Perjalanan ini dilakukan sebelum terjadinya bencana alam gempa yang menimpa Lombok pada Agustus 2018
----
Dibalik asumsi awam yang acapkali berkomentar "Enaknya, bisa jalan-jalan!" Seringnya lingkup perjalanan dinas itu adalah bandara-hotel-tempat meeting-hotel (lagi)-bandara lalu pulang. Membosankan? Kadang-kadang. Lebih tepatnya; melelahkan. Apalagi jika pertemuan dinas memakan waktu yang tidak sebentar. Bisa jadi rapat dari pagi hingga petang. Sudah sore, mau jalan-jalan ke mana?
Untuk kondisi seperti ini, biasanya saya menyiasatinya dengan merancang waktu kedatangan sehari lebih cepat atau extend stay, minimal 1 hari sesudah pekerjaan selesai. Namun seringnya saya memilih opsi pertama.
Keuntungan dari H-1 adalah saya punya spare waktu untuk eksplorasi daerah yang saya kunjungi. Tentunya dengan mengumpulkan referensi entah pada kawan yang sudah pernah berkunjung ke daerah yang dimaksud. Atau kumpulkan informasinya melalui browsing. Minimal mendatangi spot-spot setempat yang iconic.
Maka saat beberapa waktu yang lalu mendapatkan tugas untuk menghadiri workshop di Lombok dengan agenda yang padat; saya langsung koordinasi dengan kawan-kawan lainnya mulai dari menetapkan jadwal penerbangan yang sama hingga memilih tempat wisata yang bisa kami kunjungi dalam sehari. Berbekal pengalaman ke Lombok sebelumnya, saya bisa mempunyai gambaran tempat wisata khas Lombok apa saja yang feasible diakses dalam waktu relatif pendek.
Memangnya Lombok punya ciri khas apa, sih?
Pulau yang luasnya sekitar 19 ribu KM² ini didominasi oleh Suku Sasak dengan mayoritas beragama Islam. Keindahan pantainya tidak kalah dengan kepulauan lain yang berada di timur Indonesia. Bahkan pemerintah daerahnya berambisi untuk menjadikannya sebagai Bali Ke-2. Siapa yang tahu pesona Gili Trawangan, Gili Menok dan Giri Air?
Dan rute sehari berikut ini sudah mencakup tempat wisata yang mewakili ciri-ciri Lombok tersebut.
Desa Sade
Dapat dikatakan Desa Sade yang luasnya sekitar 5,5 hektar ini adalah tempat wisata yang paling dekat lokasinya dari Bandara Internasional Praya, Lombok Tengah. Beralamat di Desa Rembitan, desa yang didaulat sebagai Desa Wisata di tahun 1989 ini berjarak sekitar 8 KM dari Praya dan dapat dijangkau dalam waktu 20 menit.
Sesaat menapaki gerbang desa, kita akan segera dihampiri oleh seorang "tour guide lokal" yang biasanya merupakan penduduk setempat. Saya pribadi menghargai kehadiran mereka. Mengunjungi tempat wisata ini tanpa pendampingan ibarat berjalan dengan peta buta. Kita gak akan tahu keunikan apa saja yang dimiliki oleh desa yang ternyata memiliki ketentuan jumlah rumah tidak boleh melebihi 150. Pokoknya, nggak akan rugi deh.
Apakah berbayar? Seikhlasnya saja. Mereka tidak menentukan tarif. Donasi dari pengunjung akan masuk ke kas desa untuk kemaslahatan bersama.
Contohnya; kali pertama mengunjungi dusun asli Suku Sasak pada tahun 2015, gapura desa masih under construction. Begitu juga dengan balai pertemuan desa. Pada kunjungan kedua ini, dua bangunan tersebut sudah berfungsi sebagai mestinya.
(Ki) Gapura Desa Sade (Ka) Aneka aksesoris |
(Ki) Broken Door - (Ka) Gentong Tempat Berwudu |
(Ki) The Alley - (Ka) Just Me 😎 |
Lapak Suvenir |
Pohon Cinta, tempat pemuda-pemudi Desa Sade memadu janji |
Aksesoris |
Kain tenun motif Suku Sasak |
Wefie with the Gank di pelataran Mesjid Desa Sade |
Foto lagi di depan Rumah Adat Desa Sade |
Pantai Tanjung Aan, Mandalika
Selepas dari Desa Sade, perjalanan dilanjutkan ke arah selatan yaitu kawasan Mandalika. Keunikan kawasan yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia ini kita dapat mengunjungi beberapa spot yang bersinggungan dengan laut diantaranya Pantai Kuta (iya, Lombok juga punya Kuta), Tanjung Aan, Pantai Aan, Bukit Merese dan Batu Payung.
Suka berburu sunset? Coba arahkan tujuannya ke Merese Hill Sunset.
Yang saya sukai dari tempat wisata ini adalah suasananya yang tenang. Cocok banget bagi para pencari ketenangan. Letak Pantai Aan di teluk membuat ombak yang menepi tidaklah beringas. Deretan pohon kelapa jauh menjorok ke daratan. Menyisakan jarak yang luas dari bibir pantai hingga lokasi parkir.
Dua kali saya ke sini, selalu disambut ketenangan yang sama. Betah rasanya berlama-lama. Apalagi jika bersama kesayangan. Uhuk!
Sea view dari atas Bukit Merese |
Wefie with the Gank ^_^ |
Di atas Bukit Merese |
Masjid Islamic Centre Mataram
Matahari sudah tergelincir ke peraduan saat kendaraan mengarah ke Kota Mataram yang letaknya sekitar 60KM di Lombok Barat.
Sebelum melepas penat di penginapan, kami sempatkan beribadah salat Magrib di Masjid Islamic Centre Mataram, rumah ibadah kebanggaan masyarakat Pulau Seribu Masjid.
Bangunan masjid paling megah diantara lima ribu masjid yang tersebar di Lombok dan Sumbawa, berdiri di atas lahan 6 hektar. Masjid yang dilengkapi eskalator ini mempunyai menara menjulang setinggi 114 meter. Dari menara inilah konon jika cuaca cerah pada siang hari, kita dapat melepas pandangan ke seluruh pulau.
Sedangkan pada malam hari, penggunaan lampu dengan warna yang beraneka menambah semarak penampakan masjid pada malam hari. Itulah keunikan tempat ibadah yang juga ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai tujuan wisata religi Pulau Lombok.
12 comments
Wah, masjid itu cakep ya kalau malam. Next kalau diberi kesempatan lagi, mau kesana deh. Liat lampu malam harinya 😊
ReplyDeletePenampakan masjid di malam hari emang lebih stunning. Jangan lupa dipotret yaakkk
DeleteKe pemandian narmada pun masih sempat mba. Nggak kalah cantik juga asri. Walau ada pura-nya memang.
ReplyDeleteAku malah belum pernah ke sana. Catet. Next time, Insya Allah dikunjungi. Terima kasih ya
DeleteNoted mbak info tempat wisata nyaaa! rencana Lombok jadi tujuan liburan tahun depan :D
ReplyDeleteDuh, jadi kangen Lombok.
ReplyDeleteKalau baca Desa Sade langsung ingat sama kotoran sapi :)
Nyuci lantainya pakai kotoran sapi yaa
DeletePertama ke situ, masih lihat lalat hijau gede-gede beterbangan, hiyy. Tapi pas kemaren ke sana, udah ngga lihat lalat hijaunya lagi lho...
DeleteWah aku ngga sempat mampir masjidnya, cakep banget yaa
ReplyDeleteLightingnya yang bikin tambah keren, Dew. Bagus lho.
DeleteAku belum pernah me Islamic Center nya. Ga sempet. Lebih mentingin kulineran waktu itu hehehe. Lombok emang kereen ya
ReplyDeleteLombok favoritkuh! ^_^
DeleteHai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !