Eh, saya sudah cerita belum kalo saya ini native Bogor alias urang Sunda asli?
Jadi nih, Bapak dan Ibu saya berasal dari Suku Sunda tepatnya Bogor. Tak heran jika sedari dulu mereka berdua sudah berangan-angan untuk menikmati masa pensiun di tanah kelahiran apalagi sekian lama meninggalkan tanah leluhur. Maklumlah, tugas Almarhum Bapak membuat kami sempat nomaden -nyaris- menjelajalahi nusantara (tsah!). Alhamdulillah, keinginan tersebut terlaksana.
Walaupun tidak berdomisili di Kota Hujan, namun orang tua kami tetap mengakrabkan Bogor dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari membiasakan berbicara dalam Bahasa Sunda, hingga membiasakan lidah kami dengan kuliner khas Bogor seperti Soto Kuning, Soto Mie, Toge Goreng, Es Pala dan tentunya oleh-oleh khas Bogor; talas, asinan dan pisang.
Mungkin gara-gara itu akibatnya hingga kini, banana become one of my favorit fruit. Dari sekian jenis pisang yang sering dijadikan buah tangan mendiang Ibu saya dulu sehabis bertandang dari Bogor; favorit saya adalah Pisang Ambon. Apalagi Pisang Ambon Lumut.
Jangan tanya kenapa diberi nama Pisang Ambon padahal adanya di Bogor! 😂
Buat lidah saya, pisang ambon lumut made in Bogor itu nggak ada yang ngalahin. Udah mah warna hijaunya kinclong keren, ukurannya juga cihuy. Makan satu udah mampu bikin kenyang. Next time ke Bogor dan hendak mencobanya; minta pada penjualnya "Pisang Ambon Lumut".
Jika dulu mengonsumsi pisang hanya dimakan biasa; sekarang saya punya beberapa cara dalam menikmatinya.
Sarapan
Satu buah pisang saya potong kecil. Campur dengan cereal atau bijirin yang full kacang. Beri susu non-fat. Lalu taburi dengan kismis. Jika ada stok strawberry, maka potongan strawberry ikut bergabung dalam mangkok.
Selain rasanya yang segar (manis dan masam dari strawberry), sarapan model begini juga kaya serat yang berasal dari bijirin serta kismis. Walaupun manis, pisang termasuk buah dengan indeks glikemik rendah. Gula darah tidak melonjak drastis saat kita mengonsumsinya.
Satu porsi ukuran mangkok yang biasa dipakai oleh mamang penjual bakso sukses menahan rasa lapar saya hingga 2-3 jam dari saya menghabiskannya saat makan pagi.
Camilan
Udah lewat 40 tahun membuat saya makin sadar diri akan kesehatan. Termasuk untuk urusan cemilan. Walaupun sesekali masih konsumsi gorengan, tapi mulai rajin menggantinya dengan buah.
Jika persediaan pisang masih ada, maka pisang pun jadi sasaran untuk ganjal perut. Entah itu cemilan sore atau malam hari. Dan ternyata ini baik untuk kesehatan mengingat pisang juga kaya serat yang baik untuk pencernaan.
Kebiasaan lainnya, saya tidak menyimpan pisang di dalam lemari pendingin. Sayangnya kebiasaan yang satu malah mempercepat proses kematangan pisang. Pisang yang terlalu matang biasanya membuat tekstur buah menjadi lunak.
Nah, pisang yang seperti ini biasanya saya oleh menjadi kue pisang atau banana cake. Masalahnya, proses kematangan pisang lebih cepat dibandingkan dengan tingkat kerajinan membuat kue yang lama-lama kok makin menurun? 😖
Emangnya pernah rajin baking? Hihihi
Mungkin Talubi, si outlet oleh-oleh khas Bogor yang kondang itu, tahu banget bahwa di jaman now ini masih banyak populasi ibu-ibu malas baking macam saya maka dibuatlah produk baru yaitu Pillsbury Banana Cake.
Meskipung produknya diberi nama kebarat-baratan, namun tetap mengandalkan bahan lokal khas Bogor yaitu pisang; buah kesukaan saya. Yeay!
Jika New York Banana Cheese Cake berbentuk segitiga maka si Pillsbury ini memanjang segi empat. Kombinasi tidak sebatas pada nama yang western bersanding dengan bahan kue lokal. Duet pun diaplikasikan pada rasa Pillsbury Banana Cake yang menjelma menjadi empat varian rasa seperti ini.
Pillsbury Banana Cake Strawberry Choco Keju |
Kombinasi pisang dan strawberry makin terasa terutama pada bagian kue dengan topping coklat rasa strawberry.
Jika ingin campur-tangan keju, maka tinggal potong bagian kue dengan topping keju.
Smart decision, yes?
Pillsbury Banana Cake Original Meses Keju |
This is my fave!
Pengakuan saya sebagai penggemar pisang, keju dan coklat garis keras.
I assume, no need further explanation on describing the original taste of those ingredients.
Ditambah lagi dengan aroma pisang yang menguar saat unboxing.
Pokoknya maknyuuus..
Pillsbury Banana Cake ChocoPandan Keju Mint |
Saya menemukan kesulitan dalam mendeskripsikan varian berikut.
Saat kotaknya dibuka, aroma pandan berlomba dengan aroma pisang.
Jika digigit bagian mint, maka rasa segar daun mint meminimalkan rasa pisang yang notabene bahan dasari kue.
Unique is probably the proper word for this one.
Pillsbury Banana Cake Choco Oreo |
Rasanya nyaris mirip dengan varian original.
Perbedaannya selain pada topping keju yang diganti dengan crumble biskuit Oreo, porsi coklat dalam adonan kue sangat terasa
***
Sudah disimak baik-baik keterangan dari masing-masing seri Pillsbury Banana Cake?
Naahh, sekarang Readers bisa tetapkan varian mana dari Talubi ini sebagai oleh-oleh khas Bogor yang mau dicoba.
Tidak tinggal di Bogor pun Readers masih dapat mencicipinya karena jajanan kuliner Bogor ini menerima delivery order. Penganan dari oleh-oleh khas Bogor Talubi tetap baik dikonsumsi dalam jangka waktu empat hari -walau tanpa pengawet- dari masa produksi, dengan catatan jika produk disimpan dalam suhu ruang.
New York Style PREMIUM Banana Cheese Cake bisa Readers dapatkan di Outlet TALUBI :
> Jl Padjajaran 20M, Bogor
> Jl Sholeh Iskandar 18B, Bogor
> Jl Raya Gadog Sebelah Vimalla Hills , Puncak Bogor
Untuk informasi lebih lanjut :
Bika Bogor Talubi
WA : 0888-4829-626
Line : @bikabogor
(Produk dapat dikirim menggunakan Jasa jne yes /grab/gojek )
===
Note: garnish (strawberry segar dan daun mint) hanya untuk keperluan foto produk saja dari pihak blogger.