My Dairy Note's

Life Style & Family Blog Indonesia

    • Home
    • About
    • Disclosure
    • Life Style
      • Books & Movie
      • Travel
      • Culinary
      • Fotografi
    • Women in Tech
      • Blogging
      • Techno
    • Midlife Series
      • Family
      • Wellness
    • Career & Project Management
      • Project Management
Bluder Gulung Keju

Menyenangkan rasanya week end kemarin bisa foto-foto lagi setelah sekian lama kamera nganggur; kombinasi rasa malas dan gak ada ide motret.  Memanjakan rasa malas memang tidak baik.  

Kembali ke topik awal, bintang utama motret week end (lucuk juga jadi hashtag, ya?) kali ini adalah Bluder Gulung Tallubi.  Udah pada tahu Tallubi?  Ye betul; tepatnya adalah Bika Bogor Tallubi, toko oleh-oleh khas Bogor yang menawarkan beragam varian kue yang unik dan cocok dijadikan buah tangan khas Bogor.  

Tallubi ini memang dikenal inovatif dalam mengolah hasil bumi Bogor yang terkenal akan talas Bogor dan pisang.  Sebut saja kue bika berbahan talas, sejenis umbian-umbian yang melimpah di Bogor, itulah alasan mengapa namanya Bika Bogor Tallubi.  

Disusul dengan Brownies Ketan Hitam dipadu dengan talas Bogor, masih mengoptimalkan tumbuhan iconic Bogor tersebut.  Hasil bumi Bogor semacam pisang pun dimunculkan dalam New York Style Banana Cheese Cake dan Pillsbury Banana Cake.  

Alhamdulillah, ternyata saya sudah coba semua produk Bika Bogor Tallubi.  #rejeki blogger solehah 😎

Bluder Gulung Abon Mayo

Dan inovasi kekinian dari Bika Tallubi Bogor adalah Bluder Gulung.  Tidak seperti sebelumnya berupa kue, kudapan ini dihadirkan untuk memanjakan lidah para penggemar roti.  Ciri khas lainnya adalah teksturnya yang empuk dan terlihat berserat saat disobek.  

Sepintas terlihat mirip kue, padat montok.  Keempukannya langsung terasa saat memotong si Bluder Gulung yang bentuknya seperti bolu gulung.   Terlihat remah-remah berjatuhan sebagaimana yang ditemukan pada roti umumnya.  Ternyata tidak sepadat penampakannya.  Terlebih saat dikunyah.  So lembuuuut, selembut hatimu #eh

Maka selain jadi opsi baru sebagai oleh-oleh khas Bogor, buat saya Bluder Gulung Tallubi ini dapat dijadikan pilihan sarapan pagi karena ke-roti-annya ini.

Si Bluder Gulung lembut ini bisa diperoleh di gerai-gerai Tallubi.  Malas jalan?  Bisa minta babang kurir (JNE YES/Grab/Gojek) tentunya dengan menghubungi para mimin Bika Talubi Bogor di:

WA: 08884829626 
Line: @bikabogor 

Bluder Gulung Coklat

Maka setelah photo session usai, tiga varian rasa yaitu Bluder Gulung Coklat (Rp 29.000), Bluder Gulung Keju (Rp 32.000) dan Bluder Abon Mayo (Rp 38.000) langsung lumer di lidah saya dan anak-anak. 

Memang selera sih, tapi dari ketiga rasa tersebut, buat saya Bluder Gulung Abon Mayo yang juwarak!  Rasa abonnya dominan dibanding si mayo, plus isian abon yang ngga pelit. 

Berani coba?






Share
Tweet
Pin
Share
6 comments


Semenjak mengakrabkan diri dengan fotografi, saya jadi mengenal istilah negative space.

in art, is the space around and between the subject(s) of an image. Negative space may be most evident when the space around a subject, not the subject itself, forms an interesting or artistically relevant shape, and such space occasionally is used to artistic effect as the "real" subject of an image

Dalam seni khususnya seni visual, yang dimaksud sebagai ruang negatif adalah ruang yang lebih di sekitar obyek utama. Rupanya ketertarikan akan negative space ini sudah dimulai dari semenjak lama.

Berbasis pengalaman yang pernah saya praktekkan, si negative space ini dapat dihasilkan dari penggunaan props yang minimalis atau sebagai akibat dari over exposure.

Foto minimalis pernah saya tulis di sini.  Sedangkan over exposure lebih tepat jika disebut sebagai "kesalahan" dalam merekam dokumentasi visual.  Kumpulan kesalahan tersebut, saya kumpulkan di sini.

Walau sebutannya negative space, namun ruang kosong ini banyak kegunaannya, lho.  Tiga contoh berikut sudah pernah saya lakukan.

1. Make your own calendar

Berangkat dari ingin memamerkan hasil jepretan, dua tahun yang lalu, saya pernah memproduksi eh, membuat kalendar meja dan saya jual ke teman-teman terdekat.  

Semuanya dikerjakan sendiri; mulai dari motret, foto editing, lay-out, design konsep, kurasi foto , mencari tukang, promosi, taking order hingga delivery.  Untuk proyek percoabaan ini, saya batasi produksi di angka 50 pieces dan habis! 😎

Capek?  Pastinya.

Dapet keuntungan berapa dari hasil jualan kalender? 

Alih-alih menghitung keuntungan ekonomi, saya sudah "cukup" bahagia mendengar komentar teman-teman akan kalender buatan saya.  Segala keriweuhan, kantuk efek ngedit sampai larut malam; musnah sudah.  Walaupun secara ekonomi belum bisa dikatakan "untung", ada rasa tersendiri yang membuahkan bangga en sing penting bagja alias happy!  Kepuasaannya nggak ketaker sama duit, ceileeee!

Ada pembuktian bahwa saya bisa membuat calendar yang layak jual.  Dan semuanya diawali dari keinginan sederhan "mendayagunakan" foto-foto yang bertema negative space 😎

Readers tak ingin kalender untuk keperluan komersil dan maunya kalendar yang lebih bersifat personal?  Bisa mencobanya menggunakan foto-foto keluarga.  Hasilnya kalendar tampil berbeda dan sekaligus jadi hiasan yang dekoratif.






2. Homemade thumbnail post

Readers juga ngeblog dan sering download free image from photo stockist untuk keperluan blogging?  Gak pa-pa juga sih kalo masih melakukannya.  Saya pun terkadang melakukannya 😄

Namun selama masih ada stok gambar hasil jepretan sendiri dan sesuai dengan konten yang sedang saya tulis, biasanya saya memilih menggunakan foto sendiri.  Selain mempercantik konten blog pribadi, kapan lagi pamer foto hasil jepretan pribadi 😄

Dan level kepuasannya itu maksimal warbiyasak!

Mengapa?
Karena rasanya double attack.  Mulai dari konten, gambar termasuk thumbnail semuanya dikerjain sendiri!









3. Digital Hari Raya Card

Kartu ucapan Hari Rarya seperti Lebarang menggunakan foto keluarga itu sudah biasa.  Coba sesekali membuat yang anti mainstream.

Pilih koleksi foto Readers di mana objek fotonya mewakili tema Hari Raya.

Contohnya foto dengan POI handle pintu yang saya ambil saat mengunjungi Lawang Sewu, Semarang ini.

Ruang kosong itu sebetulnya adalah over exposure karena foto diambil secara backlight.  Justru space itu dimanfaatkan untuk menulis greeting hari raya dengan menyematkan keyword pintu.  Jadinya nyambung 'kan?  #maksa hahaha

Kira-kira begitulah ilustrasinya.  Bisa dieksplore lagi, siapa tahu Readers malah memiliki ide-ide yang lebih briliant.



4.  Ada ide lain?

Sharing di kolom komentar, yoook! 😄


Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Newer Posts
Older Posts

Follow Me


          

recent posts

Popular Posts

  • 5 Mie Ayam Enak di Bogor
  • Serunya Wisata Satu Hari di Cirebon
  • Paralayang; Uji Nyali di Puncak Kebun Teh

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June 2025 (1)
  • ►  2022 (2)
    • ►  June 2022 (2)
  • ►  2021 (12)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  July 2021 (3)
    • ►  June 2021 (2)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  February 2021 (1)
    • ►  January 2021 (4)
  • ►  2020 (7)
    • ►  December 2020 (2)
    • ►  October 2020 (1)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  March 2020 (1)
    • ►  January 2020 (1)
  • ▼  2019 (17)
    • ►  November 2019 (1)
    • ▼  October 2019 (2)
      • Week end Bersama Bluder Gulung dari Bika Tallubi B...
      • 3 Hal Yang Bisa Dilakukan dengan Negative Space da...
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  February 2019 (1)
    • ►  January 2019 (4)
  • ►  2018 (25)
    • ►  December 2018 (4)
    • ►  November 2018 (4)
    • ►  October 2018 (3)
    • ►  August 2018 (2)
    • ►  July 2018 (5)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (3)
  • ►  2017 (18)
    • ►  December 2017 (5)
    • ►  November 2017 (3)
    • ►  October 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  August 2017 (3)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  April 2017 (1)
    • ►  February 2017 (1)
    • ►  January 2017 (1)
  • ►  2016 (37)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (4)
    • ►  May 2016 (2)
    • ►  April 2016 (9)
    • ►  March 2016 (8)
    • ►  February 2016 (3)
    • ►  January 2016 (6)
  • ►  2015 (75)
    • ►  December 2015 (2)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  September 2015 (6)
    • ►  August 2015 (5)
    • ►  July 2015 (19)
    • ►  June 2015 (4)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  April 2015 (7)
    • ►  March 2015 (5)
    • ►  February 2015 (9)
    • ►  January 2015 (5)
  • ►  2014 (39)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  November 2014 (1)
    • ►  October 2014 (2)
    • ►  September 2014 (4)
    • ►  August 2014 (5)
    • ►  July 2014 (2)
    • ►  June 2014 (3)
    • ►  May 2014 (4)
    • ►  April 2014 (2)
    • ►  March 2014 (2)
    • ►  February 2014 (5)
    • ►  January 2014 (7)
  • ►  2013 (36)
    • ►  December 2013 (5)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  June 2013 (1)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (6)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (2)
  • ►  2012 (28)
    • ►  December 2012 (2)
    • ►  November 2012 (3)
    • ►  October 2012 (3)
    • ►  September 2012 (4)
    • ►  August 2012 (4)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  May 2012 (1)
    • ►  April 2012 (1)
    • ►  March 2012 (1)
    • ►  February 2012 (1)
    • ►  January 2012 (3)
  • ►  2011 (28)
    • ►  December 2011 (2)
    • ►  November 2011 (3)
    • ►  October 2011 (1)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  August 2011 (4)
    • ►  July 2011 (2)
    • ►  June 2011 (4)
    • ►  May 2011 (1)
    • ►  April 2011 (4)
    • ►  March 2011 (3)
    • ►  January 2011 (3)
  • ►  2010 (2)
    • ►  December 2010 (1)
    • ►  June 2010 (1)

Created with by BeautyTemplates