5 Foot Way.Inn China Town Singapore

by - March 31, 2019

disclaimer; this is NOT a sponsored post.
The post is written based on personal experience.


Perjalanan ke Singapura kala itu; short trip dengan budget terbatas.  Maka akomodasi yang dipilih adalah hostel.

Ada banyak pilihan dengan keyword budget hostel Singapura.  Dari semua temuan itu, saya langsung perpikat oleh penampakan 5footway.inn

Pencarian belum henti di situ karena hostel butik ini tersebar di empat lokasi; China Town 1, Boat Quay, Ann Siang dan China Town 2.  Dari kesemuanya, saya memilih 5footway.inn China Town 1.

Kenapa?

1. Karena lokasinya

Karena saya familiar dengan kawasan ini dan bisa dibilang this area is my favorite part in Singapore.  Ini penting mengingat trip ini hanya kami berdua; my daughter and me. 

5 foot way.inn persis terletak di jantung keramain China Town.  Aksesnya super duper mudah.   Dari Bandara Changi, just take MRT dan beli karcis dengan tujuan China Town.  

Sesampainya di Stasiun China Town, ikuti arus menuju China Town.  Lalu naik tangga keluar stasiun.  Keluar pintu MRT, jalan kaki sekitar 150 meter, the place is in your right.  Begitu yang tertera di keterangan yang saya ingat dalam konfirmasi email pemesanan.

Berbekal pengalam ke China Town sebelumnya, saya sudah bisa memperkirakan bahwa menemukan hostel ini tidaklah sulit.

Dan memang tidak sulit.  Yang "agak" sulit adalah mencari pintu masuk hostel.  Harapannya saya akan menemukan tulisan besar 5footway.inn terpampang di deretan ruko yang dicat warna-warni sepanjang China Town.  

Namun yang nampak malah lapak pedagang kaki lima.  Ternyata pintu masuk 5footway.inn berada di salah satu barisan belakang lapak-lapak tersebut!

Rupanya kasus tamu yang bingung mencari pintu masuk seperti saya bukanlah kali pertama yang terjadi.  Petugas front desk yang menerima kami siang itu hanya tersenyum maklum.  Sambil menyerahkan acces card penginapan yang juga merupakan kunci kamar, petugas hotel yang cukup ramah menerangkan kebijakan deposit sebesar SGD 10 sebagai jaminan yang akan dikembalikan saat check out.




Bukan salah pintunya, sih.  Karena bisa dipastikan bangunan permanen atau ruko yang elok dipandang itu lebih dulu ada dibanding lapak 😁

Ketika tidak nampak tanda-tanda akan keberadaan si hostel, sempet kena panic attack, siy.  Duh, ngga lucu nih kalo kena tipu.  Mana cuma pergi berdua anak lagi!

Akhirnya keluarkanlah ilmu TPS (Tanya Penduduk Setempat).  Jari telunjuk orang yang saya tanya tentang keberadaan si hostel mengarah ke satu titik yang ternyata hanya berjarak beberapa meter sahaja dari tempat kami 🙈

Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga.  Seandainya tidak ada lapak-lapak yang menutupi toko-toko, mungkin sedari tadi papan nama 5 footway.inn sudah terbaca hehe.



2. Karena fasilitasnya

Hostel ini menyediakan beragam varian kamar dengan konsep dormitory.  Khusus dorm, satu kamar berkapasitas 6 orang.  Yang gak punya masalah tidur bareng lawan jenis, bisa memilih Mix Dorm.  Kalau jengah, ada khusus female dorm, kok.

Selain dorm, tersedia private room dengan kapasitas 3 orang dan 4 orang bahkan untuk 2 orang.  Sedang solo traveling dan gak pengen tidur bareng orang asing?  Jangan khawatir, tersedia pilihan kamar dengan single bed juga, kok.

Untuk short trip ini, saya memilih private twin room dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan.  Rasanya kagok aja kalau harus bergabung dengan orang yang tak dikenal walaupun emang harus bayar lebih tinggi dibanding kamar tipe dorm.  Ternyata kenyamanan itu, emang ada ada "harganya" ya, siiist!

Biasanya nginep di tempat dengan fasilitas lift tinggal dorong koper, begitu angkat koper sendiri naik tangga, baru berasa deh megap-megapnya!  Mana space-nya kecil lagi.  Di situ saya baru paham, betapa tingginya nilai 'ruang' a.k.a. property di Singapura.  Untungnya kamar pilihan kami ada di lantai 2 jadi nggak terlalu terasa capeknya, Thanks God!

Atas: our room, bunk-bed twin room
Kiri: Power socket & night lamp box, hostel's access card
Kanan: washing basin, hair dryer, nampak shared bathroom di belakang

Begitu pintu kamar terbentang lebar, terlihat ruangan kira-kira seluas 8 m² berlantai parket berisikan 1 bunk-bed, sebuah bangku dan lemari.  Errr, tepatnya loker.  All are in white; the room, the bed including pillow, blanket and sheet.  Aircon is working properly, terbukti dari suhu dalam kamar yang langsung sejuk.  Beda banget dengan suhu di koridor hostel.  But the shocking part was .... drum roll.... kamarnya tak berjendela!  Fix, kamar ini memang hanya untuk kami istirahat 😆

Tidak seperti bantalnya yang tidak terlalu 'membel' floppy (?), matrasnya ternyata menjanjikan akan kenyamanan tidur.  Hal penting lainnya, they are clean and smell fresh.  Paling gak bisa deh tidur dengan semilir aroma tak sedap.

Hal yang saya anggap "juara" dalam kamar adalah fasilitas night lamp & power outlet box yang menempel di dinding sesuai letak bunk-bed.  Si kotak menempel pada dinding sesuai ketinggian ranjang bagian bawah dan atas.  Penempatan yang demikian sangat memudahkan tamu hostel yang menempati bunk-bed bagian atas karena tidak perlu susah payah turun untuk mencapai power outlet.  Jika lampu utama kamar dimatikan namun salah satu masih ada yang ingin melakukan aktivitas di tempat tidur; membaca buku, cek email misalnya maka masing-masing dapat menyalakan night lamp.  What a brilian idea!

Buat saya yang baru bisa tidur dengan kondisi gelap, desain seperti ini membantu sekali.  Dan begitulah yang kami lakukan.  Tidur saya tak terganggu manakala saya sudah ke alam mimpi sedangkan anak saya masih sibuk dengan gadgetnya karena lampu yang menyala hanyalah night lamp dari box di upper bunk bed.   Every body gets what their want 😁

Untuk kamar, seperti yang dikatakan, all visitors use shared bath room.  Di lantai kami, ada dua kamar mandi yang ukurannya (sumpeh!) mini banget.  Masih lebih besar ukuran kamar mandi belakang di rumah keknyah, hehe.  Ukuran kamar mandi ini kurang dari satu meter persegi.  Kita harus agak mundur jika membuka pintu lipat kamar mandi.  Tuh, pintunya aja dilipat.  Bukan pintu sebagaimana umumnya.  Bisa dibayangkan 'kan?

Tapi ukuran kamar mandi yang mini itu gak masalah karena seperti ruangannya, kamar mandinya pun bersih.  Sudah tersedia shower/shampoo gel berikut hair dryer.  Buat yang gak bawa toileteris pribadi, your problem is solved.  Kecuali sikat gigi dan odol.  Ini kudu bawa sendiri.

Ngga bawa handuk?  Rogoh kocek lagi SGD 2 untuk sewa handuk selama nginep di sini.

Free Breakfast, yeay!

Saat pertama ke Singapura beberapa tahun yang lalu, nginepnya di hotel gede tapi harga kamar belum termasuk sarapan.  Begitu tahu harga kamar di 5footway.inn ini sudah termasuk sarapan padahal harganya beda jauh, saya jadi kaget.  Kok bisa begitu?

Bandingkan dengan Indonesia di mana setiap penginapan, mulai dari yang murah-meriah apalagi yang mewah, by default memasukkan fasilitas sarapan walaupun sekadar teh manis berikut nasi goreng ceplok telor yang rasanya ngga karu-karuan 😁

Toaster and coffee maker.
Maaf gambarnya gak presisi, maklum dipotret saat "peak hour" 😁
Menu sarapan di sini pun sederhana; "hanya" roti berikut aneka selai, cereal, susu-kopi-teh berikut buah sudah membuat perut kenyang.  Mau ambil berulang kali pun tak ada yang melarang.  Ketentuannya hanya dua; habiskan makanan yang sudah diambil serta cuci peralatan makan masing-masing.



Tidak cocok dengan menu sarapan 5footway.inn?  Mereka jual mie instant cup ukuran jumbo aneka rasa seharga SGD 10.  Saking jumbonya, menurut saya harusnya jadi mie bowl instant. 😊

Area makan adalah area paling sibuk dan ramai khususnya pada jam sarapan 7-10 pagi.  Di luar itu tempat ini relatif sepi, biasanya hanya didatangi oleh tamu hostel untuk mengakses public desktop yang tersedia di area yang sama.

3. Karena harganya 

Kami menginap di sini selama 3 hari, Kamis hingga Sabtu.  Room rate selama 3 hari tersebut bukan flat rate.  Berhubung Jumat-Sabtu adalah week-end, otomatis rate-nya lebih tinggi dibanding hari Kamis.  Namun jika dirata-ratakan, per harinya harga private room with twin bed (bunk-bed) berkisar Rp 500 ribu (jika di-rupiahkan) dan sudah termasuk pajak plus dapat sarapan pulak!


So again, ada banyak budget hostel di Singapur.  Namun jika ingin benar-benar merasakan ambience China Town Singapur yang sesungguhnya dengan kriteria penginapan aman, lokasi strategis serta harga terjangkau; bisa mencobanya di 5footway.inn China Town 1.

***

For further information, go to official website https://5footwayinn.com/

You May Also Like

17 comments

  1. next penasaran nyobain jaaringannya 5 foot way in,
    wahh kalo aku nginep pertama kali disini pastinya juga akan bingung nyari hotelnya apalagi tulisannya nyelip nyelip ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang nyelip-nyelip itu menurut aku adalah part of the excitement dari nge-bolang :)

      Delete
  2. 500 ribu per hari kalau di Jakarta udah dapat yang agak lumayan ya, Mbak. Minimal lebih gede lah ukuran kamarnya. Tetapi, saya pun gak masalah asalkan kamar tidur dan kamar mandi bersih. Kalau sampai berkesempatan menginap di 5 Foot Way Inn, saya ambil kasur yang bawah. Kalau di atas takut jatuh hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah lumayan banget harga kamar segitu di Indonesia. Ya kita wajib maklum, secara S'pore termasuk dalam 15 Kota Termahal di Dunia qiqiqi. 500rb cuma dapet bunk bed, udah bagus dapet sarapan. Kalo hotel, room rate segitu belum termasuk breakfast ^_^

      Delete
    2. Saya jadi ngebayangin suatu saat akan jalan berdua begini sama Nai. Seru banget ini kayaknya. Pasti tetap ada perbedaannya dibanding jalan komplit sekeluarga ^_^

      Delete
  3. Thanks for sharing, sukses terus..

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  5. Aku pernah ke China Town tapi ga pernah sampe nginep di hostel, ternyata ada yang harganya terjangkau yaaaa.
    Asik juga dapet free breakfast, ga kebayang kalau beli makanan di luar pasti harus merogoh kocek yang ga sedikit karena Singapore apa apa serba mahal hahaha.

    Untuk jalan-jalan di Singapore tergolong gampang karena ada MRT, tinggal buka gmaps aja inysAllah gak nyasar yaaa :)

    ReplyDelete
  6. AKu ke Singapura cuma sebentar jadi kurang menikmati suasananya hihihi. Kapan2 kepengen ajak anak2ku ke sana ah. Btw nginep di 5 Foot Wayinn kayak gini seru juga ya bareng2 bobonya. Sarapan biasanya roti tapi macam2 isiannya.

    ReplyDelete
  7. Wah, keliatan nyaman ya mbak hostelnya. Terhitung murah pula ini kalau di Singapura ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, lumayan rate-nya. Alhamdulillah tempatnya pun memuaskan.

      Delete
  8. Ah jadi pengen ke Singapur, cocok nih hostel nya buat yg low budget. Semoga corona segera ilang biar bisa ke Singapur.

    ReplyDelete
  9. Waah mayan juga ya 5 foot way inn ini. Aku juga pernah nginap di hostel mbak di Singapura bawa anak-anak. Jadi pesen kamarnya yang privat buat berempat dengan 2 bunk bed. Kamar mandi di dalam dan luas banget. Dulu nginapnya di Mitra Inn dua malam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagai salah satu destinasi internasional, Singapore pastinya punya banyak varian penginapan termasuk hostel murmer!

      Delete
  10. Mbak Ratna, kapan yuk main ke Singapura bareng aku, haha aku baru sekali ke sana dan masih banyak yang pengen kujelajahi

    ReplyDelete
    Replies
    1. When pandemi is over, I would like to.
      Let's go SINGAPORE!

      Delete

Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !