Antara Buku dan Film, Bagian #2

by - January 10, 2014

Yuk, kita lanjutin ngomongin Antara Buku dan Filmnya !


Atonement

Masa remaja seseorang adalah dasar bagi seseorang bahkan ketika tuanya nanti.  Begitulah kesimpulan saya atas cerita film yang dibuat berdasarkan novel dengan judul yang sama ini.  

Mengisahkan keirian seorang remaja 13 tahun kepada kakaknya sendiri, hingga ia berbohong dan kebohongannya itu justru menjerumuskan orang-orang terdekatnya termasuk kakaknya.  Secara fisik, si ABG ini memang tidak seperti kakaknya yang diperankan oleh Keira Knightley namun si ABG (Saoirse Ronan) punya kelebihan dalam menulis.  Di kemudian hari, Si Adik digambarkan menjadi seorang novelis.

Rasa bersalah sang gadis kemudian tercermin dalam karya-karya tulisnya sebagai pernyataan maaf yang tidak sempat disampaikan sang adik pada sang kakak.

Untuk saya sebagai orang tua, nonton film ini mengingatkan kembali pentingnya perang orang tua sebagai pendamping anak-anak khususnya yang menginjak usia remaja karena memang masa remaja adalah masa yang rawan.  Bagi yang ga suka sad ending movie, better not wacth this movie nor read the novel.


The English Patient
How a journal can reveal somebody's identity that what this movie is all about.

Jadi si cowok yang jadi orang ketiga ini menuliskan semua perasaan dan kisah cintanya dalam sebuah buku.  Termasuk menyimpan surat-surat cinta dengan wanita pujaannya itu.

Cerita ini roman abis, tentang perselingkuhan gitu deh. Metode peyampaian film dengan menggabungkan antara the present time and flashback. Every detail of this movie is well prepared, that's why this movie won 9 Academy Awards dan didapuk jadi The Best Picture di tahun 1996.  

So, buat yang suka nulis buku harian, berhati-hatilah dengan apa yang Anda tulis dalam buku harian !  Eh, kok malah nakut-nakutin sih ?
Oh ya, film ini dibuat berdasarkan novel tapi sampai sekarang saya belum pernah lihat bukunya nongkrong di rak buku dalam negeri.  Mungkin ga masuk sini 'kali ya ?


Bridget Jone's Diary
Masih tentang film yang mengusung tema buku harian, kali ini milik wanita Inggris yang sampai menginjak usia 30-something masih jomblo ajee ! 

She then starts write her journal.  It is simply about thoughts, feelings and daily life of Bridget Jone's, including her romantic life.  What make this journal differs from others probably the way she write them down; in humorous way.  Just like her personality.

This movie also gives perspective to us on how an single woman nowadays struggling about her weight and over indulgence on smoking and alcoholic.

Adegan nulis diarynya ga banyak.  Lebih dominan pembacaan narasi oleh si pemeran Bridget yaitu Renee Zellweger.






The Reader
Buat saya, film yang dibuat berdasarkan novel dengan judul yang sama ini sangat kontroversial even for the western audience.   Mengambil setting PD II di Jerman, bercerita tentang hubungan beda usia.  Si wanita sudah dewasa, buta huruf and from low society.  Karena buta huruf, si wanita menjadi pegawai rendahan untuk Nazi Jerman.  Yang pria -tepatnya anak laki-laki karena masih di bawah umur- pandai, dari kalangan berada.  Si wanita mengajarkan hubungan antara pria-wanita dewasa dan si anak laki-laki mengajarkannya membaca dan menulis.  Very weird exchange !

Pada saat perang usia, si pria melanjutkan sekolah dan menjadi pengacara.  Sedang si wanita harus dipenjara karena kasus kejahatan perang.  Ceritanya kelam sekelam ketika akhirnya yang wanita memilih mengakhiri hidupnya sebab si pria tidak mau menemuinya.  Padahal si wanita sudah belajar menulis selama mendekam di penjara.





Notting Hill
Notting Hill menggambarkan berubahnya kehidupan sederhana William Thacker (Hugh Grant) -a loving brother to his sister and a good buddy for his friends- setelah berkencan dengan artis Anna Scott (Julia Roberts).   Awalnya Will tidak tahu identitas Anna karena Will berpikir Anna adalah pembeli seperti pengunjung toko lainnya.

Ternyata bagi Will, kehidupan lamanya lebih menyenangkan.  Apalagi ada momen di mana sang wanita mengingkari status hubungannya dengan William demi menjaga profesinya sebagai pesohor.  Books indeed is a good friend.  Books never lied or cheat on you !

Judul film yang diambil dari sebuah nama daerah di kota London ini kabarnya memang teriinspirasi oleh kisah nyata salah seorang pesohor Hollywood.  Wow, wonder who might that be !  



Dead Poet Society
Pelajaran bahasa ternyata bisa juga disampaikan dengan menarik.  Anggapan jika puisi itu selalu tentang hal-hal yang melow, mendayu-dayu dipatahkan dalam film ini.  Adalah John Keating seorang pengajar Bahasa Inggris di sebuah sekolah asrama ekslusif.  Unlike other teachers who gives lesson in conservative ways, John gives his lesson in differently, malah cenderung tidak biasa.  Tujuannya tidak lain, mengajarkan pada murid-muridnya untuk menjadi orang yang bijak dengan mememiliki cara pandang yang berbeda.  It's OK to be different in positive way.

Naskah film ini murni dibuat oleh Tom Schulman berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri.  

Saking inspiratifnya film ini hingga dimasukkan ke dalam daftar 100 Film Yang Menginspirasi Sepanjang Masa.  

"Carpe diem or seize the days.  Make your life extraordinary."




When A Man Loves
Kaget karena ada film Korean (Drama pulak !) ada di sini ? Lain kali saya akan cerita bagaimana saya jadi suka nonton K-Drama.  

Sesungguhnyalah juga, saya terinspirasi untuk membuat postingan bertema buku dalam film setelah menonton K-Drama 20 episode ini yang berkisah tentang insafnya seorang preman karena jatuh hati pada puteri pemilik toko buku.

Si preman sebetulnya anak yang pandai.  Namun keadaan yang tidak berpihak mengubah hidupanya menjadi seseorang yang dekat dengan dunia kekerasan.  Karena kecerdasannya, si preman berhasil mengubah hidupnya dengan membangun usaha sendiri secara baik-baik.  Dia juga menekuni kesukaannya yaitu membaca buku.  Digambarkan pula sang preman menyiratkan isi hati pada gadis pujaannya dengan berbalas puisi.  Alur cerita tidak bombastis, endingnya gampang ditebak apalagi kalo bukan happy end seperti K-Drama lainnya.  Yang bikin saya suka drama ini  sampai ikutan dibahas di sini adalah karena sukaaaa banget sama desain toko buku dalam drama ini....small tapi sukses bikin ngecessnyah !  Seperti yang digambar di atas itu lho..


Gilmore Girls
Film terakhir menurut saya yang juga selalu menampilkan bahkan membahas buku, tiada bukan adalah serial drama-komedi berjudul Gilmore Girls.  Serial yang pernah diputar di Indonesia ini (lupa tahun berapa) tidak jarang menampilkan tokoh Rori dengan buku.  Oh ya, Rori ini digambarkan sebagai anak pandai dari seorang ibu tunggal.  Karakter ibu yang kocak dan cuek sangat berbeda dengan sifat Rori si anak yang serius-pandai-bookworm-aktfi berorganisasi di sekolah.    Di negara asalnya, serial ini sukses diproduksi hingga 7 tahun.  Sayang, tidak semua session komplit ditayangkan di sini.  Oleh para penggemar fanatik serial ini, sampai-sampai dibuat daftar buku apa saja yang dibaca oleh Rori selama serial ini dibuat !  Silahkan masukkan keyword rory gilmore reading list di search engine and see yourself !  You even can find the book reading club at Goodreads, wow.


Nah, begitu lah buku dalam film versi saya.
Kalau ada yang tahu film selain yang ditulis di atas dan sudah nonton filmnya, boleh dong sharing. Ditunggu ya...!

You May Also Like

4 comments

  1. Replies
    1. Sama Mak Irul, saya juga penggemarnya Robin William. He is indeed a good actor. Jago banget menghidupkan karakter yang dia mainkan. Tob abesss !

      Delete
  2. Ya ampun, itu semua film yang sudah kutonton dan aku suka, yang terakhir apalagi tuh, When A Man Loves :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tos-tosan kita mak Indah !
      Hayuk, kapan-kapan nobar hehehe

      Delete

Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !