Berkunjung ke Imah Nini di Bogor
"Jadi kita ketemuannya di Imah Nini, aja."
Demikian pesan yang terbaca siang itu di salah satu grup aplikasi texting yang saya ikuti. Membaca nama tempatnya, terdengar lucu di telinga saya. Karena dalam Bahasa Sunda, Imah artinya rumah dan Nini adalah panggilan untuk nenek.
Sebelumnya udah pernah dengar Bumi Aki [Rumah Kakek], yang ini Imah Nini. Hihihi, lucu dan unik, ya ? Both are ear catchy.
Mengingat banyak kafe dan resto baru di Bogor yang tumbuh bak jamur di musim hujan, selain konsep, nama pun jadi urusan yang tidak bisa diabaikan oleh pengelola kafe. Semakin unik, semakin menarik perhatian pengunjung.
Tempatnya cozy, makanannya lumayan dan koneksi wifinya not bad. Demikian papar Alma. Mengingat tujuan pertemuan adalah silaturahim sekalian ngobrol santai tentang blogging, sukur-sukur ada yang bisa dipraktekkan langsung, maka koneksi internet perlu dimasukkan dalam syarat pemilihan tempat. Maklum -ngakunya- blogger ^_^. So, jadilah siang itu kami - Alma, Iwed, mba Yanti dan saya berkumpul di Imah Nini.
Ternyata ngga susah nyari Imah Nini, tepatnya di salah satu bangunan ruko di ruas Jl. Bangbarung No. 6C, Bogor. Begitu menjejakkan kaki di sana, aroma jadul langsung menguar dan kenangan akan rumah si Mbah [orang tua Bokap] pun pun menyergap. Semua karena ornamen dan barang-barang yang ada dalam kafe.
Yang dipojokan itu adalah Barista's Corner
Mulai dari furnitur yang serba kayu dengan rotan sebagai sandaran dan alas kursi. Meja marmer berikut hiasan dinding dan pernak-pernik lainnya. Semuanya vintage ! Di sudut ruangan lantai dasar ditaruh piano, berdekatan dengan sebuah kursi goyang dan gramofon . Ngga ngerti juga, itu gramofon masih bisa dipakai atau hanya berfungsi sebagai dekoratif semata. Begitu juga dengan sejumlah cangkir dan rupa-rupa jenis pecah-belah yang biasa dilihat di rumah Mbah waktu saya kecil dulu.
(Ki) Nakas (Ka) Cermin sekaligus tempat topi
Mencoba eksploitasi tempat ini, saya naik ke lantai dua, walau meja kami di lantai dasar ^_^. Di lantai dua perangkat kursi lebih banyak lagi namun ruangan di sini tidak dilengkapi pendingin karena area ini diperuntukkan bagi pengunjung yang merokok. Untuk keperluan sirkulasi udara, jendela di lantai dua ini pun dibiarkan terbuka.
Di salah satu sudut ruang, ditaruh meja dengan ornamen botol limun warna-warni. Ya ampun, nguber kemana aja nih owner Imah Nini bisa sampe punya koleksi seperti ini ? Salut deh !
Sisa siang itu saya habiskan dengan kawan-kawan cantik di Imah Nini. Walau tidak menyesap kopi hasil brew mereka sendiri, Imah Nini has certainly throw my memory back !
Abaikan tas biru saya ^_^
13 comments
namanya unik :)
ReplyDeletekirain saya ini rumah betulan, eh ga tahunya cafe...
*kreatif euy yang bikin
Hatur nuhun mas Huda sudah berkunjung ke Imah Nini eh, ke lapak saya ^_^
Deletewaaaa. rantang, dulu simbah putri suka bawain maem pake rantang ke sawah...
ReplyDeleteSecara dulu belum ada plastik, mas Adi
Deletebaca judulnya saya pikir lagi pulang kampung... rupanya lagi kafe, rumah makan, tmpat kongkow ya.. :)
ReplyDeleteMaafkan jika tertipu, Bang Ginting ^_^
DeleteTerima kasih sudah mampir.
tempatnya unik, ntar tak coba main kalau ke Bogor hehehe
ReplyDeleteDari pertama datang, saya juga langsung suka sama ambiencenya. Memang unik, terasa konsepnya
Deletehihihi jadi berasa kayak di rumah veneran suasananya :)
ReplyDeleteemang, mirip banget. cobain deh...
DeleteBoleh nih buat tempat ngopi bareng di Bogor... btw spooky ga tuh secara ada kursi goyang antik hihihi....
ReplyDeleteJadul...bikin flashback ke masa lalu...indahnya masa kecil.
ReplyDeleteTerimakasih, Kami Sangat Gembira atas Kepuasan Pelanggan dan akan kami jaga kepuasan pelanggan...Siapapun akan senang ke Imah Nini alias Rumah Nenek alias Grandmo Home.. :-)
ReplyDeleteHai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !