My Dairy Note's

Life Style & Family Blog Indonesia

    • Home
    • About
    • Disclosure
    • Life Style
      • Books & Movie
      • Travel
      • Culinary
      • Fotografi
    • Women in Tech
      • Blogging
      • Techno
    • Midlife Series
      • Family
      • Wellness
    • Career & Project Management
      • Project Management
Punya kebiasaan mengabadikan gambar makanan sebelum disantap ? 

Narcism ini menjangkiti saya juga walaupun belum sampai level akut.  Berikut hasil jepretan sebelum akhirnya makanan-makanan ini berpindah dari meja hidangan ke dalam perut saya ^_^

Chocolate Cheese Cake

Segarnya rujak
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
http://www.flickr.com/photos/ratuna173/5605337434/
Seorang kawan beristrikan seorang kritikus film.  Darinya saya diberitahu bahwa, critical time from a movie is the first 15 minutes.  Jika dalam 15 menit pertama, sang kritikus sudah gelisah, bisa dibilang  alur cerita film tersebut tidak menarik.  Atau bisa dipastikan juga, filmnya jelek.  Tapi jika lewat dari masa 15 menit sang kritikus masih duduk di tempat, berarti Anda berhasil mendapatkan perhatiannya.

Blogging pun demikian.  Tulisan yang panjang kemungkinan besar akan membuat bosan pembaca blog Anda.  Sedangkan jika terlalu pendek, yang punya blog khawatir pesan yang akan disampaikan belum atau bahkan tidak optimal.  Dari salah satu bacaan mengenai tips how to write your blog, menulis artikel blog juga mengenal konsep yang sama.

Maka tantangan seorang blogger selain komitmen untuk selalu meng-update lamannya adalah bagaimana caranya menyajikan sebuah tulisan yang menarik.  Tidak bertele-tele dalam membahas tema, pesan tersampaikan dan dimengerti oleh pembaca.  

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
(nerusin oleh-oleh Hanoi yang ini)

The Beauty of the City
There's always a good thing within, even in a dirt !  Makanya bagian ini saya beri heading Ying Yang.  Karena selalu ada hal-hal manis sebagai penyeimbang.
  1. Ibarat trend, I found Hanoi as a vintage city.  
  2. Sudut-sudut kota dihiasi oleh bangunan yang kental unsur arsitektur Perancisnya.  East meets West menghasilkan bangunan yang cantik.  Mengingatkan saya akan bangunan art deco yang kalo di Indonesia masih bisa ditemukan di kota-kota lama seperti Bandung atau Malang.  Buat yang suka melihat-lihat bangunan-bangunan kuno, silahkan masukkan Hanoi dalam daftar must place to visit.  
  3. Banyaknya bangunan kuno yang berdiri utuh bahkan masih berfungsi umumnya untuk kegiatan pemerintahan menunjukkan jika mereka bisa memelihara dan menghargai peninggalan.
  4. Uniknya, di dalam kota juga ditemukan bangunan semacam kuil seperti yang saya temukan di pinggir danau kawasan Old Town.
  5. Nampaknya Old Town ini adalah melting pot nya kota Hanoi.  Pada malam hari, kita bisa menjumpai banyak wisman di kawasan ini.  Atmosfir internasional sangat terasa manakala kita mendengar beragam bahasa percakapan mengawang di udara; Swedia, Belanda, Perancis juga Bahasa Indonesia (nah, itu pastinya gerombolan kami, hihihi).  Selain tempat penginapan, terdapat pilihan tempat makan seperti caffe dan restoran di kawasan Old Town.  Lagi-lagi nafas Perancis kental terasa di sini.  Dari cara penyusunan meja kursi di selasaran resto persis di tepi jalan, mengingatkan saya akan film klasik  Midnight in Paris.   Wanna see an interesting night life in Hanoi ?  Definitely come to Old Town !
  6. Hanoi makin menarik karena dikelilingi banyak danau dan aliran sungai.  So they will be a beautiful scenery during the night; permukaan air danau memantulkan cahaya lampu kota.  Cantik banget !
  7. Bertentangan dengan kondisi jalanan, Hanoi punya banyak taman di tengah kota. Parks by the lake, awesome !
    Old Town di kejauhan dari West Lake di malam hari
    sayang gambarnya blur

    Share
    Tweet
    Pin
    Share
    No comments
    Tulisan ini pernah dimuat sebagai notes di FB sepulang dari perjalanan [lagi-lagi !] urusan kantor.  Dan setelah dipikir-pikir, it's too valuable kalo cuma ngendon di sana, makanya dakuw repost di sini. Mungkin ada beberapa kondisi yang sudah tidak valid lagi semenjak perjalanan tahun 2009 lalu. Lagipula Vietnam kabarnya is doing her homework untuk mengejar ketinggalannya dibanding negara-negara ASEAN lainnya.  Gak heran, kalo negara yang resmi jadi anggota ASEAN tahun 1995 ini mulai dilirik oleh para traveller sebagai salah satu negara tujuan wisata untuk kawasan Asia Tenggara.


    Di depan tempat menginap


    Aksara Cacing Joget

    1. Rasanya kok susah nemu orang yang bisa bahasa Inggris di negara yang tulisannya mirip cacing meliuk-liuk ini.  Sekalinya ketemu sama yang bisa berbahasa Inggris, teteubb susah juga ngertinya karena pronunciation mereka terdengar rada ajaib di telinga.  Kalo udah capek buka telinga lebar-lebar; jurus pamungkasnya adalah minta mereka mengulang perkataannya atau bilang Thank you seraya ngeloyor pergi.  Capek juga ngobrol seperti itu, hihihi.
    2. Entah faktor nasionalis atau belum siap untuk menerima orang asing, papan nama toko dan nama jalanan masih ditulis dengan huruf bahasa lokal.  Namun sesekali terlihat juga papan nama dalam bahasa Perancis.  Percuma juga, dakuw sama ga ngertinya *tepok jidat*.
    3. Selintas, tulisan Vietnam ini sejenis dengan huruf Siam (Siamese, Thailand).  Dakuw sok tahu gak seehh ?!
    4. Karena gak PeDe untuk mencoba naik kendaraan umum selain taxi disebabkan kendala bahasa dan tulisan mirip cacing joget tersebut, alhamduillah jadi banyak berjalan kaki plus waspada tingkat tinggi (baca perihal Chaotic Road berikut).
    5. Kendala bahasa ini ternyata diamini pula oleh wisman lain yang kami sapa ketika menanyakan arah. Unless you understand or speak French, then talking with native is hopeless!  Begitu terangnya.  Kalo gitu sama donk penderitaannya sama kita.  Kirain kita aja yang nyaris putus asa karena ngga ada penduduk lokal yang bisa diajak ngomong, hehehe.
    6. Alhasil selama di Hanoi, saya lebih banyak menggunakan bahasa tarzan daripada bercakap-cakap sebagaimana lazimnya orang berkomunikasi.  
    Share
    Tweet
    Pin
    Share
    No comments
    Untuk urusan bantal, saya suka yang "berisi" namun empuk.  Makanya saya jadi pilih-pilih untuk urusan yang satu ini.  Karena pada prinsipnya, tidur itu harus enak jadi perangkat tidur pun sebaiknya yang membuat tubuh nyaman.

    Bantal terlalu "gendut" atau "kempes" gak bakal masuk hitungan. Keduanya bikin ga nyenyak tidur.  Yang terlalu berisi membuat kepala serasa nangkring karena membuat jarak antara kepala dengan tulang leher. Terlalu "kempes" membuat posisi kepala nyaris sejajar dengan badan bisa menyebabkan tubuh jadi terlalu telentang.  Keduanya bikin saya ga enak tidur.






    Malangnya, di abad 21 ini sudah jarang ditemukan lagi bantal yang terbuat dari kapuk (atau saya aja yang jarang ketemu ? )  Umumnya terbuat dari bahan sintetis lazim disebut dacron untuk isian bantal.  Keunggulan dacron adalah karena sifatnya yang lembut dan empuk.  Karena itu cocok banget untuk bantal.  Namun ternyata kelembutan dan empuknya dacron ini juga tidak selamanya alias ada batasannya.  Ketika sifat-sifatnya termakan usianya maka sang dacron pun "kempes" dengan sukses.

    Share
    Tweet
    Pin
    Share
    7 comments
    Newer Posts
    Older Posts

    Follow Me


              

    recent posts

    Popular Posts

    • 5 Mie Ayam Enak di Bogor
    • Serunya Wisata Satu Hari di Cirebon
    • Paralayang; Uji Nyali di Puncak Kebun Teh

    Blog Archive

    • ►  2025 (1)
      • ►  June 2025 (1)
    • ►  2022 (2)
      • ►  June 2022 (2)
    • ►  2021 (12)
      • ►  August 2021 (1)
      • ►  July 2021 (3)
      • ►  June 2021 (2)
      • ►  May 2021 (1)
      • ►  February 2021 (1)
      • ►  January 2021 (4)
    • ►  2020 (7)
      • ►  December 2020 (2)
      • ►  October 2020 (1)
      • ►  April 2020 (2)
      • ►  March 2020 (1)
      • ►  January 2020 (1)
    • ►  2019 (17)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  October 2019 (2)
      • ►  September 2019 (1)
      • ►  July 2019 (1)
      • ►  May 2019 (2)
      • ►  March 2019 (5)
      • ►  February 2019 (1)
      • ►  January 2019 (4)
    • ►  2018 (25)
      • ►  December 2018 (4)
      • ►  November 2018 (4)
      • ►  October 2018 (3)
      • ►  August 2018 (2)
      • ►  July 2018 (5)
      • ►  April 2018 (1)
      • ►  March 2018 (1)
      • ►  February 2018 (2)
      • ►  January 2018 (3)
    • ►  2017 (18)
      • ►  December 2017 (5)
      • ►  November 2017 (3)
      • ►  October 2017 (1)
      • ►  September 2017 (2)
      • ►  August 2017 (3)
      • ►  June 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  February 2017 (1)
      • ►  January 2017 (1)
    • ►  2016 (37)
      • ►  December 2016 (1)
      • ►  November 2016 (1)
      • ►  July 2016 (3)
      • ►  June 2016 (4)
      • ►  May 2016 (2)
      • ►  April 2016 (9)
      • ►  March 2016 (8)
      • ►  February 2016 (3)
      • ►  January 2016 (6)
    • ►  2015 (75)
      • ►  December 2015 (2)
      • ►  November 2015 (7)
      • ►  October 2015 (3)
      • ►  September 2015 (6)
      • ►  August 2015 (5)
      • ►  July 2015 (19)
      • ►  June 2015 (4)
      • ►  May 2015 (3)
      • ►  April 2015 (7)
      • ►  March 2015 (5)
      • ►  February 2015 (9)
      • ►  January 2015 (5)
    • ►  2014 (39)
      • ►  December 2014 (2)
      • ►  November 2014 (1)
      • ►  October 2014 (2)
      • ►  September 2014 (4)
      • ►  August 2014 (5)
      • ►  July 2014 (2)
      • ►  June 2014 (3)
      • ►  May 2014 (4)
      • ►  April 2014 (2)
      • ►  March 2014 (2)
      • ►  February 2014 (5)
      • ►  January 2014 (7)
    • ▼  2013 (36)
      • ►  December 2013 (5)
      • ▼  November 2013 (5)
        • From The Dishes
        • 15 Menit Pertama Yang Menentukan
        • Hanoi, City of Lakes (Part 2)
        • Hanoi, City of Lakes
        • DIY : Refill Bantal
      • ►  October 2013 (2)
      • ►  September 2013 (5)
      • ►  August 2013 (1)
      • ►  June 2013 (1)
      • ►  May 2013 (4)
      • ►  April 2013 (6)
      • ►  March 2013 (3)
      • ►  February 2013 (2)
      • ►  January 2013 (2)
    • ►  2012 (28)
      • ►  December 2012 (2)
      • ►  November 2012 (3)
      • ►  October 2012 (3)
      • ►  September 2012 (4)
      • ►  August 2012 (4)
      • ►  July 2012 (5)
      • ►  May 2012 (1)
      • ►  April 2012 (1)
      • ►  March 2012 (1)
      • ►  February 2012 (1)
      • ►  January 2012 (3)
    • ►  2011 (28)
      • ►  December 2011 (2)
      • ►  November 2011 (3)
      • ►  October 2011 (1)
      • ►  September 2011 (1)
      • ►  August 2011 (4)
      • ►  July 2011 (2)
      • ►  June 2011 (4)
      • ►  May 2011 (1)
      • ►  April 2011 (4)
      • ►  March 2011 (3)
      • ►  January 2011 (3)
    • ►  2010 (2)
      • ►  December 2010 (1)
      • ►  June 2010 (1)

    Created with by BeautyTemplates