What To Do in Lombok

by - January 24, 2015

Senang wisata pantai sekaligus gunung ?  

Lombok should be your perfect choice.

Ini adalah contoh itinerary  ketika kami liburan lalu ke Lombok.  Untuk saya dan anak-anak si penyuka laut dan Suami Ganteng the mountain lover.



D1. Jkt - Lombok, check-in di penginapan di Gili Trawangan.
D2. Eksplorari Gili Trawangan dan sekitarnya.
D3. Check out dan pindah ke Pulau Lombok
D4. Eksplorasi daerah selatan utara Pulau Lombok; kaki Gunung Rinjani
D5. Eksplorasi daerah selatan Pulau Lombok; wisata pantai
D6. Kembali ke Jakarta

How To Get To Gili Trawangan
Jika hendak ke 3 pulau tersebut, lokasi penyeberangan semuanya berada di kawasan Senggigi. Karena lokasi Senggigi memang tepat di seberang 3 Gili.  Makanya di sana banyak ditemukan pelabuhan penyeberangan yang dikelola oleh swasta.  Jika kita ke Lombok dengan menggunakan kapal terbang dan langsung ke Gili, kita bisa cek di tempat menginap apakah mereka menyediakan jasa airport pick-up service.  Artinya, dari airport langsung ke lokasi hotel di Gili, tinggal bawa badan dan ga bingung dengan masalah transportasi.  Biayanya tergantung hotel tempat kita menginap.  Variatif, biasanya mulai dari Rp 1,5 hingga Rp 2 juta.



Namun jika ingin berhemat, dari Praya International Airport, Anda bisa menggunakan taksi (di sana sudah ada Blue Bird dan Express Taxi) ke tempat penyeberangan.  Untuk perahu umum, harga tiketnya sekitar Rp 15.000 per orang.  Perahu kayu dan akan berangkat jika perahu penuh.  Mirip bis ngetem gitu deh.  Durasi penyeberangannya sendiri bisa makan waktu hingga 1 jam.  Karena Praya letaknya lebih mendekati kota Lombok dibandingkan bandara sebelumnya yaitu Selaparang, maka waktu tempuh dari Praya ke Senggigi juga lebih lama, makan waktu kurang lebih 2,5 jam.

Kalau Anda mengedepankan kenyamanan dan waktu, bisa sewa fast boat.  Kami pakai yang ini.  Pertimbangannya, selain karena jumlah penumpang (kami berenam, ada anak kecil) juga faktor keamanan.  Dan mengingat gelombang di musim penghujan ini suka tinggi, kami pilih boat dengan penutup di sisi kiri-kanan perahu.  Waktu tempuh penyeberangan dengan menggunakan fast boat sekitar 20 menit.  Info mengetahui penyewaan perahu dari Lombok ke Gili, selengkapnya bisa lihat di sini.

Wisata 3 Gili & Water Activities
Tidak usah khawatir, banyak operator penyedia wisata ini.  Anda bisa survey langsung di lokasi. Bisa melalu tempat Anda menginap atau lakukan pemesanan sendiri.  Di sekitaran Central (pusat kota Gili Trawangan), banyak ditemukan jasa ini.   Ada yang menawarkan 1 juta rupiah per perahu untuk plesir ke 3 Gili.  Silahkan keluarkan jurus tawar Anda yang paling piawai untuk mendapatkan paket asoy.  Tidak sedikit sales yang menawarkan paket-paket semacam ini.  Kalau menurut saya sih, lebih baik pilih paketnya langsung di lokasi dari pada via internet.

Selain island hopping from Gili to Gili, jangan lupa merasakan sensasi bersepeda di Gili Trawangan. Asik pisan !  Lagi-lagi, lebih murah hampir 40% kalau menyewa sepeda langsung ke operatornya dari pada via hotel.  45 ribu rupiah untuk 24 jam !

Wisata Pantai

Berikut ini adalah pantai-pantai yang sempat kami kunjungi selama di Lombok.

Pantai Senggigi
Yang tak biasa dari Senggigi adalah warna pasir pantainya yang gelap, abu nyaris hitam.  Karena berhadapan dengan Pulau Bali, akibatnya ombak di sini tidak besar jadi relatif aman untuk melakukan aktifitas air.  Di sepanjang pantai Senggigi, banyak terlihat penginapan mulai dari kelas backpacker hingga hotel bintang lima.

Malimbu (1 dan 2)
Ibaratnya, ini Puncak Passnya Lombok.  Bedanya di sini disuguhi pemandangan laut bukan perkebunan teh seperti di Puncak Bogor.  Dari spot yang letaknya masih di kawasan Pantai Senggigi ini, Gili Trawangan terlihat samar karena mendung.  Jika cerah, terutama pada malam hari, deretan lampu sepanjang pantai Gili Trawangan akan terlihat jelas.  Bagus banget.

 Kami berhenti di Malimbu, selain untuk foto-foto, menikmati kelapa muda yang segernya puoll !!

Pemandangan ke arah laut dari Malimbu

Tanjung A’an
Letaknya di selatan Lombok.  Bisa ditempuh kira-kira dalam waktu 1,5 jam dari Praya International Airport.

Jika pasir di Pantai Senggigi gelap, maka di sini pasirnya putih banget.  Mungkin karena lokasinya yang diujung, membuat pantai ini masih sepi pengunjung.  Walaupun kabarnya Tahun Baru adalah peak season, tapi pantai tampak lengang.  Gimana kalo bukan musim liburan ?  Batin saya.

Pasirnya yang putih, suasananya yang sepi, serasa pantai jadi milik sendiri.  Bikin betah berlama-lama.


Sepinya Pantai Tanjung A'an

Pantai Tanjung A'an

Pantai Tanjung A'an


Pink Beach
Rencananya setelah dari Tanjung A'an, kami akan menuju tempat ini.  Namun karena bekas hujan semalam, jalan menuju pantai yang terletak hampir di ujung sebelah tenggara Lombok ini sulit dilalui.  Daripada mengambil resiko mengingat mobil sewaan bukan tipe 4W drive, terpaksalah kami batalkan.  Akhirnya kami harus cukup puas mendengarkan penjelasan dari Pak Taufik, pengendara mobil sewaan yang juga terkadang bertindak sebagai local tour guide kami selama perjalanan di Lombok.

Kami pikir pasirnya betulan berwarna pink.  Ternyata itu merupakan efek permainan cahaya matahari.  Pantulan sinar matahari pagi hari atau sore hari yang sedemikian rupalah hingga mengakibatkan pasirnya tampak berwarna pink.  Artinya, kita harus memperhatikan waktu tiba di lokasi jika benar-benar ingin melihat warna pasir pantai yang nggak biasa itu.  Demikian jelas Pak Taufik.

Ditambahkannya pula, suasana Pink Beach ini lebih sepi dibanding Tanjung A'an.  Wah, seperti apa itu, ya ?

Wisata Kawasan Rinjani

Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep
Wisata ke daerah seputaran Rinjani bukan berarti wisata tanpa air.  Bedanya, yang ini air segar dari kaki Gunung Rinjani.

Pemandangan menyusuri pantai barat Lombok menuju Rinjani

Kami harus menempuh selama hampir 4 jam perjalanan hingga tiba di Senaru.  Yo'i, empat jam naik mobil dari ujung selatan Lombok, tempat kami menginap, untuk sampai ke Senaru yang letaknya di utara pulau. Untuk ukuran di pulau ini, hal tersebut merupakan perjalanan yang jauh mengingat jalanan yang lengang alias jarang kendaraan yang artinya pula empat jam ngga pake macet cuy !




Senaru adalah nama desa yang merupakan salah satu pintu yang dilalui jika akan melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.  Pendakian bisa juga dilakukan melalui Desa Sembalun

Dalam kawasan Geopark Gunung Rinjani ini terdapat 2 air terjun.  Air terjun yang pertama adalah Sendang Gile.  Lokasi air terjun hanya ditempuh sekitar 15 menit berjalan kaki dari pintu gerbang taman wisata.  Jalan setapak sudah dilapisi cone block, nyaman untuk berjalan kaki.

Air Terjun Sindang Gile


Selanjutnya adalah air terjun Tiu Kelep.  Saya pikir perjalanannya sama dengan rute ke Sendang Gile, sudah berlapis semen dan menurun.  Rupanya salah besar !  The real adventure begins when we are heading to the second waterfall...

Selain jalanannya berupa tanah yang diratakan, perjalananannya adalah melulu tanjakan.  Kiri-kanan masih dirapati oleh tumbuhan.  Kadang terlihat monyet berbulu abu-abu bergelantung di pepohonan. Kita juga harus melewati jembatan yang hanya punya pegangan di satu sisi, setelah naik tangga kira-kira setinggi 20 meter dari permukaan tanah.


Tangga nan curam

Kalo ga berani, jangan lihat ke bawah ya !

Setelah melalui jembatan yang bikin deg-deg-an itu, kita akan melalui jalan setapak dengan parit di sisinya.  Airnya jernih, tampak bebatuan di dasar parit.  Jembatan dan parit ini adalah hasil pembangunan Departemen PU yang sayangnya saya lupa tanya pada Dadang, bangunan tersebut dibangun tahun berapa.

Sebelum lupa, Dadang adalah guide kami menuju air terjun.  Awalnya kami setengah hati menyewa jasa Dadang.  Ke air terjun aja kok, pake guide segala ?  Later on, we understand why.

Air jernih mengalir di parit 
Sudah hampir 30 menit berjalan dan belum juga tampak akan tanda-tanda si air terjun, kami mulai bertanya pada Dadang, "Masih jauh, Dang ?"

"Masih, Pak" jawab Dadang.  "Nanti setelah melewati sungai, itu artinya air terjunnya sudah dekat."

Eh, melintasi sungai ?  Keheranan saya terjawab ketika jalan setapak kami putus dan yang terlihat adalah sebuah sungai.  Sungai yang pertama, biasa saja.  Dalamnya air kira-kira hingga pergelangan kaki orang dewasa.  Ternyata sungainya tidak hanya itu.  Setelah berjalan lagi sedikit.  Di hadapan terlihat sungai yang penampakannya lebih heboh dari yang semula.  Waduh !

Dan seperti inilah lintasan sungai yang harus kami lalui.  


Airnya deras juga, loo

Batunya gede-gede bingits !

Begitu kaki menapak ke dalam air sungai, nyessss !!  Sambil merasakan dinginnya air sungai, kami juga harus hati-hati dalam menapaki sungai.  Karena walau tidak dalam namun arus di bawah permukaan deras juga.  Kami juga harus jeli memilih area mana yang akan dipijak; apakah batu sungai yang mungkin licin, atau dasar sungai yang kelihatannya dangkal padahal begitu diinjak, kaki kita akan masuk sampai ke sebatas betis.  

Demi keamanan, kami meminta Dadang yang juga nyambi sebagai porter bagi para pendaki Gunung Rinjani, untuk menggendong Adek Ganteng.  Dari situ, terjawab sudah kenapa kami harus menyisihkan uang sebesar 300 ribu menggunakan jasa Dadang.

Tidak hanya sungai, kami juga harus awas dengan batu-batu sungai berukuran sebesar mobil menggantung di pinggiran sungai.  Ada satu spot, di mana kita harus berjalan di antara dua batu besar dan celah tersebut dialiri air.  

Setelah menerobos sungai dan berjalan hampir satu jam, kami pun disuguhi oleh pemandangan si Tiku Kelep.

Tiu Kelep
Saya tidak berani mendekati hingga di bawah air terjun, karena gak berani dengan aksesnya.  Jadi cukup dari jauhlah saya nikmati pemandangan si air terjun yang sumpe, ini adalah perjalanan menuju air terjun yang paling mendebarkan yang pernah saya lakukan !

Walaupun cukup jauh dari air terjun, namun cipratannya menjangkau tempat di mana saya membidik gambar di atas.  Cekungan yang cukup dalam di bawah air terjun membuat air terjun terpantul kembali dan memberikan efek gerimis dengan area jangkauan yang cukup jauh.  Jika cuaca cerah, pantulan air biasa membentuk pelangi.

Di dekat air terjun ini, airnya sangat jernih dan dingin sekali !

Rupanya selain membangun jembatan dan tangga setinggi 20 meter yang saya sebutkan sebelumnya, pihak PU juga membangun sebuah terowongan yang fungsinya sebagai saluran irigasi dari mata air terjun ke sawah-sawah di pedesaan Senaru.

Ukuran saluran irigasi cukup besar hingga bisa dilalui oleh orang dewasa.  Jika Anda tidak takut gelap dan tidak ingin mengulang jalan menanjak untuk kembali ke pintu masuk geopark ini, bisa memilih melewati saluran air tersebut seperti yang dilakukan oleh Suami Ganteng dan Kaka Cantik. Cuma mereka berdua yang berani mengiyakan ajakan Dadang.  Sedangkan saya dan yang lainnya lebih memilih untuk mengulang jalan yang sama ketika kami pergi tadi.  Begitulah jika punya pasangan yang suka uji nyali !

Pintu masuk lorong irigasi

Kelihatan gak, image lambaian tangan si Suami Ganteng ?

Dalam perjalanan menuju air terjun Tiu Kelep, saya melihat rombongan-rombongan baik wisman maupun lokal yang berjalan tanpa guide.  Namun bagi saya, lebih baik didampingi guide karena jika baru pertama kali, bakalan gak nyangka kalo rutenya mendebarkan seperti itu.

Alasan lain dengan pendamping, mereka akan memberi tahukan spot aman yang bisa dilalui. Terutama di lokasi Tiu Kelep mengingat sudah ada -terutama- wisman yang pergi seorang diri dan berenang di lubuk air terjun namun akhirnya malah berakibat fatal.

Bersenang-senang selama liburan memang harus, tapi keselamatan tetap harus kita utamakan.

Handicraft
Desa-desa di Lombok terkenal juga dengan kerajinan tembikar dan tenun.  Karena lebih tertarik dengan tenun, maka kami pun mengarah ke salah satu sentra tenun.  Dudulnya, saya lupa namanya, maap yahh.

Yang tua, yang memenun

Kalau pria, memenun ikat.  Alatnya pun beda.
  

Cerianya warna kain hasil tenunan



Wisata Kuliner
Selagi di Lombok, tidak afdol rasanya kalo ga cicip the originate taste of Taliwang.  Oleh mas Taufik (pengemudi mobil sewaan kami selama di Lombok) kami direkomendasikan untuk menjajal makanan khas Lombok ini di RM. Taliwang Raya, Jl. Ade Irma Suryani, Mataram Lombok (0370-627149)

Gak nyesel deh, karena rasanya emang juara banget !  Dan baru tahu kalau Taliwang itu ternyata nama salah satu desa di Lombok.  Jadi bumbu ayam a’la Desa Taliwang itu lah yang paling OK dibandingkan dengan bumbu ayam dari dusun lain.  Hmm....

Balik lagi ke RM Taliwang Raya, berikut ini adalah menu pilihan kami.
  • Ayam Pelecing Rp 45ribu
  • Ayam Bakar Madu Rp 45ribu
  • Pelecing Kangkung Rp 15ribu
  • Es Jeruk Nipis Rp 18ribu
Oleh salah seorang kawan, kami disarankan juga untuk mencoba sate kuda khas Lombok.  Tapi ah, rasanya kok gak tega ya ?  Di Gili kemarin naik Cidomo yang ditarik kuda, kok sekarang malah makan dagingnya !  Hardcore banget rasanya, bayangin kuda sambil gigit dagingnya ... gak dulu deh ^_^


Oleh-oleh
Jogja beken dengan Mirota dan kaos Dagadu.  Bali terkenal dengan Krisna dan Joger.  Lombok juga gak mau kalah.  Temukan kaos khas Lombok di Kaos Sasaku, Jl. Raya Lembar, Dasan Cermen, Mataram.  Harga kaos mulai dari Rp 75ribu.  Selain kaos, mereka juga menyediakan pernak-pernik khas Lombok lainnya.

Untuk makanan oleh-oleh Lombok seperti madu putih atau madu biasa, aneka penganan dari kacang mete dan dodol, sile mampir ke Phoenix Food (0370-6611899).

Selain madu dan mutiara, Anda bisa juga membeli minyak lawang.  Fungsinya mirip dengan parem kocok.  Cocok untuk minyak urut karena pegal-pegal, tapi yang ini rasanya lebih jos.  Karena karakternya ini, tidak sedikit orang yang kurang suka dengan aromanya yang so strong dan efek panasnya di kulit. 

Pulang dari Lombok, tambah lagi cerita kami tentang kekayaan alam Indonesia.  Tambah lagi pengetahuan kami akan Indonesia.

Mau laut ?  Banyak.
Mau gunung, ada juga.

Di Lombok, we really had a good time !

You May Also Like

15 comments

  1. Aku tahun 2013 ke Lombok, Mak. Suka banget sama air terjunnya. Perjalanannya yang berat terbayar puas sama indahya air terjun :)

    Salam kenal, Mak ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ke Tiu Kelep juga, Mak Lestarie ? Hihihi, seru pisan ya rutenya, itung-itung tracking.
      Salam kenal juga.

      Delete
  2. Waaah indah bangeeet. Jadi pengin ke Lombooook nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makin sering ngebolang di Indonesia, makin sadar kalau negeri ini memang bagoosss

      Delete
  3. keren ya mba Ratna, pantainya relativ masih bersih banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. keren banget, mba Yanti. Seminggu rasanya kurang. Pengen diulang hehehe

      Delete
  4. Dulu ke lombok 10 tahun yl, tahunya cuma pantai n gili terawangan doang, hehe.
    Baru tahu ada tilu kelep. Jadi pengen ke sana juga...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aeh, Mak. Dirimu ke sana 10 thn yll, sepinya kayak apa tuh ?
      NTB sedang "menggeliat", makanya potensi pariwisata dikembangkan.

      Delete
  5. menarik ini kalau kelombok ya. lombok juga bisa jadi alternatif selain bali. tapi ada banyak tempat liburan yang 'ramah' tidak untuk anak ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau menurut saya sih, pantai Lombok cukup ramah untuk anak-anak. relatif tidak ada ombaknya.

      Delete
  6. Kayaknya gelap ajah itu saluran irigasinya. Kelihatannya, saya juga gak bakal berani hihihi

    ReplyDelete
  7. waah asik banget travel sama kluarga. Kenapa ga ada pemandangan sanset di lokasi senggigi, padahal di situ lokasi sempurna buat liat pemandangan matahari tenggelam.. buat temen" yang mau rencana juga k lombok, pastikan kondisi tubuh dalam ke adaan sehat selalu..

    ReplyDelete

Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !