My Dairy Note's

Life Style & Family Blog Indonesia

    • Home
    • About
    • Disclosure
    • Life Style
      • Books & Movie
      • Travel
      • Culinary
      • Fotografi
    • Women in Tech
      • Blogging
      • Techno
    • Midlife Series
      • Family
      • Wellness
    • Career & Project Management
      • Project Management
Setelah berkesempatan mengunjungi beberapa kota besar di luar Indonesia, saya menyimpulkan bahwa yang membuat negeri kita kelihatan “terbelakang” adalah masalah kebersihannya.  Ngga usah jauh-jauh.  Dengan sesama negara pentolan ASEAN lainnya seperti Singapura, dibandingkang dengan Negeri Jiran saja, Indonesia masih kalah jauh.  Ibu kota negara-negara yang disebut tadi boleh sama macet dan ramainya dengan Jakarta.  Mall di Indonesia tidak kalah mewah dengan mall di Singapura dan Malaysia.  Tapi jangan bandingkan soal kebersihannya ya. 

Tapi negara-negar tetangga tersebut ternyata punya perjalanan panjang hingga mencapai tingkat kebersihan seperti sekarang ini.  Singapura sendiri butuh waktu lebih dari tiga puluh tahun untuk bertransformasi dari “negera dunia ketiga” menjadi “island-state” seperti sekarang ini.  Pemerintahan Lee Kwan Yew dahulu sudah mencanangkan integrated programmes dari semenjak tahun 1960.  Wow !  Ternyata, semuanya pake proses, ngga ada tuh jurus bikin perahu Sangkuriang semalam alias simsalabim.  Singapura juga pernah mengalami situasi di mana penduduknya tidak peduli dengan sanitasi.  Dengan pemerintah yang tegas dalam menegakkan peraturan dan sosialisasi yang baik, perlahan pasti terjadi perubahan yang terefleksikan dari sikap warganya; tertib dan disiplin termasuk dalam hal kebersihan.  Tidak heran jika hal tersebut menempatkan Singapura termasuk dalam kategori kota terbersih di dunia *hasil googling.

Credit of http://www.merdeka.com/foto/jakarta/16804/anak-anak-bermain-sampah-di-muara-angke-003-arie-basuki.html

Tidak heran jika salah satu ajaran yang ditanamkan orang tua saya adalah kebersihan.  Jaman saya kecil dulu, walaupun sudah meringkuk di tempat tidur tapi ketahuan belum sikat gigi plus cuci kaki dan tangan, maka tiada ampun harus bangun lagi untuk masuk kamar mandi untuk melakukannya !  Wajib pula hukumnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.  Bentuk “pemaksaan” yang tadinya serasa siksaan, lambat laun berubah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan hingga kini.  Selarut apapun itu, bagaimanapun ngantuknya; kalo ga bersih, saya pasti melakukannya daripada tidak bisa tidur !  Sekarang kebiasaan itu saya terapkan pada anak-anak.   Check list saya setiap malam pada mereka adalah; “Sudah shalat Isya ?  Sudah sikat gigi ?  Sudah cuci-cuci ?”  Cerewet ya…tapi kalo ngga cerewet, bukan ibu-ibu donk ^_^
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Saya ga jago masak, hanya sekedar bisa.  Karenanya patokan saya cuma satu; kalo yang makan bisa nelen hasil masakan saya artinya it is acceptable, as simple as that !

Yang kedua; ga suka masakan yang ribet-ribet.  Apalagi pake acara peres-peres santen, ngulek-ngulek....aduh maap, ga gue banget.  Lewatin aja deh resep masakan seperti itu. Pengen masakan Padang ?  Beli jadi ajah.

Ketiga, masak kalo lagi mau alias moodnya sedang OK.  Kalo udah ada rasa males walau sedikiii....tttt aja, mending ga jadi.  Eh kalo ini kayaknya berlaku umum, ya ?  Soalnya pernah tuh, karena "mengharuskan" diri untuk memasak padahal sudah dirajam malas akhirnya satu adonan kebuang.  Sayang, mubazir deh telur, terigu en teman-temannya.

Yang ke-empat.  Makanan yang mau dimasak harus yang gue juga suka.  Kalo ga suka, males bikinnya.  Hihih, egois ya ?  Itu dolo, sodara-sodara !   Sekarang udah mendingan, mau ga mau ngalah, demi orang-orang tercintahh #tsahh.

Credit https://www.pinterest.com/cheftalk/food-cooking-quotes/

Share
Tweet
Pin
Share
38 comments
Ketika terbersit untuk serius dengan pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah, salah satu yang terlintas di pikiran saya adalah infrastruktur yang diperlukan.  Dari situ saya meninvetarisir kira-kira apa saja yang dibutuhkan guna kelancaran pekerjaan yang bisa dilakukan secara online.  Setelah dibuat daftarnya, ternyata ga banyak item yang dibutuhkan.  Tapi ketika melihat biayanya, cukup membuat saya untuk langsung berhitung.  Quantity wise is not much, but quality wise it cost you a LOT !

Berikut adalah daftar yang saya buat dahulu :

Hardware
     Lihat kebutuhannya.  Jika niatnya mau kerjaan yang bisa dilakukan mobile, sering tidak tetap di satu tempat, baiknya sih pilih laptop.  Namun sekiranya pekerjaan yang akan dilakukan menetap di satu tempat saja, komputer meja alias deskstop adalah jawabannya.  Setelah memutuskan hardware yang diperlukan (bukan yang dikehendaki loh ya..), lanjutkan dengan spesifikasi laptop atau deskstop.  Kenapa demikian ?  Karena level kecanggihan hardware yang kita pilih berbanding lurus dengan harganya ^_^.  So, define what you need.  Not what you want !


Share
Tweet
Pin
Share
11 comments

n
Twit #1
Mnurut @LovepinkID stlh thn 2009, breast cancer naik peringkatnya jd #1 stlh kanker ovarium, sbg penyebab kematian perempuan Indonesia

Twit #2
Siang ini mba Muti dari @LovepinkID yg berbagi pengalamannya sbg breast cancer.

Twit #3
Genetic, life style, stress adl hal2 yg bs memicu breast cancer begitu sharing dr mba Muti selalu cancer survivor.

Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
Ketika membaca liputan Mak @lusitris tentang Sukses Online Shop ala Mak Carra di Seminar Wirausaha Perempuan Berdaya Saing Tinggi yang diselenggarakan oleh Stilletto Book tanggal 6 September 2014 lalu di Kota Gudeg, Jogjakarta; saya jadi keinget kalo saya dan dua orang adik sepupu pernah menginisiasi upaya serupa olshop ini namun mandeg di tengah jalan.  

As a start, infrastruktur bisnis online hijab plus aksesoris ini sudah ada secara adik sepupu si owner background sekolahnya IT.  Web -berbayar- udah punya, buyer juga udah ada.  Tinggal promosinya yang masih perlu digenjot.  Makanya kalo kita lagi ngumpul bertiga, topik jual-menjual ini juga dibahas diseling update berita-berita terkini keluarga besar, hehehe.


From the photo session,what do you think ?

Waktu itu, salah satu yang kita anggap perlu diperbaiki supaya calon pembeli lebih tertarik dengan produk adalah tampilan produk yang dipajang di website kurang greget. Padahal kita sadar bener bahwa web site itu berfungsi sebagai etalase, 'kan ?  Dan selayaknya etalase yang kita lihat di pertokoan, harus dirancang semenarik mungkin.  Akhirnya kita sepakat untuk bikin foto yang lebih serius dibandingkan sebelumnya.  


Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
Kapan terakhir ke dokter gigi ?  3 bulan yang lalu, setahun yang lalu, dua tahun yang lalu atau malah tidak pernah sama sekali ?

Seringnya kita memang kurang perhatian sama bagian tubuh yang satu ini.  Selama sikat gigi teratur –kadang Cuma sekali dalam sehari kalo mandi pagi aja- dan tidak ada keluhan dengan gigi, seringnya kita beranggapan “it is okay”.  Padahal sebetulnya ngga lho…
Cara sikat gigi yang kurang benar, jenis makanan yang dikonsumi ternyata berpengaruh pada kondisi gigi kita.  Sehingga di kalangan medis, sangat dianjurkan periksa kondisi gigi per 6 bulan sekali.  Atau minimal setahun sekali lah.  Biar ngga kelewat atau parahnya nunggu sampe berasa sakit gigi, tips salah seorang kawan mungkin jni mungkin bisa ditiru.  Setiap merayakan hari ulang tahunnya, teman saya selalu menyempatkan diri untuk cek kesehatan termasuk periksa gigi.  Katanya sebagai ritual perayaan hari kelahiran dan mensyukuri sudah dikasih berkah sehat maka selayaknya tubuh yang diberikan oleh Sang Pencipta, salah satunya dengan melakukan medical check up.  A good philosophy, after all.  Karena itu kalo si kawan ini ulang tahun, alih-alih pesan kue ulang tahun, dia malah buat janji ketemu dokter termasuk diantaranya ke dokter gigi.  Alhasil, kuota minimal periksa gigi terpenuhi.

Fresh look: green lime and white !
Share
Tweet
Pin
Share
11 comments
Pastinya punya dong, keinginan untuk berkunjung ke tempat-tempat tertentu yang selama ini cuma dilihat gambarnya dari buku dan film.  Atau cuma denger ceritanya doank ?

Kalo saya nih, pengeennn banget datang ke tempat-tempat ini.  Here they are, listed in random order (^_^)

Ubud
Setelah beberapa kali ke Bali, finally bosan dengan Kuta dan Legian.  Terakhir ke sana, rasanya riuh banget.  So, next time headed to Bali, pengennya ngubek-ubek daerah sejuk yang terletak di tengah Pulau Dewata ini; melihat detak kehidupan di Pasar Seni Ubud, berkunjung ke Puri Saren Agung, kediaman milik keturunan raja Ubud terakhir.  Mengganti kebisingan dan potret beach life Kuta dengan menginap di Nyuh Kuning Village, mengisi waktu dengan mengunjungi museum yang lumaya banyak dijumpai di daerah sejuk ini termasuk galeri Antonio Blanco.  

http://privatebalidriver.com/ubud/

Menjauh dari keramaian dengan tracking atau naik sepeda melewati desa-desa seputaran Gunung Batur lalu di penghujung hari melihat arakan burung bangau di Desa Petulu ditemani aroma kopi hasil perkebunan daerah Kintamani.  Fuiii, how about that ?


Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Since my daughter falls in love with Japanese dishes, she starts asking me to prepare kinds of sushi and o-nigiri for her lunch box.

First time I eat sushi, I'm quite impressive with the way how it presented.  It looks simple but the more you carefully look at it then you realize that small one-bite-type dish contains of healthy-inexpensive ingredients.

With curiosity on how to prepare simple sushi and o-nigiri, I started to gooling and found several links which is too pity if I  keep them only for myself.

Let's see how the expert doing it !


Cooking With Dog


What make this website unique not only the dog as an icon, yes the dog always accompany the chef on every videos, but also the unusual accent of the presenter.  What make it more hilarious, the chef who is Japanese never speak English during the show.
Please see the video by yourself and you'll know what I am talking about.  Informative yet entertaining cooking channel I've ever seen.


Japanese Cooking 101


Japanese Cooking 101 is launched for English readers by 2 Japanese women who lives in California.  Though they live outside their home country, they still would preserve an authentic Japanese food.


After I saw "how-to" videos and try to make sushi by my self, then preparing sushi for bento is fun. In fact, I create my own combination as sushi filler.  You can have a sausages either steam or fried ones.  Ebi furai or chicken nugget, even smoked beef.  Basically, whatever you have in your refrigerator can be the filler.  You can spread tomato ketchup or sandwich spread for additional flavor.

For vegetables, put cucumber or avocado.  Even lettuce or steam spinach.

Basically, use your imagination.

And this is one of my version sushi for my daughter's bento.  Home made sushi with fried crab stick plus sliced cucumber, served with fruit salad -red melon, strawberry, cucumber- dressing with thousand island.



Do you have yours ?  Share with me, ya.
So, roll up the sushi and Itadakimasu !


Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
October 23th, 2013.
My Dad died.  

October 11th, 2013
He turned 80.  Happy birthday, Dad !  You made it 80 as you wish.

August 2013
We rushed Dad to hospital.  
His condition was in terminal stadium, doctor said, after examined him.  What we could do was only to maintain his quality of life but not prolonged his life expectation.  Dear God !

June 2013
Dad had MRI and from the result, the cell has scattered all over his body.  From head to toe. MRI photos showed a light spots.  Those light spots are fierce cells.  The cancer.
BUM !

Sometimes late 2012
Dad complained about his head and legs.  He felt his legs was "hot" in certain parts.  He had on-off headache.  Generic painkillers didn't help him much.  We did not take it seriously (Guilty !  Guilty !  Guilty !) as we understands that old people usually feels strange about their own body, don't they ?

***
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments
credit from here

Yang sering terkatakan adalah anak-anak produksi broken family jarang yang berhasil karena mereka tidak punya role model sebagai pegangan.  

Yang sering terceritakan adalah ada si anu bercerai, si itu berpisah; yang semuanya saya tanggapi tak serius.  Dalam artian itu adalah pilihan hidup seseorang.  Jika sudah dipilih maka harus siap dengan konsekuensinya.  

Jika saja karena tidak melihat di depan mata sendiri, maka a broken family yang saya tahu hanya sebatas cerita saja. 

Jika masih banyak yang berpendapat malangnya tumbuh tanpa ibu, ternyata ayah pun punya peran penting dalam masa tumbuh kembang anak.  Makin menyadarkan bahwa fungsi laki-laki dalam keluarga tidak sebatas pemberi nafkah semata.  There a lot more meanings being A father and husband !

Seperti kisah yang dialami oleh seorang kerabat.

Share
Tweet
Pin
Share
8 comments

Kita seperti sepasang sepatu
Yang mengayun langkah bersama
Kita seperti sepasang  sepatu
Kau kiri, aku kanan
Kiri tidak bisa menjadi kanan, kananpun tak biasa menjadi kiri
Namun tanpa salah satu, akan sulit tiba di tujuan
Bisa terpincang-pincang, cepat lelah bahkan

Kita seperti sepasang sepatu
Saling melengkapi, differs in harmony
Kita seperti sepasang sepatu
They look right when they're together



Kita memang sepasang sepatu
Share
Tweet
Pin
Share
8 comments
This is not street photography,
this is A mall photography.

Took all the pictures on one of family quality time,
none other place than at da mall !

e.n.j.o.y

***



Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Sesuai judul, teorinya ga ada kendaraan yang melintas di Jl. Jalak Harupat, Sempur, Bogor dari pukul 6 - 9 pagi di setiap Minggunya.  Namun apa daya, masih ada motor yang nyelonong masuk tanpa dikenai sanksi oleh petugas yang berjaga di ujung jalan dekat pintu gerbang Istana Bogor.  Atau mungkin saking pinternya, betul-betul literary dianggap bahwa CAR yang dimaksud ini adalah mobil, rodanya empat.  Sedangkan, motor 'kan hanya beroda 2 ?!  *geleng-geleng*

Manusia yang menyemut
Belum lagi gelaran lapak penjual segala rupa dagangan.  Ruas jalan yang niatnya diperuntukkan untuk kenikmatan pejalan kaki menikmati teduhnya jajaran pepohonan besar di bagian luar Kebun Raya Bogor tak tercapai kini.  Gimana mau enjoy berjalan jika setiap satu meter terhalang hamparan dagangan orang.  Gak mungkin 'kan kita langkahi periuk orang, apalagi sampai kita injek walaupun itu bukan tempatnya mereka berjualan.  Selama 3 jam itu, semua orang bebas menjajakan dagangannya.  Ngga sedikit yang mendadak jualan !  Bukan mendadak dang dut seperti judul film itu lho, yaa...^_^

Padahal ketika digagas lima tahun lalu, tak begitu adanya.  Belakangan, cita-cita Car Free tinggal betul-betul tinggal cita-cita.  Sayang juga sih sebenernya...

Tak ada lagi jalan santai, boro-boro santai karena adu senggol dengan manusia lain dan kudu cermat merhatiin jalan, hihihi.

Sabar menanti melintasi Jl. Jalak Harupat

Tapi untuk urusan foto-foto, jadi amat beragam.  Mulai dari mainan anak, jajanan pasar, perabot plastik merek ternama sampe kadang-kadang salesman motor pun tak menyia-nyiakan kesempatan berjualan di sini. Seru !

Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Belakangan banyak istilah asing yang di-Indonesia-kan.
Ada yang kedengarannya jadi janggal karena mungkin kita sudah terbiasa dengan istilah aslinya.  Semisal hashtag jadi tagar.  Web page dilokalkan jadi laman.  Pertama kali denger, agak bengong juga.

Dan tidak sedikit yang jadi salah tulis.  Kalo sudah perkara salah tulis, bisa jadi beda arti dari yang sebenarnya atau malah jadi lucu sama sekali.

Terutama kalo bepergian ke daerah, mother tongue alias lidah lokal memang ngga bisa dikelabui.

Thanks to smart phone, bikin gampang dokumentasi kalo nemuin kata-kata lucu seperti ini ^_^









Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Pernahkah terpikirkan jika kita harus membeli udara untuk bernafas ?  Saat ini saja, khususnya bagi kita yang tinggal di kota besar, memerlukan usaha ekstra jika ingin menghirup udara segar bebas polusi, tujuannya jika bukan ke pinggir laut pastilah ke daerah pegunungan.  Artinya ada dana ekstra yang di atas nama liburan kita sisihkan untuk “membeli” sebuah kesegaran.  Denga sadar, kita juga rela menganggarkan sekian rupiah dari bujet kita untuk membeli air kemasan untuk minum, masak bahkan mandi dengan pertimbangan kesehatan.

Jauh sebelum adanya kesadaran aksi “Go Green” saat ini, di awal tahun 70-an, Dr. Seuss telah mengilustrasikan betapa mengerikannya dampak eksploitas alam yang disebabkan oleh keserakahan industri.

Adalah suatu kota bernama Thneedles.  Kota yang bersih, menyenangkan, penduduknya diliputi keriaan sepanjang tahun.  Bahkan bukan musim dingin pun, warga masih dapat melakukan aktivitas di atas salju yang anehnya tidak meleleh walau di bawah sinar matahari.  Sayangnya semua itu bukan hal alami.  

Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Acara masak-memasak di TV seingat saya sudah ada semenjak stasiun TV cuma satu di jagat Indonesia ini.  Sejalan waktu, konsep dan penyajiannya acara pun dibuat menarik.  Resep yang disajikan juga kian beragam.   Gak cuma makanan lokal, yang internasional pun dihidangkan.

Booming internet dan social media ternyata ikut serta merubah wajah dunia kuliner.  Jika selama ini kita terpaku pada jadwal tayang program memasak di televisi, kini kita juga bisa mengakses kegiatan para koki ini di dunia maya at anytime.  Yup, youtube is not only containing video music ladies !

Ada banyak cooking channel di Youtube.  But these are my favorite !
Kenapa semuanya besutan lokal ?  Karena selain keanekaragaman dan keindahan alamnya -buat saya- Indonesian cuisines is unbeatable.  Kagak ada matinye !

Kokiku TV
Cooking Channel Indonesian TV yang satu ini ga cuma mengetengahkan resep lokal, dishes manca negara yang sudah akrab di lidah orang Indonesia juga ikut diketengahkan. Yang saya suka dari cooking channel ini adalah sudut pengambilan gambar yang tidak biasa plus kualitas gambarnya yang kinclong bingits.  Jika biasanya pembawa acara didominasi oleh satu orang, Kokiku.TV justru menampilkan banyak koki.  Tidak cuma makanannya saja yang beraneka, sekokinya pun beda-beda.  Ngga ngebosenin buat yang nonton :)

Semua resep yang ditayangkan bisa diakses di  http://kokiku.tv
Mau sering-sering dapet update menarik seputaran masak-memasak ?
Follow aja Twitter, Facebook atau Instagram Kokiku.TV 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
1st time sharing when you were in my womb
we shared breathe, food and air
: we shared life
that was you started filling my dream

Now..

we share clothes, shoes and bags
we share laughs, stories and wishes
: Your dreams is my prays 
I am happy when you happy
as I won't let one tears falling in front of you

We are no more sharing the same breathe as we did 15 years ago

but doesn't mean we are not sharing our life

Happy Bornday, sweetie pie


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Ternyata, memerangkap para penjepret dalam gambar asik juga. Tidak jarang hasilnya pun menarik.

Ini hasil browsing iseng saya di Pinterest



Share
Tweet
Pin
Share
8 comments
Saya pikir, rafting adalah olahraga paling 'gelo' yang pernah saya coba. Ternyata ada olahraga lain yang menguras nyali plus adrelin.  


Adalah ajakan dari Mas Gendon untuk mencoba paralayang yaitu sejenis olah raga yang menggunakan parasut seperti yang digunakan penerjun payung.  Mas Gendon, begitu kami biasa menyapanya jika bertemu di lingkungan sekolah karena kebetulan anak-anak kami satu sekolah.  



Bermula dari bincang-bincang antar ortu di sekolah hingga suatu saat beliau menawarkan kami, "Kalau mau coba terbang, kasih tahu saya aja, nanti kita terbang tandem" begitu tawarnya.  Ajakan yang sukar ditolak terlebih bagi Suami Ganteng yang [menurut saya sebagai istrinya] termasuk manusia kategori urat nyali-nyaris-putus, maka tawaran demikian is too good untuk dilewatkan.  Ngga sampai di situ, istrinya pun (baca: saya, iya saiyyahh !) dibujuk-bujuknya pulak.  "Ayolah, Mam, kapan lagi nyoba terbang ?  Ntar nyesel lho."  Begitulah kurang lebih bujuk rayunya.  Entah termakan rayuan pulau kelapa Suami Ganteng atau emang saya juga yang pada dasarnya penasaran pengen nyobain hal-hal baru, maka pada suatu akhir pekan kami pun menyambut tawaran 'menggiurkan' tersebut.  

Share
Tweet
Pin
Share
78 comments
Gegara baca laman Flash Fiction-nya mak Redcarra, saya jadi tahu terminologi “twisted story” atau “twisted ending”, pokoke gitu deh istilahnya.  Kurang lebih maksudnya begini; dari awal cerita si penulis memberikan fakta-fakta yang menggiring pemikiran pembaca pada suatu kesimpulan.  Namun di akhir cerita, kenyataannya tidak demikian.

Apakah artinya pembaca diperdaya oleh penulis ?  Kalau menurut saya, saking pandainya si penulis meramu suatu cerita, sehingga gak terasa jika ada bagian dari cerita yang tak dijabarkan tuntas. Atau samar diulas.  Biasanya, pada akhir cerita lah, penulis akan menguraikan semuanya, fakta-fakta yang sudah tersambung lebih diperkuat lagi dengan hidden-hidden facts yang sengaja disimpan dan cerita pun berakhir dengan klimaks yang sempurna. Save the best for last !


Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Kalau tidak salah ketika itu sekitar pukul 10 pagi. Atasan saya yang seorang warga negara Amerika terlihat gelisah setelah menemui atasannya yang juga seorang expatriat.  Yang saya ingat juga, lantai 9 di gedung di mana saya bekerja, hari itu tidak terlalu ramai.

Tidak lama, telepon genggam saya berbunyi.  Dari Call ID, saya baca nama kakak sulung saya yang berdomisili di Balikpapan.  Tumben, pagi-pagi telepon, batinku.

Begitu kusapa hallo, telingaku disambar oleh suara paniknya.  Di mana kamu, kenapa masih di kantor, ayo cepat pulang !  Pertanyaan dan perintah terdengar beruntun jadi satu.

Eh ?

Share
Tweet
Pin
Share
14 comments
Haiyyaa tak terasa musim liburan sudah di depan pintu.  Sudah menetapkan tujuan liburan atau malah tidak ada rencana berlibur sama sekali ?

Kami sendiri belum ada rencana yang spesifik sebab tahun ini fokus dengan urusan sekolah Kakak Cantik mulai dari persiapan Ujian Nasional disambung lagi dengan pendaftaran sekolah barunya. Most likely liburan semester kali ini harus ditunda dulu deh.  Padahal biasanya jauh hari sebelum liburan tiba, anak-anak sudah excited and curious about our holiday's plan. Well sorry, not this time, kiddos !




Saya masih ingat, almarhum kedua orang tua saya dulu selalu meluangkan waktu khusus untuk berlibur. Tujuan wisata bisa macem-macem; mulai dari daerah pegunungan,laut juga mengunjungi tempat wisata sarat sejarah. Jauh dekat semua dilakonin. Mulai dari keliling musium yang ada di Kota Jakarta hingga tour de Jabar alias keliling Jawa Barat pake mobil sedan yang isinya umpel-umpelan kita berlima.  Pegel tapi seru !

Share
Tweet
Pin
Share
8 comments
Image from Drama.net

Sekarang ini siapa yang tidak kena demam drama korea atau yang seringnya disebut K-Drama, kependekan dari Korean Drama.  Saya pun yang awalnya tidak menggubris akhirnya menyerah juga oleh gempuran serial dari negeri Ginseng ini, walaupun masih belum termasuk kategori fans akut (hehe, pembelaan diri).  

Ada ritual tersendiri yang biasanya dilakukan sebelum menonton K-Drama.  Kenapa demikian ?  Karena saya bukan termasuk yang betah duduk nonton belasan apalagi puluhan episode.  Personally, I preferably wacth one-time movie.  Play-watch-finish !  ^_^

Kebayang betapa betenya kalo udah nonton sekian episode, ternyata ceritanya basi-garing plus ga suka sama karakter-karakternya.  Untuk menghindari itu semua; pastinya saya akan browsing dulu.  Sumber referensi bisa dari wikipedia, IMDB atau blog-blog K-Drama mania yang bertebaran itu. Jika berminat setelah baca sinopsisnya, suka dengan genre filmnya, pemainnya bukan artis Hallyu ABG unyu-unyu itu and (this is the most important ones) episode kurang dari 20, most likely I’m gonna watch it otherwise forget it !

Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
Rasanya tidak ada orang Indonesia yang ngga doyan keripik.  Makanan yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai ‘chips’ ini banyak ragamnya.  Seingat saya waktu kecil  dulu, almarhumah Mama juga sering menyediakan cemilan di rumah namun jaman itu jenisnya masih terbatas pada jenis umbi-umbian seperti  kentang dan singkong selain tempe atau pisang.  Makin ke sini, ketika teknologi sudah semakin maju plus kesadaran masyarakat akan hidup sehat meningkat, maka jenis keripik jadi lebih bervariasi.  Jadi sekarang sudah ada tuh keripik yang berbahan dasar sayur atau buah seperti keripik nangka dan keripik bayam. 

Inovasi nggak berhenti sampai di situ.  Masih inget ‘kan dengan fenomena keripik singkong pedas dengan level kepedasan yang berbeda ?  Si penjual dengan cerdiknya menyediakan rasa keripik mulai dari yang tidak pedas, sedang pedasnya sampai yang super pedes-des-des !  Karena si penjual menyadari bahwa walaupun khas cemilan Indonesia tapi ngga semua orang tahan dengan rasa pedas seperti saya.  Bukannya ngga suka pedas, tapi sadar diri aja kalo lidah saya ini ngga sanggup makan makanan yang pedasnya to the max –istilah anak saya yang ABG-.  Selain lidah yang ngga sanggup, perut juga langsung “berontak” kalau menkonsumsi makanan pedas.  Makanya saya jadi terlihat ”picky” dalam memilih cemilan (kenyataannya memang “picky”, hehe).  Padahal kami termasuk keluarga yang suka banget ngemil apalagi cemilan yang kerenyes-kerenyes pada saat dimakan.  Terkadang saking pengennya ngemil tapi stok di rumah habis, kerupuk yang sejatinya untuk temen makan pun jadi sasaran.  Dan ketika saatnya makan, rasanya ada sesuatu yang ‘hilang’.  Ya apalagi kalau bukan si kerupuk tadi, haha !

Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Tanpa saya sadari, saya ternyata menyukai memfoto jendela.  Mungkin karena falsafah dari jendela itu sendiri.  Tanpa perlu melihat langsung ke dalam, through the window we able to have a glance on what inside looks like.

Penilaian saya akan suatu bangunan bisa drop to the minimum level just by looking the window.  Apalagi kalo sampai lihat dari dekat kualitas kusen tidak seimbang dengan kualitas bangunannya. Sampai segitunya sih ?!  Hihihi.

Window is the eye of the buildings.
Selayaknya mata, jendela hati manusia where you can read somebody's mine.
So, it always fascinating to see how window can give dramatic impression to the beauty of the building.


Share
Tweet
Pin
Share
10 comments
Minggu lalu berkunjung ke rumah teman yang istrinya baru melahirkan anak ke-3.  Ceritanya, setelah menunggu cukup lama, akhirnya sang teman dikaruniai putri kecil melengkapi 2 jagoan yang mau menginjak remaja.  Aroma khas bayi beserta tangisan bayi menyambut kami setelah hampir satu setengah jam menempuh perjalanan dari Bogor ke Bekasi.  Rupanya adik Kinan, begitu nama sang bayi, sedang dimandikan oleh ibunya.  Melihat kesibukannya mengurus bayi jadi ingat pengalaman sendiri ketika menjadi ibu baru sekian tahun yang lalu.

Ketika hamil pertama dulu rasanya “katro” sekali.  Buta, ngga ngerti apa-apa.  Bener-bener sendirian rasanya mengingat ibu saya sudah almarhum ketika itu.  Tidak ada tempat bertanya yang bisa dipercaya.  Informasi belum seperti sekarang yang bisa diakses lewat internet kapan saja dan di mana saja.  Buku panduan kehamilan juga belum sebanyak sekarang. 

When they were a baby : (L) Adek Ganteng  (R) Kakak Cantik
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Siapa yang nggak mau kerja di rumah ?  Kebanyakan orang yang saya temui punya keingingan untuk kerja dari rumah.  Sekarang ini, kerja dari rumah bisa dibilang adalah impian semua orang tak terbatas usia dan jenis kelamin; terutama yang hidupnya di kota besar eh, tepatnya kota macet seperti Jakarta.

Karena Jakarta itu aneh; jarak tempuh belum tentu linier dengan waktu tempuh.  Kalo lagi macet gilak, jarak kurang dari 1 KM bisa ditempuh dalam waktu 2 jam.  Yang bikin tambah bete, ga jelas alasan kemacetannya apa !  Apalagi jika ditambah faktor hujan alamat bisa parkir berjamaah di jalan raya.  Guyuran hujan saja sudah bisa bikin kemacetan nan panjang apalagi ditambah banjir.

Tidak sedikit juga yang berpikir jika bekerja dari rumah bisa sesuka hati alias ga pake aturan. Setelah saya lakonin, ternyata itu salah besar saudara-saudara !  Rupanya, kerja di rumah pun ada aturannya dan berikut ini adalah hal-hal yang biasa saya praktekan.  Alhamdulillah membantu saya beraktivitas dari rumah :


Share
Tweet
Pin
Share
17 comments
Ternyata mengambil foto di tengah kerumunan sangat berbeda dengan menjepret obyek diam.  Selama ini seringnya memfoto orang-orang yang emang niat difoto alias foto narsis.  Kalau orang yang mau difoto narsis to the max (hallah !) ga usah diperintah kadang udah nyosor gaya duluan.  Hampir sama dengan memfoto pemandangan atau landmark di lokasi tertentu misalnya, karena obyeknya yang diem, justru kitanya yang harus aktif bergerak untuk cari angle yang baik.  



Maka ketika lihat kerumunan manusia sebanyak itu untuk menonton Perayaan Cap Go Meh di Jl. Suryakencana, mendadak bingung.  Kalo sampe ga dapet tempat yang strategis, bisa-bisa nanti yang kefoto cuma kepala-kepala hitam lautan manusia ajah.  Akhirnya mata jelalatan cari tempat-tempat yang lebih tinggi sampe coba naik trotoar segala. Namun kurang puas karena pijakannya kurang solid, ngeri jatuh.  

Share
Tweet
Pin
Share
14 comments
"Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.
Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan ia dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jerukke dalam laut - suatu adat yang berasal dari Penang, Malaysia."
http://id.wikipedia.org/wiki/Cap_Go_Meh 
***

Ada dua versi terkait Cap Go Meh yakni versi petani dengan versi orang intelektual. Versi petani Cap Go Meh menandakan perayaan Imlek telah berakhir, keesokan harinya sudah kembali ke ladang atau sawah untuk bekerja sehingga berakhirlah perayaan Imlek pada Cap Go Meh itu. 

Sementara versi intelektual, Cap Go Meh merupakan perayaan dengan nilai ritual di mana para tatung/loya atau dewa membuka kembali stempel para tatungnya yang telah ditutup sebelum perayaan Imlek sebelum dibuka kembali setelah 15 hari terhitung Imlek. Karenanya ada anggapan para tatung atau dewa turun atau kembali ke bumi sehingga perlu diadakan arak-arakan tatung.

Terlepas dari versi mana yang dipakai, kabarnya ketika Dinasti Han memerintah dahulu, perayaan ini tertutup hanya untuk kalangan istana saja.
***

Share
Tweet
Pin
Share
5 comments
Kalau kemaren review film yang ada unsur buku atau penulisan.  Sekarang mau ngomongin film yang mengetengahkan masak-memasak sebagai temanya.

Dibanding memasak, saya lebih hobi makan, hehehe.
Tapi bukan berarti ga bisa masak lho.  Untuk masak yang praktis-praktis aja, masih bisa lah.  Selama masakan saya masih bisa dinikmati orang serumah dan ga bikin mules, itu udah cukup buat saya.

Dari semua film yang sudah saya tonton, ternyata tema memasak ini ngga sebanyak tema buku seperti yang tulis sebelumnya.


Ratatouille

Mimpi menembus segala batasan.  Selagi ada kemampuan, do whatever it takes and you'll achieve it.  Rasanya itu pesan yang ingin disampaikan film animasi ini.  Seekor tikus -yup, tikus- hewan pengerat yang biasanya dimusuhi oleh manusia apalagi jika hubungannya dengan makanan malah jadi berteman bahkan berkolaborasi dalam memasak. Si Tikus bahkan hijrah ke  Paris untuk meraih cita-citanya.  Padahal dalam dunia nyata, masakan dan tikus adalah hal yang tidak boleh bersatu bukan ?

Remy si tikus jenius punya cita rasa tinggi dalam hal kuliner.  Tidak seperti tikus lain yang pemakan segala, rakus dan jorok; sifat Remy lebih selayaknya manusia.

Moral story of the movie is good.  I would say this is one of inspiring  movie not only for kids but for all of us who has A dream.  Go for it !  Chase your dream, no matter what !
As an animation movie lover, what I enjoy the most is French's taste in this film.  The songs, the accent, voila !

Bon appetite, mon ami ...



Share
Tweet
Pin
Share
10 comments
It's been a quite sometime I am figuring out on how to install social media icon onto my blog.  I tried some methods but I didn't like the result.  I could ask someone to do it for me but outsourcing means I have to spend some money.  Anyhow, I prefer to do it by myself just like when I decided to start create this blog.    

I am NOT a Web Designer (I wish I were now).  Not HTML expert either.  But it doesn't mean we can't do it ourselves.  Once I found a post which saying just copy a template of HTML and edit according to our personal conditions such as our url etc etc.  Yet, it ended up with no success to me.  It is not as easy as it looks, my oh my ! 

The spirit of  "If somebody can and so CAN I" made me to keep looking and googling and looking and googling.  Until finally found this simple tutorial on Youtube, it may not the best but it is the most suitable for me; no need a kind of editing HTML (wink-wink with happy face) !


Before you do the installation, make sure you already have social media icon matches to your blog or icons you like the most.  Either you buy or get it free.   Yup, it's free, folks ! Type the keyword on search engines;  free social media icons.  Then voila !  There are plenty of them.  Or try searching by using Pinterest like I did.  It is very an interesting that Pinterest can also act as search engines.  I also found an interesting web where you can get the set of icons by free like this one or here.

Finally, I realized that blogging requires creativity.

Happy blogging ! 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

I feel so crafty today and made this scrappy page.


It's about places I want to see and foods I would to taste once I visit Solo.

Though I've visited Jogja many times which geographically close to Solo but never been to Solo at all.  Weird, isn'it ?!

I wish I could make this trip sometimes this year.

Happy travelling !

thinking to make similar scrappy pages for my other Travel's Bucket List :)




Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit from here
Ketika bepergian, seringnya kita terpusat pada biaya perjalanan seperti tiket, akomodasi, ongkos makan, biaya masuk ke tempat hiburan atau pariwisata di lokasi tujuan dan pastinya untuk belanja-belanji alias shopping.  Most of the time, we didn't consider telecommunication as part of the cost padahal sesungguhnya pos biaya yang satu ini ngga bisa dibilang murah juga.  Terutama jika kita bepergian ke luar negeri dan tidak dengan keluarga, pastinya kerinduan mendera

Ngga aktifasi panggilan internasional nggak mungkin juga toh ?  Antisipasi sekiranya ada situasi darurat yang mengharuskan kita untuk melakukan panggilan pada saat kita sedang berada dalam perjalanan.

Aplikasi yang terinstal di smart phone juga memerlukan koneksi telefoni tiada putus seperti BB Messaging service atau WhatsAp.  Belum lagi kebiasaan update status di social media yang nota bene perlu jaringan internet.  Sudah bisa dipastikan semuanya akan kena biaya roaming !

Dari pengalaman bepergian, terutama ke daerah luar yuridiksi si Bendera Merah Putih (cie cie..); akhirnya nemu juga cara menghemat biaya komunikasi ini.

Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Ended 2013 with family trip to Pangandaran and open 2014 with business trip to Singapore .  It is good opportunity to see China Town which embellish itself to welcoming Chinese New Year which will be due late this January.


The famous statues in front Prada Shop - Orchard Road

It is not complete visiting Singapore without enjoying Orchard Road in the evening, you could see lights everywhere !  The flashing light from the buildings even confirming Orchard as a premium location of the city. 



Last year I came it was during the day.  So yesterday when I saw the stair's lights changes in sequences at one of the shopping mall (I forgot whether it was Takashimaya or else), I decided to frame it.  The lights was changes according to color scheme gradually, it looks nice !
  
Evening @ Orchard Road 


Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Newer Posts
Older Posts

Follow Me


          

recent posts

Popular Posts

  • 5 Mie Ayam Enak di Bogor
  • Serunya Wisata Satu Hari di Cirebon
  • Paralayang; Uji Nyali di Puncak Kebun Teh

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June 2025 (1)
  • ►  2022 (2)
    • ►  June 2022 (2)
  • ►  2021 (12)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  July 2021 (3)
    • ►  June 2021 (2)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  February 2021 (1)
    • ►  January 2021 (4)
  • ►  2020 (7)
    • ►  December 2020 (2)
    • ►  October 2020 (1)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  March 2020 (1)
    • ►  January 2020 (1)
  • ►  2019 (17)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  October 2019 (2)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  February 2019 (1)
    • ►  January 2019 (4)
  • ►  2018 (25)
    • ►  December 2018 (4)
    • ►  November 2018 (4)
    • ►  October 2018 (3)
    • ►  August 2018 (2)
    • ►  July 2018 (5)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (3)
  • ►  2017 (18)
    • ►  December 2017 (5)
    • ►  November 2017 (3)
    • ►  October 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  August 2017 (3)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  April 2017 (1)
    • ►  February 2017 (1)
    • ►  January 2017 (1)
  • ►  2016 (37)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (4)
    • ►  May 2016 (2)
    • ►  April 2016 (9)
    • ►  March 2016 (8)
    • ►  February 2016 (3)
    • ►  January 2016 (6)
  • ►  2015 (75)
    • ►  December 2015 (2)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  September 2015 (6)
    • ►  August 2015 (5)
    • ►  July 2015 (19)
    • ►  June 2015 (4)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  April 2015 (7)
    • ►  March 2015 (5)
    • ►  February 2015 (9)
    • ►  January 2015 (5)
  • ▼  2014 (39)
    • ▼  December 2014 (2)
      • #ProjectSunlight : Masa Depan Sehat Anak Indonesia
      • Fun Cooking : Macaroni Schotel
    • ►  November 2014 (1)
      • Persiapan Kerja Dari Rumah
    • ►  October 2014 (2)
      • Asal Muasal Pink Ribbon untuk Breast Cancer
      • Jatuh Bangun Bisnis Online
    • ►  September 2014 (4)
      • Gigi Bersih, Gigi Sehat The Jakarta Smile
      • My Bucket List; The Dreamed Places
      • DIY : Sushi For Bento
      • Show That You Care; Cancer Campaign
    • ►  August 2014 (5)
      • Things that I could not find from that boy (Peran ...
      • Sepatu Ke-16
      • Mall Fotography
      • (Alih Rupa) Bogor Car Free Day
      • Typo
    • ►  July 2014 (2)
      • The Lorax, How Bad Can It Be Without Trees
      • Youtube Cooking Channel
    • ►  June 2014 (3)
      • Shared of My Life
      • Selfienya Tukang Potret
      • Paralayang; Uji Nyali di Puncak Kebun Teh
    • ►  May 2014 (4)
      • Twisted Story Movie
      • Mengenang Mei 1998, Luka Lain Sebuah Bangsa
      • Manfaat Liburan Bagi Anak
      • 6 Alasan Mengapa Drama Korea Banyak Disukai
    • ►  April 2014 (2)
      • Tambah Seru Dengan Si Ungu
      • Jendela-jendela
    • ►  March 2014 (2)
      • Tahukah Ibu tentang Parenting Di Era Internet ?
      • Tips Kerja Dari Rumah
    • ►  February 2014 (5)
      • Polah Si Pemburu Gambar
      • Perayaan Cap Go Meh Bogor 2014
      • Dari Dapur Turun ke Film
      • How To Add Free Social Media Icons On Blogger
      • Travel's Bucket List #1 - Solo
    • ►  January 2014 (7)
      • 7 Cara Telepon Murah Dari Luar Negeri
      • The Chinese New Year's Flavor in Singapore
  • ►  2013 (36)
    • ►  December 2013 (5)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  June 2013 (1)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (6)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (2)
  • ►  2012 (28)
    • ►  December 2012 (2)
    • ►  November 2012 (3)
    • ►  October 2012 (3)
    • ►  September 2012 (4)
    • ►  August 2012 (4)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  May 2012 (1)
    • ►  April 2012 (1)
    • ►  March 2012 (1)
    • ►  February 2012 (1)
    • ►  January 2012 (3)
  • ►  2011 (28)
    • ►  December 2011 (2)
    • ►  November 2011 (3)
    • ►  October 2011 (1)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  August 2011 (4)
    • ►  July 2011 (2)
    • ►  June 2011 (4)
    • ►  May 2011 (1)
    • ►  April 2011 (4)
    • ►  March 2011 (3)
    • ►  January 2011 (3)
  • ►  2010 (2)
    • ►  December 2010 (1)
    • ►  June 2010 (1)

Created with by BeautyTemplates