriksa karcis sambil menyerahkan kartu identitas, hihihi
norak nian !
Ngga terasa perjalanan kurang lebih 3 jam terlewati, sukses
tak pake tidur. Padahal interior gerbong Kelas Eksekutif ini nyaman banget; AC sejuk dan jok yang empuk cocok banget untuk bobok. Reclining seat yang niatnya mau
merem, gantiin jatah tidur yang kepotong karena harus bangun sebelum Subuh tinggal niat semata. Sandaran ditegakkan kembali dan posisi tempat duduk dibuat berhadapan supaya enak untuk ngoborl. Gimana ya, pergi sama rombongan lenong, jadi bawaannya mau ketawa
terus, saling ledek, alhasil niat tidur terlupakan sudah. Singkatnya, udah pada ga inget umur, dan lupa
[sejenak] anak plus pasangan di rumah, hihihi.
Belum lagi ada "hukum tak tertulis"; kalo tidur jadi sasaran foto. Alhasil, dalam 3 jam perjalanan banyak bersliweran meme di WA grup. Posenya ? Kawan-kawan yang tidur di kereta !
Touch down Cirebon en foto ! |
Gerimis menyambut kami di Stasiun Cirebon tapi suasana
hangat masih terbawa hingga menaiki bis untuk membawa kami mencicipi emal
gentong, kuliner Cirebon yang udah terkenal itu. Selain empal gentong, disediakan juga tahu
genjrot. Sayangnya saya lupa nama restoran yang letaknya di pinggir jalan
ini. Usai mengenyangkan perut, kami pun
diantar ke tempat kerajinan kerang. Nah,
yang ini saya belum pernah tahu walaupun pernah mengunjungi Cirebon beberapa
waktu lalu.
Keriuhan di Empal Gentong |
Kerajinan Kerang Khas Cirebon
Oleh pihak tour kami dibawa ke tempat semacam pabrik,
letaknya di Astapada tepat di seberang Tol Cirebon Barat atau Jalan Ki Ageng
Tapa Kecamatan Tengah Tani. Tak ada
papan penunjuk bahwa tempat itu adalah toko menjual kerajinan, yang terlihat
hanya tulisan CV. Multi Dimensi, Capiz Shell Handicraft Indonesia.
Kursi dari kulit kerang |
Setelah masuk ke dalam yang juga menjadi
ruang display, baru terlihat barang-barang yang mereka produksi. Ternyata perajin kerang ini sudah berdiri
selama sepuluh tahun dan sudah penggemar baik di dalam maupun luar
negeri hasil mengikuti pameran di negeri sendiri dan manca negara. Oleh Harian Kompas, kerajinan kerang hasil
Pantai Utara Jawa hasil ibu Nur Handiyah ini pernah dinyatakan sebagai
oleh-oleh kerang khas Cirebon, berupa pernak-pernak dekoratif maupun
perlengkapan makan hingga aksesoris.
Batik Cirebon
Ada yang bilang, belum ke Cirebon jika belum ke batik
Trusmi. Namun rupanya, batik Cirebon
tidak hanya Trusmi. Saat itu pula saya
baru tahu jika Trusmi itu nama jalan yang akhirnya jadi daerah yang terkenal
akan batiknya. Kali ini kami dibawa ke
area yang letaknya sepelemparan batu dari Trusmi yaitu Jl. Panembahan, Plered.
Mirip dengan Jl. Trusmi, di ruas jalanan yang tidak lebar
ini, kiri-kanannya dipenuhi oleh rumah-rumah yang juga berfungsi sebagai
display batik. Jadi nambah lagi
pengetahuan saya tentang Cirebon, bahwa batiknya ngga Cuma di Trusmi, tapi ada
yang lainnya.
Hamparan batik |
Dari waktu yang dijadwalkan, kami pun molor berdiam di
spot ini. Harap maklum, mengingat 80%
peserta jalan-jalan alumni ini adalah wanita yang kabarnya adalah spesies
penggila belanja plus objeknya batik pula, gak cukup rasanya hanya
mengunjungi satu tempat saja. Terlebih
sang ketua panita adalah pehobi batik, jadi yaa...gitu deh ^_^
Yang kalap borong batik |
Yang seru dari batik pesisir adalah warnanya yang gonjreng,
colorfull. Harganya pun variasi,
tergantung jenis bahan dan cara pembuatan, dari puluhan ribu hingga 14 juta
juga ada !
Nasi Jamblang Ibu Nur
Kalo ngga inget perut udah minta diisi lagi plus masih ada
spot lain yang akan dikunjungi, bisa-bisa lama lagi di kulakan batik ini. Batik bener-bener bikin mabuk kepayang.
Jadilah siang itu perut kosong kami diisi nasi jamblangnya
Ibu Nur. Oleh mba Diana, Tour Guide kami
hari itu, diberitahukan bahwa paket makan siang kami adalah 4 pilihan, itupun
sudah termasuk nasi. Jadi paket itu
adalah nasi plus 3 lauk pilihan bebas lainnya.
Oke deh, paham.
Gambar dipinjam dari sini |
Karena Jl. Cangkring II no 45, Cirebon ini tak bisa dilalui
oleh bis dan hanya bisa dilalui oleh mobil pribadi saja, maka kamipun berjalan kaki dahulu. Ketika masuk ke dalam, saya langsung menghela
napas melihat antrian yang mengular padahal jam makan sudah lewat 2 jam yang
lalu. Belum lagi tempat duduk yang nyaris
dipenuhi tamu. Hadeeuhh, dimana kami
yang ber-27 ini harus duduk ?
Makin mendekati
meja sajian, makin bingung lihat makanan yang didisplay. Hampir 30 jenis makanan yang bisa kita pilih. Sold item di rumah makan Ibu Nur ini adalah
cumi hitam, pepes telur asin dan perkedel kentang. Teman sampai ada yang bungkus, untuk
oleh-oleh orang rumah katanya.
Kasultanan Cirebon
Icip-icip kuliner sudah, hasil kerajinan juga iyes, sekarang
waktunya mengingat [pelajaran] sejarah.
Singkatnya gini, berdasarkan sejarah berdirinya Kerajaan
Cirebon, pada akhirnya berdirilah 2 trah yakni Kasepuhan (sepuh a.k.a
tua) dan Kanoman (atau muda) pada masa Sultan Ageng Tirtayasa. Hingga salah satu keturunan Kanoman ingin
mendirikan kerajaannya sendiri yang kemudian dikenal sebagai Kacirebonan. Alhasil Cirebon memiliki 3 kesultanan; yaitu Kasepuhan,
Kanoman dan Kacirebonan. Sayangnya ketika masa kolonial Belanda, campur-tangan
penjajah tersebut terlalu dalam hingga menyurutkan peranan kesultanan-kesultanan
tersebut tidak saja dalam kehidupan sosial bahkan termasuk kekuasaannya terbawa
hingga akhirnya Kacirebonan dihapuskan dan berdirilah Kota Cirebon.
Sejarah yang kurang menyenangkan, menjurus ke arah
mengenaskan. Mungkin itu pula yang
tergambar manakala mengunjungi istana yang kondisinya terlihat kurang terawat
dan sepi pengunjung. Padahal itu akhir
pekan, waktunya orang libur. Atau karena
hari menjelang sore ? Entahlah. Makin menyayangkan manakala melihat ada
artefak seperti porselen kecil segi empat atau lingkaran yang ditempel di
dinding istana tercongkel dari tempatnya.
Padahal setiap lempeng itu layaknya relief pada candi, ada gambar di
setiap permukanannya. Bercerita tentang
sejarah pada masanya.
Adanya kegiatan anak-anak latihan menari di salah satu rumah
yang mirip padepokan di halaman kesultanan, sedikit memeriahkan suasana. Terlepas dari semuanya, istana tempat Sultan
Kasepuhan tinggal yang kami kunjungi sore itu adalah sepi dan nampak kurang
terawat.
Hhgggg, kapan ya Indonesia punya wisata istana peninggalan kerajaan Indonesia seperti di luar negeri itu ?
Oleh-oleh Khas Cirebon
Belum sah jalan-jalan rasanya kalo pulang bepergian ga bawa
oleh-oleh. Serasa ada yang kurang. Untuk menutup hari, kami pun digiring ke
sentra oleh-oleh khas Cirebon padahal jarum jam sudah di angka 5 sore. Walahh, padahal kereta ke Jakarta berangkat
pukul 18:15. Apa keburu mengingat
kalapnya para perempuan di tempat batik, bukannya ga mungkin kejadian yang sama
bakal terulang, hehehe. Dan ternyata ga
salah tebakannya. Ngga yang perempuan aja,
para lelaki pun sama hebohnya milih oleh-oleh khas Cirebon yang bakal dibawa
pulang sebagai tanda bukti setoran untuk orang rumah.
Mulai dari terasi, aneka kerupuk, dodol, manisan, abon dan makanan kering lainnya seperti keripik tempe. Karena kami sekeluarga penyuka kerupuk, maka pilihan saya ga jauh-jauh dari aneka kerupuk. Ada kerupuk udang, kerupuk ikan. Untuk sirop, saya pilih sirup segar asli jeniper alias jeruk nipis peras. Soalnya udah bosen sama sirup manis merek Tjampolay.
Hasil jarahan di toko Pangestu ^_^ |
Mendekati pukul 6 sore, kami masih di Pangestu, tempat
oleh-oleh. Rombongan jadi panik,
oiii...pulang oii ! Gak lucu banget kalo
sampe ketinggalan kereta. Ga tahunya kekhawatiran boleh diabaikan karena si toko cuma sebelahan
doang dengan stasiun kereta, jiaahhh.
Sampai di peron, orang sudah berkerumun hendak menaiki
Cirebon Express. Setelah diperhatikan,
banyak rombongan yang sama ketika kami berangkat pagi tadi dari Gambir. Artinya tidak sedikit yang menyukai program liburan sehari ke Cirebon ini.
Jakarta, here we come ! |
Peron sepi di waktu senja |
Untuk yang bosen dengan tujuan week end yang itu-itu aja,
bisa pilih paket jalan-jalan sehari keliling Cirebon dengan itinerary seperti grup kami ini. Dijamin perut kenyang, hati senang !
****
Total biaya adl Rp. 565.000 terdiri atas :
- Biaya kereta api Rp 350.000 pp (Eksekutif)
- Paket one day tour Rp.215.000 (min 40 org, bs menjd lebih murah apabila peserta 50org).
- Mencakup biaya KA pp, biaya bis, BBM dan parkir, 2kali makan, 1kali jajan pasar, tips utk driver, tour guide, air mineral, HTM objek wisata, dan lokal guide.
Info mengenai Wisata Sehari Cirebon bisa juga dilihat di sini.
47 comments
Asyik bener Mba :D
ReplyDeleteKeretanya cozy banget dan semuanya bikin nyaman ya, ada tour guide segala...
Kapan2 kita jalan2 sama Blogger yuk rame2 :D
ide bagus tuh, mba Ani
DeleteAsik ya Mbak PP Jakarta - Cirebon. Saya pun kalau ke Cirebon lebih suka naik Cirex ekonomis soalnya
ReplyDeleteasli sana, mba Put ?
DeleteJadi kepengen... Sudah 20 tahun nggak travel keliling Jawa...:)
ReplyDeletemungkin sekarang saatnya untuk keliling lagi, mba Muti
DeleteWah batik2nya bagus2 ��
ReplyDeletesanga bagus, mba Ren. pokoknya kalap deh, kalo ga inget kantong :)
Deleteseru mbak. cuma satu hari aja udah bisa kebeberapa tempat. sayang min groupnya besar sekali >.<
ReplyDeletesedikit juga bisa siiyyy, tapi bayarnya jadi lebih mahal.
DeleteNaksir batiknya mak, ada nggak mak, lempar sini donk satu, oleh2 blogwalking..hehe
ReplyDeleteBatiknya emang bikin ngencess, saya aja sampe bingung milihnya
DeleteWah kampung halaman sayaaaa! hihihihi :D Cirebon sekarang gampang dicapai juga dari Bandung euy, makasih PT. KAI!
ReplyDeleteCirebon - Bandung pake mobil juga deket, ya mba ?
DeleteBTW, kampung halamannya emang okeh bingits deh.
pake mobil lebih lama, macet & jalan jelek. bisa sampe 7 jam. naik kereta 4 jam doang :D
Deletekalau aku ke Tegal malah pengin bablas ke Cirebon, deket banget sih :D
ReplyDeletekalau ke Cirebon kurang lengkap kalau nggak belanja batik :D
Saya malah belum pernah ke Tegal, cuma lintas aja kalo lagi jalan ke Jogja.
DeleteBoleh juga nih dicoba. Salam kenal, Mak :)
ReplyDeleteSalam kenal juga, Mak Fita. Insya Allah ga nyesel kalo dicoba
Deletewah ternyata ada juga yag wisata sehari ke cirebon. saya tinggal di cirebon .. Ada juga batik di daerah Ciwaringin yg motifnya berbeda dg yg di trusmi
ReplyDeleteKelihatannya 1-day trip banyak peminatnya lho, mba.
DeleteJadi kita-kita inilah yang bikin macet kotamu kalo week end hihihi
Waaah nasi jamblang ibu Nur!!! Ngiler dehhh :9 Mbaak beberapa menit dari Cirebon ada situs prasejarah Cipari, menarik juga lho ^^
ReplyDeletetiananana.blogspot.com - traveling ke Kuningan
Nasi Jamblangnya Ibu Nur, topnya puoll deh. Masih terbayang2 nih rasa masakannya.
DeleteSeru banget mbak di dalem keretanya, aku belum pernah mbaaak >.< #Mupeng
ReplyDeleteKerajinan kerangnya juga bagus banget deh, kesannya mewah gitu kayak di istana-istana hehehe
www.knewtolittle.com
karena belum pernah, better try it ^_^
Deletewahahaha, asiik nih yah ikutan trip2 rombongan kaya gini, biaya lebih hemat pulaak.. bisa di coba nih kapan2 :D
ReplyDeletealternatif acara kumpul-kumpul, mba Ranii. Sesekali outdoor, daripada di resto atau caffee melulu
DeleteWahh senang y kota ku jd tujuan wisata 1 hari..kampung batik cuma 15 menit dr rumah ku mba..masih banyak mba tempat luar biasa yg belum dikunjungi,ada gua sunyaragi,astana gunung jati makam tempat sunan gunung jati dan kerabat kesultanan cirebon,dan kuliner y masih banyak bgt mba..itu makan empal gentong di h.apud bukan mba ?..
ReplyDeletemba Dewi, kemarin tidak sempat ke Gua Sunyaragi karena kesorean. Pengennya sih ke banyak tempat, apa daya, jadwal kereta tak bersahabat hehehe.
DeleteBetul, kami makan empal gentong di H. Apud.
Seneng bisa jalan-jalan ke Cirebon lagi.
#PaketTourCirebonHEMAT
ReplyDeletePaket Tour Cirebon Hemat *Keraton Kanoman (Silent Palace)
ITINERARY
09.00 - 09.30 Jemput di Stasiun KA Kejaksan Cirebon
09.30 - 10.00 Melewati Bangunan Cagar Budaya *Jajanan Khas Cirebon
10.00 - 11.00 Tour Keraton Kanoman
11.00 - 12.00 Tour Goa Sunyaragi
12.00 - 13.00 Makan siang Empal Gentong H. Apud
13.00 - 14.30 Tour Industry Kerajinan Kerang
14.30 - 16.30 Belanja di Desa Trusmi Batik
16.30 - 17.30 Oleh - oleh Khas Cirebon
17.30 - 18.00 Kembali ke Stasiun KA Kejaksan Cirebon
18.00 - Tour Selesai
HARGA PAKET TOUR CIREBON :
Rp370.000,- (5 Orang)
Rp295.000,- (10 Orang)
Rp245.000,- (20 Orang)
Rp205.000,- (30 Orang)
Rp185.000,- (40 Orang)
Rp165.000,- (50 Orang)
Rp145.000,- (60 Orang)
HARGA TERMASUK :
ARMADA WISATA, MOBIL / ELF / HIACE / BUS MEDIUM / BIG BUS (AC)
TIPS DRIVER, BBM, PARKIR
TOUR GUIDE
MAKAN PRASMANAN 1X (KHAS CIREBON)
JAJANAN PASAR 1X (KHAS CIREBON)
AIR MINERAL 600ML
HTM OBJEK WISATA
LOKAL GUIDE
RESERVASI & BOOKING :
PLESIR WISATA GROUP
0231-324282, 087710663947
wah, berasa banget cerita ini, karena suami berasal dari cirebon jadi ingat cirebon pas baca tulisan ini.. kulinernya manteb.. he2.. salam kenal mb, monggo mampir di blog saya jg ya tp malu niy masih pemula bangeeet... http://catatan-ummu-aisyifa.blogspot.com/
ReplyDeletemba.. ada contact person umtuk paketannya gak? sepertinya aku tertarik
ReplyDeletewah seru ya mbk , jadi makin tertarik buat kesana , memang sbelumnya sudah diniatkan awal tahun ini mw kecirebon, hasil liyat tulisan di blog mbk jdi makin penasaran ihirr :)
ReplyDeleteterima kasih mba sudah sharing ttg kota Cirebon
ReplyDeletenumpang info yaa
Paket Tour Cirebon Murah, Paket Wisata Cirebon Hemat
harga mulai Rp 215.000/orang
http://tourcirebon.com/paket-tour-cirebon-1-hari.html
Paket Wisata Lainnya:
Paket Wisata Bali 3 Hari 2 Malam (termasuk Tiket Pesawat PP) Harga cuma Rp 1.800.000/orang.
link: http://tourcirebon.com/paket-wisata-bali-3-hari-2-malam...
dijamin PALING MURAHH
Hubungi Kami:
www.TourCirebon.Com
Hp./SMS : 0896-3019-0888
Pin. : 51A57AB7
Email : admin@tourcirebon.com
Yups, Cirebon punya pesona tersendiri, terus, batik pesisirnya itu lhoo, motifnya cakep-cakep mbaa.
ReplyDeleteAku sering ke Cirebon, tapi belum semua kujelajahi
ada yang kurang kulinernya "NASI LENGKO" haji barno di jalan pagongan. dijamin ngeces... saya orang crb aja nagih biasanya artis atau orang2 pelancong pasti visit ke situ. recomended bgt mbak
ReplyDeleteSeru banget nih mbak..boleh dicoba pas mudik nanti
ReplyDeletewah bagus bagus ya mbak kerajinan kerangnya. cocok nih buat oleh oleh dari wisata ke cirebon
ReplyDeleteKayaknya kalau rpmbongan gitu sering diarahinnya ke toko Pangestu kalau mau cari oleh-oleh, ya. :)
ReplyDeletemantap artikelnya, kepingin pulang kampung.
ReplyDeleteWaduuuuuh jadi pengeeeeeen...
ReplyDeleteApalagi lihat batiknya, Jadi kepengen tak jahit semuaaaaaaaa.....
Waahh luar biasa blog nya..
ReplyDeleteSemoga sukses selalu dan maju terus..
Salam kenal dari saya..
seru banget top deh
ReplyDeletepakettourjogja
blognya bagus, tulisannya bagus.
ReplyDeletePaket Wisata Jogja
informasinya tentang diary terutama di cirebon ini sangat bagus sekali. kalau bersedia agan juga mampir ke olshop toko produk nasa kami di cirebon
ReplyDeletedistributor nasa cirebon
distributor crystal x cirebon
Empal Gentongnya mantul ya, pengen banget nyoba masakan asli cirebon
ReplyDeleteYa ampuuun aku kangen jalan2 begini :(
ReplyDeleteCirebon itu aku biasanya hanya transit kalo mau ke solo. Transit cari makan :p. Pastinya nasi Jamblang ATO empal gentong yg dicari. Aku blm pernah kliling kotanya utk wisata sih. Kapan2 harus memang.
Itu yg aturan kalo jalan bareng , trus siapa yg tidur bakal jadi meme foto, sama aja yaaa kayak grub kantorku kalo outing hahahaha.
Tapi supaya mukanya ga ancur2 banget rata2 kami udh sedia masker dari dulu mba. Tujuannya utk nutupin mangap mulut kalo ketiduran wkwkwkkkwkw
Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !