disclaimer; this is NOT a sponsored post.
The post is written based on personal experience.
Perjalanan ke Singapura kala itu; short trip dengan budget terbatas. Maka akomodasi yang dipilih adalah hostel.
Ada banyak pilihan dengan keyword budget hostel Singapura. Dari semua temuan itu, saya langsung perpikat oleh penampakan 5footway.inn
Pencarian belum henti di situ karena hostel butik ini tersebar di empat lokasi; China Town 1, Boat Quay, Ann Siang dan China Town 2. Dari kesemuanya, saya memilih 5footway.inn China Town 1.
Kenapa?
Pencarian belum henti di situ karena hostel butik ini tersebar di empat lokasi; China Town 1, Boat Quay, Ann Siang dan China Town 2. Dari kesemuanya, saya memilih 5footway.inn China Town 1.
Kenapa?
1. Karena lokasinya
Karena saya familiar dengan kawasan ini dan bisa dibilang this area is my favorite part in Singapore. Ini penting mengingat trip ini hanya kami berdua; my daughter and me.
5 foot way.inn persis terletak di jantung keramain China Town. Aksesnya super duper mudah. Dari Bandara Changi, just take MRT dan beli karcis dengan tujuan China Town.
5 foot way.inn persis terletak di jantung keramain China Town. Aksesnya super duper mudah. Dari Bandara Changi, just take MRT dan beli karcis dengan tujuan China Town.
Sesampainya di Stasiun China Town, ikuti arus menuju China Town. Lalu naik tangga keluar stasiun. Keluar pintu MRT, jalan kaki sekitar 150 meter, the place is in your right. Begitu yang tertera di keterangan yang saya ingat dalam konfirmasi email pemesanan.
Berbekal pengalam ke China Town sebelumnya, saya sudah bisa memperkirakan bahwa menemukan hostel ini tidaklah sulit.
Dan memang tidak sulit. Yang "agak" sulit adalah mencari pintu masuk hostel. Harapannya saya akan menemukan tulisan besar 5footway.inn terpampang di deretan ruko yang dicat warna-warni sepanjang China Town.
Namun yang nampak malah lapak pedagang kaki lima. Ternyata pintu masuk 5footway.inn berada di salah satu barisan belakang lapak-lapak tersebut!
Rupanya kasus tamu yang bingung mencari pintu masuk seperti saya bukanlah kali pertama yang terjadi. Petugas front desk yang menerima kami siang itu hanya tersenyum maklum. Sambil menyerahkan acces card penginapan yang juga merupakan kunci kamar, petugas hotel yang cukup ramah menerangkan kebijakan deposit sebesar SGD 10 sebagai jaminan yang akan dikembalikan saat check out.
Rupanya kasus tamu yang bingung mencari pintu masuk seperti saya bukanlah kali pertama yang terjadi. Petugas front desk yang menerima kami siang itu hanya tersenyum maklum. Sambil menyerahkan acces card penginapan yang juga merupakan kunci kamar, petugas hotel yang cukup ramah menerangkan kebijakan deposit sebesar SGD 10 sebagai jaminan yang akan dikembalikan saat check out.
Bukan salah pintunya, sih. Karena bisa dipastikan bangunan permanen atau ruko yang elok dipandang itu lebih dulu ada dibanding lapak 😁
Ketika tidak nampak tanda-tanda akan keberadaan si hostel, sempet kena panic attack, siy. Duh, ngga lucu nih kalo kena tipu. Mana cuma pergi berdua anak lagi!
Akhirnya keluarkanlah ilmu TPS (Tanya Penduduk Setempat). Jari telunjuk orang yang saya tanya tentang keberadaan si hostel mengarah ke satu titik yang ternyata hanya berjarak beberapa meter sahaja dari tempat kami 🙈
Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga. Seandainya tidak ada lapak-lapak yang menutupi toko-toko, mungkin sedari tadi papan nama 5 footway.inn sudah terbaca hehe.
2. Karena fasilitasnya
Hostel ini menyediakan beragam varian kamar dengan konsep dormitory. Khusus dorm, satu kamar berkapasitas 6 orang. Yang gak punya masalah tidur bareng lawan jenis, bisa memilih Mix Dorm. Kalau jengah, ada khusus female dorm, kok.
Selain dorm, tersedia private room dengan kapasitas 3 orang dan 4 orang bahkan untuk 2 orang. Sedang solo traveling dan gak pengen tidur bareng orang asing? Jangan khawatir, tersedia pilihan kamar dengan single bed juga, kok.
Untuk short trip ini, saya memilih private twin room dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan. Rasanya kagok aja kalau harus bergabung dengan orang yang tak dikenal walaupun emang harus bayar lebih tinggi dibanding kamar tipe dorm. Ternyata kenyamanan itu, emang ada ada "harganya" ya, siiist!
Biasanya nginep di tempat dengan fasilitas lift tinggal dorong koper, begitu angkat koper sendiri naik tangga, baru berasa deh megap-megapnya! Mana space-nya kecil lagi. Di situ saya baru paham, betapa tingginya nilai 'ruang' a.k.a. property di Singapura. Untungnya kamar pilihan kami ada di lantai 2 jadi nggak terlalu terasa capeknya, Thanks God!
Selain dorm, tersedia private room dengan kapasitas 3 orang dan 4 orang bahkan untuk 2 orang. Sedang solo traveling dan gak pengen tidur bareng orang asing? Jangan khawatir, tersedia pilihan kamar dengan single bed juga, kok.
Untuk short trip ini, saya memilih private twin room dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan. Rasanya kagok aja kalau harus bergabung dengan orang yang tak dikenal walaupun emang harus bayar lebih tinggi dibanding kamar tipe dorm. Ternyata kenyamanan itu, emang ada ada "harganya" ya, siiist!
Biasanya nginep di tempat dengan fasilitas lift tinggal dorong koper, begitu angkat koper sendiri naik tangga, baru berasa deh megap-megapnya! Mana space-nya kecil lagi. Di situ saya baru paham, betapa tingginya nilai 'ruang' a.k.a. property di Singapura. Untungnya kamar pilihan kami ada di lantai 2 jadi nggak terlalu terasa capeknya, Thanks God!
Atas: our room, bunk-bed twin room Kiri: Power socket & night lamp box, hostel's access card Kanan: washing basin, hair dryer, nampak shared bathroom di belakang |
Begitu pintu kamar terbentang lebar, terlihat ruangan kira-kira seluas 8 m² berlantai parket berisikan 1 bunk-bed, sebuah bangku dan lemari. Errr, tepatnya loker. All are in white; the room, the bed including pillow, blanket and sheet. Aircon is working properly, terbukti dari suhu dalam kamar yang langsung sejuk. Beda banget dengan suhu di koridor hostel. But the shocking part was .... drum roll.... kamarnya tak berjendela! Fix, kamar ini memang hanya untuk kami istirahat 😆
Tidak seperti bantalnya yang tidak terlalu
Hal yang saya anggap "juara" dalam kamar adalah fasilitas night lamp & power outlet box yang menempel di dinding sesuai letak bunk-bed. Si kotak menempel pada dinding sesuai ketinggian ranjang bagian bawah dan atas. Penempatan yang demikian sangat memudahkan tamu hostel yang menempati bunk-bed bagian atas karena tidak perlu susah payah turun untuk mencapai power outlet. Jika lampu utama kamar dimatikan namun salah satu masih ada yang ingin melakukan aktivitas di tempat tidur; membaca buku, cek email misalnya maka masing-masing dapat menyalakan night lamp. What a brilian idea!
Buat saya yang baru bisa tidur dengan kondisi gelap, desain seperti ini membantu sekali. Dan begitulah yang kami lakukan. Tidur saya tak terganggu manakala saya sudah ke alam mimpi sedangkan anak saya masih sibuk dengan gadgetnya karena lampu yang menyala hanyalah night lamp dari box di upper bunk bed. Every body gets what their want 😁
Untuk kamar, seperti yang dikatakan, all visitors use shared bath room. Di lantai kami, ada dua kamar mandi yang ukurannya (sumpeh!) mini banget. Masih lebih besar ukuran kamar mandi belakang di rumah keknyah, hehe. Ukuran kamar mandi ini kurang dari satu meter persegi. Kita harus agak mundur jika membuka pintu lipat kamar mandi. Tuh, pintunya aja dilipat. Bukan pintu sebagaimana umumnya. Bisa dibayangkan 'kan?
Tapi ukuran kamar mandi yang mini itu gak masalah karena seperti ruangannya, kamar mandinya pun bersih. Sudah tersedia shower/shampoo gel berikut hair dryer. Buat yang gak bawa toileteris pribadi, your problem is solved. Kecuali sikat gigi dan odol. Ini kudu bawa sendiri.
Ngga bawa handuk? Rogoh kocek lagi SGD 2 untuk sewa handuk selama nginep di sini.
Free Breakfast, yeay!
Saat pertama ke Singapura beberapa tahun yang lalu, nginepnya di hotel gede tapi harga kamar belum termasuk sarapan. Begitu tahu harga kamar di 5footway.inn ini sudah termasuk sarapan padahal harganya beda jauh, saya jadi kaget. Kok bisa begitu?Bandingkan dengan Indonesia di mana setiap penginapan, mulai dari yang murah-meriah apalagi yang mewah, by default memasukkan fasilitas sarapan walaupun sekadar teh manis berikut nasi goreng ceplok telor yang rasanya ngga karu-karuan 😁
Toaster and coffee maker. Maaf gambarnya gak presisi, maklum dipotret saat "peak hour" 😁 |
Tidak cocok dengan menu sarapan 5footway.inn? Mereka jual mie instant cup ukuran jumbo aneka rasa seharga SGD 10. Saking jumbonya, menurut saya harusnya jadi mie bowl instant. 😊
Area makan adalah area paling sibuk dan ramai khususnya pada jam sarapan 7-10 pagi. Di luar itu tempat ini relatif sepi, biasanya hanya didatangi oleh tamu hostel untuk mengakses public desktop yang tersedia di area yang sama.
3. Karena harganya
Kami menginap di sini selama 3 hari, Kamis hingga Sabtu. Room rate selama 3 hari tersebut bukan flat rate. Berhubung Jumat-Sabtu adalah week-end, otomatis rate-nya lebih tinggi dibanding hari Kamis. Namun jika dirata-ratakan, per harinya harga private room with twin bed (bunk-bed) berkisar Rp 500 ribu (jika di-rupiahkan) dan sudah termasuk pajak plus dapat sarapan pulak!
So again, ada banyak budget hostel di Singapur. Namun jika ingin benar-benar merasakan ambience China Town Singapur yang sesungguhnya dengan kriteria penginapan aman, lokasi strategis serta harga terjangkau; bisa mencobanya di 5footway.inn China Town 1.
So again, ada banyak budget hostel di Singapur. Namun jika ingin benar-benar merasakan ambience China Town Singapur yang sesungguhnya dengan kriteria penginapan aman, lokasi strategis serta harga terjangkau; bisa mencobanya di 5footway.inn China Town 1.
***
For further information, go to official website https://5footwayinn.com/