Travel Blog; Update Apa Selama Masa Pandemi Covid19?

by - July 21, 2021



Dengan pertimbangan kurva penderita #covid-19 belum landai, akhirnya Pemerintah memutuskan untuk extend PPKM Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) hingga 25 Juli 2021.  Bagi yang kangen berat sama traveling, mau-gak-mau kebijakan ini memupus harapan akan bisa ukur jalan lagi [baca bepergian].   Seperti yang seringkali dituliskan, saya bukan seorang traveler blogger profesional macam Mbak Trinity Sang Naked Traveler.  Namun saya senang menuliskan hal-hal seputaran bepergian dan menjelajah tempat baru.  Tidak sedikit postingan saya terinspirasi dari hasil jalan-jalan.  Karenanya paham betul dampak dari keputusan tersebut bagi travel blog.

Lalu apakah artinya gak akan buat postingan tentang traveling lagi?  Ternyata pikiran itu keliru.  Ada banyak topik yang bisa ditulis di website travel untuk update blog semasa pandemi covid19 ini.  Kita jajaki yuk opsi alternatifnya.

1. Menuliskan kegiatan jika sedang tidak bepergian.  

Pandemic atau tidak, tak selamanya juga seseorang on the road terus.  Pastinya ada masa dimana seorang traveler pun rindu akan rumah.  Ngga ada salahnya juga kan diceritain, ngapain aja tuh kalau kita #dirumahaja.

Berkaca pada diri sendiri, pada dasarnya saya orang rumahan.  Tidak dalam kondisi pandemi seperti ini pun, lebih suka di rumah.  Keluar rumah jika ada hal yang penting saja.  Cuma beda cerita jika terpaksa "dirumahkan" seperti sekarang.  Ternyata perlu stress release juga, lho.


Pantai Gili Trawangan di waktu malam

2. Menuliskan travel bucket list

Everything starts with dreams!  Termasuk berangan-angan ke tempat favorit yang ingin dikunjungi.  Di satu sisi, ini baik karena masih mempunyai harapan bahwa dunia akan kembali membaik seperti sedia kala, yekan?  

Kalo buat saya, punya travel bucket list itu semacam optimisme.  Meski entah kapan dapat direalisasikan 😁

Sing penting ditulis aja dulu.  Menurut para psikologis menuliskan tujuan dan target akan membantu kita melihatnya secara lebih eksplisit.  Menurut saya itu valid.  Karena saat menuliskan travel bucket list, biasanya saya berdasarkan referensi -entah bacaan atau pengalaman teman- yang bisa diandalkan.  Pemilihan tempat biasanya didasarkan akan rasa keingintahuan kita juga, bukan?


Ibaratnya, menuliskan travel bucket list sudah merupakan bagian dari proses mewujudkan impian.  Dari sejumlah travel bucket list yang saya posting bertahun-tahun lalu, alhamdulillah sudah satu tercapai; yaitu Lombok Gili Trawangan.  Lainnya belum heheheh, insya Allah menyusul.

Mumpung bermimpi masih gratis, marilah kita mulai menuliskan impian kita.  Yuk!



3. Share your favorite travel apps

Tidak mesti travel application, lho ya.  It can be anything; travel blogs atau travel website yang kontennya informatif, dapat dijadikan referensi yang membantu kita dalam merancang perjalanan merealisasikan poin no. 2 di atas 😉

Di jaman digital yang most likely orang pada punya blog dan juga senang traveling, maka informasi tentang traveling berlimpah.  Tinggal kita cari aja.  Dalam hal ini saya ngga fanatik dengan satu website.  I'm open minded about all of them.  Justru dari membaca multiple blog ini, saya bisa punya informasi lebih.  Kekurangan informasi di blog yang satu, akan dilengkpai oleh blog lainnya.  

Google Maps juga salah satu aplikasi andalan.  Peta digital ini sangat membantu dalam menemukan lokasi, terutama jika destinasi masih dalam jangkauan internet.


Paket internet dari penyedia operator juga penting.  Gimana cerita bisa akses GMaps tanpa kuota internet, yes?  Biasanya saya bandingkan paket internet dari operator selular tempat saya berlangganan apakah mempunyai kerja sama dengan opsel negara tujuan.  Apakah lebih ekonomis dibanding membeli kartu sekali pakai di tempat tujuan, misalnya? 

Oiya, satu lagi, online currency converter.  Ini penting karena menyangkut isi dompet hehehe.



4. Tulis tentang essential item yang dibawa traveling

Nah, ini juga bisa jadi topik seru untuk update travel blog kalian.  Kenapa?  Konon traveling bisa menyiratkan karakter seseorang.  Dalam hal bepergian yang notabene meninggalkan rumah in terms of period of time, pastinya ada barang-barang yang kita bawa, selebihnya ditinggalkan.  Dengan kata lain, level of kerempongan akan terpampang nyata di situ 😁

Bagi yang sering bepergian, pastinya punya  item-item wajib bepergian.  


5. Menuliskan the best/the most memorable trips

Semua perjalanan liburan, mau kemana pun tujuannya dengan siapapun perginya, selalu menyenangkan dan punya cerita yang tak terlupakan.  Namun pergi berdua saja dengan anak ternyata jadi pengalaman yang berbeda.

Maka update blog yang baru lalu saya tulis week end gateway ke Singapura pergi berdua saja dengan Si Sulung which is absolutely an awesome journey!


6. Menuliskan kesan-kesan akan suatu tempat/perjalanan

Pulang dari bepergian, selain memory card penuh foto, biasanya pikiran saya terisi kembali dengan hal-hal baru.  Traveling semacam feeding my soul and mind.  Dari hasil mengamati selama perjalanan, banyak pelajaran yang saya dapatkan, beragam "sense" yang saya rasakan.  Semuanya terekam dalam ingatan dan jadi lumbung ide yang tak berkesudahan.  Rasanya tambah lagi perspektif baru.

Dari sini biasanya saya menulis banyak hal.  Entah menuliskan tentang perjalanan itu sendiri atau buah pikiran hasil traveling.



7. Freezing moment; what and how to take better photos during traveling

Salah satu alat gak ketinggalan dibawa saat traveling berempat adalah tripod.  Meski repot tapi lihat hasilnya lebih puas dibanding minta tolong orang lain.  Mungkin ini resiko pakai DSLR, kurang praktis dan tidak sedikit yang terintimidatif dengan kamera jenis ini 😂

Saat mendokumentasikan perjalanan, saya selalu usahakan tidak sekadar, selfie sana-sana lalu bhay!  Saya berupaya menangkap momen, memperhatikan surrounding sambil mencari detil-detil unik.  Saya percaya setiap tempat punyak ciri khasnya sendiri.  Kekurangannya adalah, saking fokusnya dengan detil-detil tersebut dan gak mau kehabisan gambar, akibatnya baru sadar kalau ngga punya foto diri sendiri 😆


Belakangan saya belajar untuk minta diabadikan juga oleh orang lain.  Terlepas dari hasilnya, saya tetap appreciate karena punya rekam jejak dari setiap tempat yang dikunjungi.

Baca yang ini deh; Getting Around Myeong-Dong


8. Jadi turis di "rumah" sendiri 

Acapkali kita terbentur mindset sendiri.  Jalan-jalan identik dengan bepergian jauh.  Staycation selalu dikonotasikan dengan menginap di hotel.  Padahal kenyataannya tidaklah demikian.  Baca lagi yang saya quote dari The New York Times tentang staycation.

Terjebak di dalam kota sendiri karena pandemi, jadikan sebagai momentum untuk mengenali kota di mana kita tinggal.  Jelajahi untuk cari tahu kawasan menariknya; seperti Suryakencana untuk Bogor atau hal unik di sepanjang Braga bagi yang tinggal di Bandung.  Opsi lain,  cari ruang publik terbuka seperti taman kota, siapa tahu bisa piknik gratis?  


9. Menuliskan topik tentang makanan [favorit] saat traveling

Buat saya, traveling is about places-people-and food [for sure!].  All together bundled into traveling experience itself.  Anyhow, apalah artinya people without food, yes?

Maka dari itu, topik makanan ini beberapa kali jadi bahan postingan untuk update blog.  Jika memungkinkan [baca halal] saya akan mencobanya.  Kalaupun tidak, cukup potretnya aja yang menghiasi blog ini.  Ini berdasarkan trip ke Bangkok dan Seoul.  


Beberapa pengalaman dengan makanan selama traveling saya kemas menjadi postingan dan dibuat segmen khususnya dengan label culinary.  Chek it out!


Terakhir, 

10. How traveling can help your mental health

Riset the American Psychological Association menunjukan, mereka yang sering berpergian mampu menangani stres dengan lebih mudah. Berpergian memungkinkan kita untuk sementara waktu menarik diri dari lingkungan dan situasi yang membuat kita tertekan. Hal tersebut yang membantu kita untuk mengurangi tekanan, mendapatkan beberapa pandangan dan memusatkan kembali pikiran.

Disamping recharging pikiran dan jiwa, buat saya traveling adalah media kontemplasi, mostly belajar mengenai diri sendiri.

Seperti update blog berikut yaitu pemikiran buah hasil sejumlah solo traveling. 



Akhirnya lewat postingan ini ijinkan saya mengingatkan kembali jika saya bukan blogger perjalanan profesional.  Hanya blogger biasa yang punya keinginan untuk tetap update blog semasa pandemi covid19 ini dengan topik yang berkaitan dengan perjalanan. 

Tulisan inipun demi peremajaan blog setelah sekian lama ngga update.   Tulisan yang dibuat dengan mengingat lagi perjalanan yang pernah dilakukan.  Ide dari jalan-jalan bagai sumur tanpa dasar, selalu ada yang timbul, tak pernah habis.  Dan foto-foto perjalanan sebagai pengikat ingatan itu.

Harapannya, saran-saran di atas dapat saling menginpirasi.  Penting untuk menjaga agar pikiran tetap fokus,  bikin hati tenang dan Insya Allah bermanfaat untuk naikin imunitas.

Salam sehat!





You May Also Like

10 comments

  1. Iya setuju banget Mbak, eksplorasi daerah sendiri pun menyenangkan dan kadang kaget karena banyak hal baru yang bisa kita temui ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan lebih ekonomis karena ga perlu ongkos penginapan hehehe.

      Delete
  2. Halo Mbak, makasih banget ide nulis tentang traveling selama pandemi. Sedih banget ya travel blogger tapi gak bisa traveling. Wkwk..

    Saya juga sukanya mengais2 kenangan aja nih sisa2 jalan-jalan kapan tahun..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya begitulah kalau kontennya dominan ttg jalan-jalan. Dengan kondisi sekarang ada tuntutan utk lebih kreatif membuat postingan. Salam kenal juga.

      Delete
  3. Aku termasuk travel blogger yang udah mulai susah nyari ide tulisan mba hahahahaha. Udah setahun ga jalan2. Padahal sblmnya rutin.

    Sempet sih ada ide mau nulis ttg bbrp tema yg mba tulis di atas. Kayak kegiatan pas pandemi begini, ATO bucket list. Tapi ntah kenapa nyari kata2nya kok ya susah. Kayak stuck :(. Bisa JD aku udh terlalu jenuh dan kangen jalan.

    Tapi bagus juga ide yg tentang the best moment saat traveling.

    Kebetulan Minggu depan udah waktunya aku update tulisan. Kalo skr ini sih, aku tuh sampe bikin itin utk perjalanan akan datang pas oandemi berakhir. Jepang dan NZ. Bikin itinnya ini aja udah happy banget ya mba. Krn berasa serunya, trus Googling segala referensi ttg spot yg cantik2 buat didatangin.

    Pas itinnya jadi, aku lgs berdoa ini hrs bisa dieksekusi, walo ntah kapan :(.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga seneng buat itin. Belum pergi aja udah seneng. Rasanya the excitement starts with drafting the itinerary hehehehe

      Delete
  4. sama kayak mbak Fany, sejak pandemi aku bingung dulu mau nulis apaan, udah ga bisa kemana mana sekian bulan, rasanya stuck
    tapi kalau blog ga diupdate, sayang aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi benar ya, bahwasanya kita butuh trigger untuk mencetuskan sesuatu. Semangat mbak. Sayapun sedang memotivasi diri kembali untuk menulis, the lonely-ness work ever existed, katanya.

      Delete
  5. wiii mantapp idenya banyak.. makasi mba ratna :*
    kalo aku yaa emang jarang treveling sejak sebelum pandemi. malah postingan jalan2 yg lama belum diupdate ajah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi dirimu rajin update resep masakan kaannn?

      Delete

Hai ^_^
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya di blog ini.
Silakan tinggalkan komentar yang baik.
Mohon maaf, komentar anonim maupun yang sifatnya spam, tidak akan dipublikasikan.
Keep reading and Salam !