Polah Si Pemburu Gambar
Ternyata mengambil foto di tengah kerumunan sangat berbeda dengan menjepret obyek diam. Selama ini seringnya memfoto orang-orang yang emang niat difoto alias foto narsis. Kalau orang yang mau difoto narsis to the max (hallah !) ga usah diperintah kadang udah nyosor gaya duluan. Hampir sama dengan memfoto pemandangan atau landmark di lokasi tertentu misalnya, karena obyeknya yang diem, justru kitanya yang harus aktif bergerak untuk cari angle yang baik.
Maka ketika lihat kerumunan manusia sebanyak itu untuk menonton Perayaan Cap Go Meh di Jl. Suryakencana, mendadak bingung. Kalo sampe ga dapet tempat yang strategis, bisa-bisa nanti yang kefoto cuma kepala-kepala hitam lautan manusia ajah. Akhirnya mata jelalatan cari tempat-tempat yang lebih tinggi sampe coba naik trotoar segala. Namun kurang puas karena pijakannya kurang solid, ngeri jatuh.
Yang berpikiran cari tempat strategis untuk moto ternyata bukan saya seorang. Sayangnya tempat-tempat strategis tersebut sudah ditempati orang. Rupanya tidak sedikit yang datang ke lokasi jauh-jauh lama sebelumnya. Bela-belain nongkrong berjam-jam padahal acara baru akan dimulai pukul 5 sore. Ruko-ruko sepanjang Jalan Suryakencana yang akan dilalui pawai juga sudah pada tutup. Dan mereka lagi ga berbaik hati menyediakan balkon atau jendela rukonya pada selain penghuni.
Hunting tempat terus berlanjut sampai akhirnya saya dan suami melihat mobil pemadam kebakaran diparkir di depan Pasar Bogor. Letaknya tidak jauh dari panggung kehormatan, pas di pinggir jalan raya. Perfect ! Mungkin itu sebabnya atapnya sudah diduduki oleh beberapa orang pemburu gambar. Kamipun mendekat, berniat minta ijin hal yang sama pada bapak-bapak petugas. Yet, it was not easy as we thought before. Alasannya cukup dimengerti tapi gemes juga, yang lain boleh kok kami tidak ? Tak lama setelah kami utarakan maksud untuk yang kesekian kalinya (pffff !!) akhirnya seorang petugas bertanya dengan suara tegas; "Ibu, mau foto 'aja 'kan ?" Ya iya lah, pak. Masak iya udah bawa kamera kayak gini mau dianggurin ? "Ya udah, Bu, naik aja. Hati-hati, tangganya tinggi."
Alhamdulillah, akhirnya diijinkan juga. Kalau bukan karena si Cap Go Meh, mana juga kita boleh naik-naik mobil pemadam kebakaran kayak gini ?! Dan hari itu pula, resmi pertama kali saya naik ke atas atap mobil pemadam kebakaran untuk foto-foto, saudara-saudara ! 1st experience ever and only God know when it would happen again ^_^
Begitu sampai di atas, ternyata memang tidak salah pilihannya. Saya perkirakan tinggi mobil sekitar 2,5 meter dari permukaan tanah. Cukup mumpuni buat saya yang newbie ini untuk mengambil gambar tanpa kesodok orang kesana-kemari. Sayangnya posisi mobil yang tegak lurus dengan jalan hanya memungkinkan kami-kami yang berdiri di atas kap mobil mendapatkan angle dari bagian samping aja. It is another challenge !
Dengan ketinggian yang sedemikian memungkinkan saya melihat dari sudut pandang yang tidak umum. Jika umunya kita mengambil gambar obyek selalu tampak depan. Maka kali ini saya bermain-main dengan penampakan bagian belakang.
View from the top |
View from the backside |
'ma kasih ya, Paa..kkk !!!" |
"Menghalalkan" segala cara eh rayuan, untuk dapetin gambar yang diinginkan.
Mungkin di situ sensasinya menjadi jurnalis foto (?)
Sometimes it's not about the picture but about story how we get the picture.
Salam jepret.
14 comments
Aku juga suka motoin tukang foto ^_^ biasanya kalau gagal ngejar obyek dlm kerumunan ya udah tukang fotonya aja deh...
ReplyDelete...dan ternyata seru ya mba Arin, hehehe
DeleteWaahhh... dari dulu aku pingin deh belajar moto gini. Asyik ya pasti. Tapi kameranya mahal euy.
ReplyDeleteBelajar bisa pake kamera apa aja kok mak, pake kamera handphone juga ok kok. Optimalkan menu-menu yang tersedia. Semangat belajar ! ^_^
DeleteFotografernya memang gigih. Asyik ya, Mak...bisa naik ke atas mobil pemadam kebakaran buat ambil foto :)
ReplyDeleteJadi punya pengalaman baru :)
DeleteWahahaaaa seru banget ya. Aku udah dibeliin mirrorless tapi gak ada lensa telenya. Trus motretnya juga masih malu2 & takut2 kalau yg difoto gak berkenan. Heheheeee
ReplyDeleteYang ini ga pake tele, Mak Lusi, pakenya yang medium range 18-200mm. Yg tele rasanya kok lebih sempit framenya. Udah gitu, kemaren fotonya pake jurus cuek, hehehehe alhamdulillah lancar ^_^
DeletePaling seru emang kalau berburu foto. Perjuangannya lumayan Kareena bersaing dgn banyak orang. Cuman mau nanya kalau mau foto org izin dulu ga
ReplyDeleteYang ini gak pake,hehhehe, bandel yak?
DeleteU tunf sekarang sudah ada drone ya yg punya kemampuan sampai 4x zoom, jadi gak pusing-pusing deh cari tempat jepret ��
ReplyDeleteCanggih ya? Aku belum sanggup nge-drone. Om Darius aja dehh ^_^
DeletePR ku terbesar juga saat memotret di keramaian. Langsung mati gaya karena tubuh pendek. Biasanya juga aku cari cari tempat yang bisa mengalahkan ketinggian kepala orang-orang. Tapi kalau tak ada dan putus asa seperti memotret Festival, aku akan menggunakan ponsel dengan tongsis saja. Hasilnya Kadang dapat bagus dan sering jelek. Apa boleh buat 😂😂
ReplyDeleteLebih atraktif gaya fotografernya ya hihi manjat segalaa
ReplyDeleteHai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !