[Sebuah Refleksi] Ngeblog Bikin Melek Teknologi: Perjalanan Tak Terduga dari Gaptek ke Growth
📍 Limabelas tahun yang lalu, saya gak tahu apa itu blog. Saya pikir ngeblog itu cuma buat orang kreatif. Saya? Cuma ibu-ibu yang suka nulis sebatas di buku jurnal dan foto-foto. Walaupun bekerja di perusahaan penyedia jaringan selular, namun jaringan infrastruktur dan blogging tidak ada keterkaitan langsung dalam pekerjaan saya yang lakukan sehari-hari. Tapi ternyata, satu keputusan kecil untuk mulai menulis blog, malah bikin saya jadi melek teknologi.
Dari yang awalnya bingung edit foto pake aplikasi sekarang, sekarang sudah mengenal ragam tools preference. Bisa bikin visual blog title cakeup di Canva. Dari yang nggak ngerti apa itu “bounce rate”, jadi mulai mempelajari Google Analytics. Walau masih terseok-seok memahami si analitik ini tapi dijalainin aja. Dari yang nulis pakai hati saja, sekarang mulai tahu caranya membuat tulisan yang bisa ditemukan orang lewat Google.
Ngeblog bukan cuma bikin saya punya ruang cerita—tapi juga membentuk saya jadi perempuan digital-savvy di usia yang nggak muda lagi. Dan saya ingin berbagi tentang hal itu.
Kenapa Saya Mulai Ngeblog
Awalnya sederhana: saya hanya ingin menyimpan cerita perjalanan dan foto-foto favorit. Tidak ada niat muluk. Platform yang saya pilih pun yang paling mudah waktu itu dan gratisan; Blogger.
Saya tidak tahu bahwa di balik tombol “Publish”, ada dunia pembelajaran yang luas.
Saya pikir saya hanya menulis. Tapi ternyata, saya sedang membangun keterampilan.
Dari Menulis ke Skill Teknologi
✍️ 1. Kemampuan Menulis yang Meningkat
Saya jadi terbiasa menulis dengan struktur. Konstruksi penulisan biasanya saya bangun dengan menerapkan kombinasi Konsep 5W1H (Who, What, When, Why, Where and How) Questions dengan Metode Mind Map. Dan ternyata metode ini bermanfaat dan sangat membantu saat membuat jurnal ilmiah saat pascasarjana kemaren.
Padahal awal nulis asal-asalan dalam artian ya asal aja. Lama-lama belajar merapikan paragraf, memilih kata, dan mengatur alur cerita agar enak dibaca. Ini pun hasil blog walking, postingan orang lain kok lebih baik, dibanding dengan tulisan sendiri yang alurnya lompat-lompat 🫣. Tanpa disadari, ngeblog adalah latihan menulis paling konsisten yang pernah saya jalani.
🔎 2. Paham Dasar SEO
Dulu saya nggak tahu kenapa tulisan saya jarang dikunjungi. Kemudian paham soal riset kata kunci, meta description, alt text gambar, dan pentingnya internal linking. Saya belajar agar tulisan saya tak hanya menyentuh hati, tapi juga ditemukan oleh mesin pencari. Dan ini ternyata syulidt, Fergusooo!
Proses SEO, riset keyword biasanya dilakukan setelah tahap konstruksi penulisan selesai. Gunanya agar sejalan dengan tema dan ngga “lari” kemana-mana.
🎨 3. Kenalan dengan Canva
Awalnya bingung buka Canva. Sekarang, saya bisa bikin visual branding sederhana untuk artikel, feed Instagram, hingga presentasi. Desain bukan hal menakutkan lagi—malah jadi bagian menyenangkan dari proses kreatif.
Keperluan visualisasi selain jadi penggerak untuk punya foto bagus, juga karena iri lihat blog luar yang “kok keren-keren banget sih visualisasinya?”. Ternyata ada cara dan aplikasinya sendiri hehe.
📊 4. Mengintip Google Analytics
Saya belajar memahami data: siapa yang baca blog saya, dari mana mereka datang, dan konten mana yang paling disukai. Dari situ saya jadi lebih peka dalam menulis dan merancang topik yang relevan.
Walau sama-sama menulis, beda nulis di blog dengan di buku. Kalau kita mau blog kita dikunjungi dan artikelnya dibaca maka sarannya kita tulis apa yang disenangi atau diperlukan oleh pembaca. Bukan oleh kita. Yang mulanya saya menulis apa saja yang suka, jadi saya menulis yang saya suka dan dibutuhkan audience. Google Analyticslah jawabannya.
![]() |
Blog post title made using Canva |
Skill Tambahan yang Tak Disangka
🗓️ 5. Manajemen Konten
Ngeblog melatih saya membuat kalender konten, menyusun ide, mengatur waktu menulis. Yang mana ini relevan dengan profesi saya sebagai seorang project manager. Gak mudah mengelola multi jadwal seperti ini. Banyak juga melesetnya. Pembelajaran dari time management ini adalah mengasah kemampuan menetapkan prioritas dan lebih memahami kemampuan diri sendiri.
📢 6. Dasar Digital Marketing
Saya belajar membuat headline yang menarik, call-to-action yang halus, dan membagikan tulisan lewat media sosial. Karena tanpa promo, postingan kita gak ada yang tahu. Website kita gak ada pengunjungnya. Diperkirakan ada lebih dari 600 juta blog di seluruh dunia pada tahun 2023. Jumlah ini mencakup hampir sepertiga dari seluruh situs web. Dengan sekitar 7,5 juta postingan blog yang dipublikasikan setiap hari, ini berarti ada lebih dari 2,7 miliar artikel baru yang ditambahkan ke internet setiap tahunnya. Bayangkan! Ngeblog ternyata jadi pintu masuk saya memahami dunia pemasaran konten. yang kmpetitif.
🤝 7. Koneksi dan Kolaborasi
Saya bertemu banyak teman baru lewat dunia blog. Dari komunitas menulis, sharing session, hingga peluang kolaborasi yang tak terduga. Bertemu dengan orang-orang dengan kesamaan hobi bahkan vibes; dunia jadi terasa lebih luas—dan hangat.
💫 8. Personal Branding dan Self-Awareness
Di lingkup pertemanan, mereka jadi tahu hobi dan kemampuan saya menulis. Sebagai individu, saya jadi lebih tahu apa yang ingin saya tulis, siapa yang saya tuju, dan bagaimana menyampaikan pesan dengan gaya saya sendiri. Ternyata menulis blog juga melatih kesadaran diri.
Blog ini bukan sekadar wadah cerita, tapi cermin perjalanan saya bertumbuh.
Mindset Baru: Gaptek Itu Bisa Diubah
Saya jadi paham: gaptek itu bukan label, tapi titik awal.
Menulis blog pelan-pelan membuat saya mengenal tools baru, mengerti istilah digital, dan yang paling penting: nggak takut lagi belajar hal baru. Ternyata, semuanya bisa dipelajari asal dimulai.
Ngeblog bukan hanya soal punya pembaca, tapi soal menjadikan diri kita sendiri pembelajar.
Masih Ragu Nulis Blog?
Nggak harus muda, nggak harus tech-savvy, dan nggak perlu menunggu jadi “pintar dulu” baru mulai.
Mulailah dari cerita yang ingin disharing, bisa kisah inspiratif, cerita jalan-jalan atau pengalaman berharga lainnya. Bahkan sesimple ceritain alasan sering mengunjungi kedai kopi favorit. Pelan-pelan akan terbiasa. Dan tiba-tiba tanpa disadari, sudah bisa mendesain blog, membaca data, paham SEO, dan lebih percaya diri dalam dunia digital.
Saya mengalaminya. Dan saya percaya, Anda pun bisa.
💡 Bonus: 5 Hal Kecil yang Bikin Saya Nggak Gaptek Lagi karena Ngeblog
✅ Belajar Canva → bisa desain untuk diri sendiri & kerjaan kecil
✅ Menulis rutin → jadi lancar menyampaikan ide secara tertata
✅ Tahu SEO dasar → tulisan saya bisa ditemukan pembaca baru, ini pun masih perlu belajar banyak.
✅ Cek Google Analytics → lebih paham kebutuhan pembaca
✅ Ikut komunitas → tahu tools dan tren terbaru
Refleksi Dari Gaptek ke Growth
Satu keputusan kecil > bikin blog dan nulis pake hati > ternyata membuka banyak pintu belajar malah jadi side hustle.
Dan saya yakin, perjalanan ini belum selesai. Masih banyak hal yang bisa saya pelajari. Tapi saya tidak menyesal sudah memulainya. Dan that's why I keep blogging, walau sempat vakum beberapa waktu.
Masih merasa “aku mah gaptek”. Mungkin karena cuma belum mulai aja.
🌿 Kalau sudah coba nulis blog, jangan lupa drop url-nya di kolom komen di bawah ya buat saya baca. Kita sama-sama blog walking! 🥳
0 comments
Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !