3 Cara Menikmati Bangkok

by - April 25, 2016

Kali ini mau cerita tentang perjalanan semi tak terencana ke Bangkok.  Kenapa dibilang 'semi'?

In terms of destination, setelah liburan ke Singapura tahun 2013, memang tercetus untuk liburan bersama ke Bangkok.  

Why Bangkok?  
Well, why not?


tips-travel-3-cara-menikmati-bangkok



However the honest answer because, it cheaper than Singapore. Yup, budget is important to consider. Next, Thailand's culinary is awesomely delicious.  Thus, they also have an attractive tourism spot.  Not to mention, my husband's cousin is living there!  What you could ask for more?

Itu dari sisi alasan memilih Bangkok sebagai tujuan family trip kali ini.  In terms of waktu, ini yang masih belum jelas.

Namun ketika proyek yang saya tangani sudah fix berakhir di akhir Februari, langsung ancang-ancang kalo Maretnya mau tetirah dulu. Masalahnya itu bukan masa liburan anak-anak sekolah.

Setelah mengamati kalender Maret 2016, ternyata ada hari libur Nyepi di minggu pertama bulan Maret, yang jatuh in the middle of week.  Blessing in disguise-nya, Kakak Cantik kasih tahu jika di periode tersebut ternyata dia libur sehubungan UN SMA; alhamdulillah. Untuk Adek Ganteng yang duduk di bangku SD, dengan berat hati  diputuskan kami akan minta ijin dua hari tidak masuk sekolah, dari rencana 5 hari yang dialokasikan untuk trip  *mencari pembenaran* ^_^.


Next question, what would we do while we were in Bangkok?


Bangkok Kota Belanja

Hasil gooling menunjukkan bahwa Bangkok termasuk kota di Asia Tenggara dengan jumlah mall yang cukup tinggi.  Saking pengen tahunya jumlah mall yang ada di Bangkok, pencarian saya pun mendarat pada hasil survey perusahaan konsultan Collier cabang Thailand.  Dari hasil survey tercatat, per akhir tahun 2015 diperkirakan total retail space se-Bangkok adalah 6,7 juta meter persegi.  Alamak!  Angka segitu sama dengan berapa bangunan mall?

Somehow pusat perbelanjaan tidak hanya untuk konsumsi penduduk lokal saja.  Tidak sedikit yang direkomendasikan sebagai tujuan wisata dengan mengetengahkan  keunggulan dari masing-masing mall atau pasar.  Sebut saja Siam Paragon yang terkenal akan Madame Tussaud dan akuarium biota laut raksasanya.  Tidak sebatas tempat belanja premium, Bangkok juga punya pusat belanja dengan harga terjangkau seperti MBK yang jika di Jakarta mengingatkan saya akan Pasar Pagi Mangga Dua.  Atau Chatuchak Week End Market yang sudah kesohor itu.

Bangkok Kota Kuil

95% penduduk Thailand beragama Budha. Sama halnya dengan Bali, dimana pura dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata, maka Thailand pun menerapkan hal yang sama.  Ternyata ada banyak kuil yang tersebar di daratan Thailand yang luas daratannya mencapai 500ribu-an Km itu. 

Pose dan ukuran Budha yang beragam pun jadi poin tambahan sebagai atraksi kunjungan wisata.  Sebut saja The Seleeping Budha yang konon panjangnya mencapai 18 meter.  Atau patung Budha yang terbuat dari emerald atau batu giok.

Bangkok Kota Kuliner

Setelah kuliner Cina dan Jepang, menurut saya menu Thailand termasuk yang mulai dikenal dunia.  Siapa sih yang nggak kenal makanan Thailand seperti Tom Yam, Mango Sticky Rice, Pad Thai dan Chicken in Pandan Leaves?  Tasting the genuine food from the original kitchen is the best way to prove it, yes?



Bangkok Kota Budaya

Selayaknya kota kerajaan, Bangkok termasuk salah satu kerjaan di Asia dengan aroma budaya kerajaan yang kental.  Tercermin pada sikap kehidupan bernegara dimana rakyat patuh pada raja hingga menemuka aneka kerajinan tangan –art work- yang mutunya dikenal baik.  Budaya kerajaan yang panjang, dimulai dari abad 10 SM hingga kerajaan modern yang dikenal sekarang ini membuat Thailand selain sarat sejarah, juga banyak ditemukan aneka peninggalan arsitektur yang menarik untuk dikunjungi.  Statistik di tahun 2015 mencatat ada 18 juta orang wisatawan datang ke Bangkok.  Big wow, isn't?  

Tak heran Bangkok termasuk sebagai kawasan wisata tersibuk sepanjang tahun di Asia Tenggara.  Kapan Indonesia bisa seperti itu? *wish*





Dengan begitu banyak point of interest seperti yang saya sebut di atas, akhirnya itinerary plan 3 hari [5 hari in total berikut travel time Jkt-Bangkok pp] di Bangkok saya bagi menjadi tiga tema.


Hari 1: Historical City Tour


  1. Garden Palace, Istana Kerajaan
  2. Sleeping Budha, Wat Pho
  3. Wat Arun
Semuanya masih di dalam Kota Bangkok. Artinya bisa diakses dengan kendaraan umum seperti BTS (Sky Train) dari tempat menginap.  Dari jarak, ketiga tempat tersebut terbilang di area yang sama yaitu terpusat di kawasan sisi sungai Chao Phraya.


Hari 2: Outside City

Ini masih galau.  Ada 2 alternatif siy; antara Ayutthayathayya atau ke pasar apung.  Keduanya sama-sama di luar kota.  Sesekali mencari tahu seperti apa rural areanya Bangkok.  Ada banyak referensi yang ditemukan di internet.  Too many of them which is confusing me.  Saya sendiri pengennya ke Ayutthayathayya, tapi anak-anak kok lebih tertarik ke pasar apung.  Pasar apung pun ternyata ada yang pagi hari dan ada pula yang sore.  Pagi hari di Namdoen Saduak sedangkan pasar apung yang sering didatangi wisatawan pada sore hari adalah Amphawa Floating Market.  Kedua floating market tersebut berjarak sekitar 2 jam perjalanan dengan mobil dari pusat Kota Bangkok.

Kenapa saya lebih tertarik Ayutthayathayya?  

Karena penasaran dengan patung kepala Budha yang “terjerat” oleh akar pohon.  Ayutthayathayya juga disebut-sebut sebagai salah satu kota tua Thailand yang mempunyai banyak situs dan candi.  Mirip-mirip Jogja dengan candi-candinya gitu deh.  Selain lewat jalan darat yang cukup makan waktu, Ayutthayathayya bisa ditempuh dengan menyusuri Sungai Chao Phraya kurang lebih selama 3 jam dari Bangkok.  Wah, lama juga ya.  Pulang-pergi berarti makan waktu 6 jam.  Lumayan lama.  Tak heran jika hasil browsing banyak situs yang menyarankan untuk menginap minimal semalam jika ingin mengeksplorasi daerah ini.  Padahal waktu adalah limitasi terutama kami.


Mengingat travel time tersebut, sengaja tidak dibuat banyak agenda untuk hari kedua.


Hari 3: Modern City Tour

Itinerary plan:
  1. Madame Tussaud
  2. MBK
  3. Chatuchak Week End Market
Last day in Bangkok akan diisi dengan aktivitas yang ringan-ringan aja.  Pagi harinya mengunjungi musium Madame Tussaud.  Mengingat ketika ke Singapura yll kami sudah mengunjungi Giant Tank Aquarium di Sentosa Island, maka di Bangkok kali ini si akurium di Siam Paragon kami skip.  Alih-alih akurium, rencananya ke MBK saja karena lokasi kedua mall tersebut berdekatan.  

Lepas dari MBK, rencananya kami mengunjungi the famous Chatuchak Week End Market. Ironisnya, walau sudah beberapa kali ke Bangkok namun pasar yang beroperasi hanya di akhir pekan ini, belum sekalipun saya kunjungi.  Mengingat kali ini perjalanan santai, jadwal travel pun disesuaikan dengan agenda pribadi donk yang artinya Chatuchak masuk dalam must visit item. Yeay! 

Kenapa lebih memilih pasar loak semacam Chatuchak dibanding mall?  Karena shopping mall sudah terlalu mainstream, hallagh!  Lagipula dari beberapa kunjungan ke negara Asia seperti Korea, Singapura dan Philipina; kesimpulannya adalah semua mall sama aja.  Desain bangunan boleh beda, tapi yang dijual barangnya itu-itu juga. 

Demi Chatuchak pun, jadwal penerbangan disesuaikan.  Saya yang biasanya menghindari pulang bepergian ke rumah di hari Minggu, sekarang mau tak mau memilih jadwal kepulangan hari Minggu.  Biar bagaimanapun, anak-anak ngga boleh kelamaan ijin hehehe.

Mengingat hari terakhir dan punya kewajiban packing untuk keesokan harinya, agenda hari terakhir juga sengaja tidak dibuat padat.

Pemilahan itinerary ini akhirnya jadi bahan pertimbangan saat kami menetapkan tempat penginapan selama di Bangkok.  Yang niatnya pengen cari hotel di dekat sungai Chao Phraya, akhirnya pindah ke kawasan Sukhumvit walaupun dari perhitungan harga tidak jauh berbeda.  Alasannya cuma satu; hotel yang kami pilih dekat dengan tempat pemberhentian BTS [Bangkok sky train].  Moda umum transportasi yang rencananya bakal kami pakai di sana!

Ingin tahu apakah itinerary yang dibuat bisa dijalankan sesuai rencana?

Simak kelanjutannya, ya!


You May Also Like

12 comments

  1. Siapa sih yang nggak kenal makanan Thailand seperti Tom Yam, Mango Sticky Rice, Pad Thai dan Chicken in Pandan Leaves? >> Semuanya kesukaan gueee. Rasanya beda ngga ya dengan yg dijual di Tom Yam Pajajaran?

    ReplyDelete
  2. Aku mau nyontek itinerary Mbak Ratna ah. Kayaknya gampang. Aku males kalau jalan harus ribet-ribet. Thank you :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan mba Evi. Saya juga ngga seneng yang ribet-ribet :)

      Delete
  3. Jadi, apakah sesuai dengan rencana, itinerary-nya? :D
    BTw pembagian itinerary-nya menarik Mbak, jd penasaran cerita selanjutnya :D

    ReplyDelete
  4. Smoga langkah ini diringankan bisa menyusuri kota Bangkok bersama anak dan istri aminn
    salam sehat dan semangat mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin mas Agung. Insya Allah dimudahkan jalannya.

      Delete
  5. Alhamdulillah saya dua kali ke Bangkok tapi urusan dinas sehingga jalan-jalannya hanya sedikit.
    Terima kasih ulasannya yang mengingatkan kota itu.
    Salam hangat dari Jombang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah, trip ketiga Bangkok murni jalan-jalan, Pak Dhe. Salam dari Bogor :)

      Delete
  6. Pernah sekilas terbersit pengen suatu saat jalan ke Thailand. Tapi sering baca artikel yang banyak menceritakan scam dan segala yang menyeramkan ketika traveling disana. Intinya gak ramah dan aman buat traveler. Kan jadi serem.

    Bener gak sih tuh mbak?

    Ditunggu cerita selanjutnya :)

    ReplyDelete
  7. A Thai here. After reading some of your post I'm glad to know that overall you seems to enjoy your time in TH. Anyway sorry for some inconvenience you might envounter while you were here.

    I live in Chiang Mai, another tourist destination. If you haven't been here, please take my comment as an invitation for you and your family.

    TH is not different from every places. We are just a small country which have good and bad things, also good and bad people. Hope you see the first ones wherever you go. But please don't expect much from us. You know the level of disappointment depends on the level of expectation.

    Sorry for any typos. I always do them. Be our guest again any time.

    PS. You have mentioned Ayuthaya. Just FYI a few months ago there was a Thai drama inspired by true events during King Narai era ( https://en.wikipedia.org/wiki/Narai ) What surprised is that the drama is quite popular, not just to Thai but to many neighbors: Vietnamese, Chinese, Hmong immigrants., Cambodians etc. (see some of their comments at https://pantip.com/topic/37429844), so there are more of tourists visiting Ayuthaya. As I said it's kind of surprise. Nobody expected it to the that hit outside the kingdom. Anyway it's good news.

    ReplyDelete

Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !